PDAM Pastikan Pasokan Air Bersih saat WFH dan Stay Home Aman
MANGUPURA, NusaBali
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mangutama Kabupaten Badung memastikan kebutuhan air bersih untuk masyarakat di wilayah Kecamatan Kuta dan Kuta Selatan saat Covid-19 atau virus Corona masih terpenuhi.
Meski saat ini sebagian besar masyarakat bekerja dari rumah atau work from home (WFH) dan stay home, hal itu tidak membuat pasokan air terpengaruh. Pasalnya, air bersih yang dipasok ke sejumlah akomodasi pariwisata dialihkan untuk kebutuhan masyarakat.
Direktur Teknik PDAM Tirta Mangutama I Wayan Suyasa menerangkan untuk penggunaan air bersih saat ini memang tergolong cukup tinggi. Pasalnya, sebagian besar masyarakat mengikuti imbauan pemerintah untuk kerja dari rumah dan tetap berada di dalam rumah. Sehingga, aktivitas di rumah lebih banyak dan penggunaan air bersih lebih dominan.
“Untuk ketersediaan air di wilayah Kuta dan Kuta Selatan saat ini masih terpenuhi. Meski saat ini banyak masyarakat yang bekerja dari rumah, tidak membuat pasokan air berkurang. Sehingga PDAM tidak menambah produksi air bersih per harinya,” ujar Suyasa, Senin (6/4) sore.
Produksi air bersih di estuari dam Suwung, Denpasar Selatan per harinya sebelum adanya imbauan WFH dan stay home mencapai 500 liter per detik. Air bersih itu disalurkan ke sejumlah pengguna di Badung Selatan. Pun saat mencuatnya Covid-19 dan adanya imbauan WFH, produksi air bersih tetap sama. Tidak adanya penambahan produksi air itu karena berbagai faktor, salah satunya lantaran wisatawan mulai turun dan penggunaan air bersih di sarana akomodasi pariwisata juga menurun.
“Jadi untuk saat ini, banyak hotel dan akomodasi pariwisata lainnya yang ada di Kuta dan Kuta Selatan, pemakaian air bersih dari PDAM berkurang. Nah, air inilah yang kami alihkan ke masyarakat. Sehingga tidak harus menambah produksi,” ungkap Suyasa.
Meski tidak melakukan penambahan produksi air, saat ini pihaknya melakukan berbagai upaya pembersihan di estuari dam agar air masuk ke mesin pengolahan menjadi lancar. Hal ini disebabkan saat musim penghujan, banyak sampah yang menyumbat aliran air dan lumpur yang cukup tinggi. Sehingga, debit air yang masuk ke mesin pengolahan semakin sedikit.
“Saat ini kami tetap menjaga produksi air kita. Harapannya agar tidak ada kendala pasokan air ke masyarakat selama masa seperti ini. Makanya, kami selalu pantau dan lakukan pembersihan, supaya tidak ada sampah, kayu, dan lainnya yang menghalangi air ke mesin pengolahan,” ujar Suyasa. *dar
Direktur Teknik PDAM Tirta Mangutama I Wayan Suyasa menerangkan untuk penggunaan air bersih saat ini memang tergolong cukup tinggi. Pasalnya, sebagian besar masyarakat mengikuti imbauan pemerintah untuk kerja dari rumah dan tetap berada di dalam rumah. Sehingga, aktivitas di rumah lebih banyak dan penggunaan air bersih lebih dominan.
“Untuk ketersediaan air di wilayah Kuta dan Kuta Selatan saat ini masih terpenuhi. Meski saat ini banyak masyarakat yang bekerja dari rumah, tidak membuat pasokan air berkurang. Sehingga PDAM tidak menambah produksi air bersih per harinya,” ujar Suyasa, Senin (6/4) sore.
Produksi air bersih di estuari dam Suwung, Denpasar Selatan per harinya sebelum adanya imbauan WFH dan stay home mencapai 500 liter per detik. Air bersih itu disalurkan ke sejumlah pengguna di Badung Selatan. Pun saat mencuatnya Covid-19 dan adanya imbauan WFH, produksi air bersih tetap sama. Tidak adanya penambahan produksi air itu karena berbagai faktor, salah satunya lantaran wisatawan mulai turun dan penggunaan air bersih di sarana akomodasi pariwisata juga menurun.
“Jadi untuk saat ini, banyak hotel dan akomodasi pariwisata lainnya yang ada di Kuta dan Kuta Selatan, pemakaian air bersih dari PDAM berkurang. Nah, air inilah yang kami alihkan ke masyarakat. Sehingga tidak harus menambah produksi,” ungkap Suyasa.
Meski tidak melakukan penambahan produksi air, saat ini pihaknya melakukan berbagai upaya pembersihan di estuari dam agar air masuk ke mesin pengolahan menjadi lancar. Hal ini disebabkan saat musim penghujan, banyak sampah yang menyumbat aliran air dan lumpur yang cukup tinggi. Sehingga, debit air yang masuk ke mesin pengolahan semakin sedikit.
“Saat ini kami tetap menjaga produksi air kita. Harapannya agar tidak ada kendala pasokan air ke masyarakat selama masa seperti ini. Makanya, kami selalu pantau dan lakukan pembersihan, supaya tidak ada sampah, kayu, dan lainnya yang menghalangi air ke mesin pengolahan,” ujar Suyasa. *dar
Komentar