'Kreatifitas' Kunci Sukses Guru dalam Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
Semakin meluasnya penyebaran wabah Virus Corona 2019 (Covid-19) ini membuat pemerintah dan semua stake holder harus berfikir keras dalam menangani kasus ini. Sampai saat ini, pemerintah tidak mengambil langkah refresif sperti pembatasan wilayah secara ketat atau Lock Down, tetapi hanya melakukan aturan pembatasan sosial atau Sosial Distancing.
Penulis : I Putu Yoga Purandina, M.Pd
Dosen Jurusan Dharma Acarya, STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja
Hal ini diatur dalam UU No. 6 Tahun 2018 tentang kekarantinaan kesehatan yang kemudian dipertegas dengan PP No. 21 Tahun 2020 dan Permenkes 9 tahun 2020 tentang pembatasan sosial berskala besar.
Presiden Joko Widodo dengan tegas menghimbau utntuk bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan ibadah dari rumah. Hal ini lah membuat dunia pendidikan kita menjadi berubah 180 derajat, karena satu satunya solusi yang bisa ditawarkan dengan melakukan pembelajaran daring (online learning / online classroom).
Hal ini seperti memberikan shock therapy bagi guru dan siswa. Banyak guru belum mengenal apa itu pembelajaran daring dan bagaimana melakukannya. Demikian pula dengan pula siswa masih belum familiar dengan pembelajaran daring. Memang selama ini dunia pendidikan kita seakan-akan acuh terhadap pembelajaran daring dan sangat lambat perkembangannya di Indonesia khususnya di Bali.
Pembelajaran secara daring atau online learning merupakan pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan perangkat komputer atau gadget yang saling berhubungan dimana guru dan siswa berkomunikasi secara interaktif dengan memanfaatkan media komunikasi dan informasi. Pembelajaran ini sangat bergantung dengan koneksi jaringan internet yang menghubungkan antar perangkat guru dan para siswa. Pembelajaran daring ini sangat membantu dunia pendidikan kita di saat pandemi ini. Banyak aplikasi yang bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran daring seperti Whatsapp Group, Google Classroom, Edmodo, Quizzi, Zoom Cloud, Jitsi, dan lain-lain.
Namun, sebenarnya banyak kendala yang kita temukan dilapangan saat ini. Misalnya, masih terkendalanya dalam hal infrastrktur atau perangkat seperti komputer atau gadget. Sebagian dari pendidik kita masih belum terbiasa menggunakan atau mengoperasikan perangkat ini. Demikian pula siswa masih belum terbiasa terutama di daerah pedesaan, dan juga kurangnya jaringan sinyal yang kuat di seluruh Bali. Masalah mendasar lainnya adalah pola kebiasaan cara belajar mengajar siswa dan guru yang sudah terbiasa belajar secara konvensional. Guru masih belum terbiasa mengajar dengan memanfaatkan media daring komplek yang harus dikemas dengan efektif, mudah diakses dan difahami oleh siswa. Sedangkan siswa sangat membutuhkan budaya belajar mandiri dan kebiasaan untuk belajar mengikuti pembelajaran melalui komputer atau gadget.
Dengan demikian guru dituntut untuk mampu merancang atau mendesain pembelajaran daring yang ringan dan efektif, dengan memanfaatkan perangkat atau media daring yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajaarkan. Walaupun dengan pembelajaan daring akan memberikan kesempatan lebih luas dalam mengeksplorasi materi yang akan diajarkan, namun guru harus mampu memilih dan membatasi sejauh mana cakupan materinya dan aplikasi apa yang cocok pada materi dan metode belajar yang digunakan. Banyak guru yang terlalu memaksakan sebuah aplikasi yang ditengarai kekinian dan keren, namun sangat tidak sesuai dengan tujuan awal dari sebuah pembelajaran daring, yaitu untuk mempermudah siswa mendapat pembelajaran atau pendidikan dalam situasi pandemi covid-19 ini. Bukannya malah membantu meringankan beban psikis, namun malah membuat siswa menjadi stres ditambah lagi dengan banyaknya penugasan yang tidak terukur oleh gurunya.
Hal yang paling sederhana dapat dilakukan oleh guru bisa dengan memanfaatkan Whatsapp Group. Aplikasi whatsaap cocok digunakan bagi pengajar daring pemula, karena pengoperasiannya sangat sederhana dan mudah diakses siswa. Sedangkan bagi pengajar daring yang mempunyai semangat yang lebih, bisa meningkatkan kemampuannya dengan menggunakan berbagai aplikasi pembelajaran daring. Namun sekali lagi, pilihlah aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa itu sendiri. Tidak semua aplikasi pembelajaran daring bisa dipakai begitu saja, namun harus dipertimbangkan dengan kebutuhan guru dan siswa, kesesuaian terhadap materi, keterbatasan infrastuktur perangkat seperti jaringan. Sangat tidak efektif jika guru mengajar dengan menggunakan aplikasi zoom meeting namun jaringan atau sinyal di wilayah siswa anda tinggal tidaklah bagus. Atau misalnya guru PAUD memberikan tugas kepada siswanya dengan memberikan video tutorial mewarnai melalui Whatsapp akan lebih mudah dilakukan dan diakses oleh siswanya sehingga akan efektif.
Dengan demikian, keberasilan guru dalam melakukan pembelajaran daring pada situasi pandemi covid-19 ini adalah kemampuan guru dalam berkreasi merancang dan meramu materi, metode pembelajaran, dan aplikasi apa yang sesuai dengan materi dan metode. Kreatifitas merupakan kunci sukses dari seorang guru untuk dapat memotivasi siswanya untuk tetap semangat dalam belajar secara online dan tidak menjadi beban psikis. Yang terpenting dari semua ini, guru harus tetap dan tanpa henti memotivasi siswa dalam pembelajaran.*
*. Tulisan dalam kategori OPINI adalah tulisan warga Net. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
1
Komentar