Kasus DB di Buleleng Tertinggi Kedua di Indonesia
Kasus DB di Buleleng tahun ini sudah menembus angka 1.095 kasus dan menelan tiga korban jiwa.
SINGARAJA, NusaBali
Kasus Deman Berdarah (DB) yang merebak di Buleleng dan angkanya melambung tinggi menempati posisi kedua di Indonesia setelah Kabupaten Sika, Nusa Tenggara Timur. Jumlah kasus yang sudah menembus angka seribu lebih membuat was-was. Sejumlah masyarakat pun memutuskan untuk melakukan fogging swadaya di lingkungan tempat tinggal mereka, selain menggalakkan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Salah satunya di Lingkungan Perumahan LC 9, Kelurahan Banyuasri, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Keputusan fogging mandiri dipilih lantaran rasa khawatir terkait lonjakan jumlah kasus DB di Buleleng yang sangat cepat dan sangat tinggi. Ketua Rukun Tetangga (RT) LC 9, Pande Putu Wisnaya, Minggu (12/4) menjelaskan fogging mandiri dilakukan sebagai langkah antisipasi untuk mengamankan 34 KK warganya.
“Inisiatif dan ide dari beberapa warga saja sebenarnya, setelah lihat berita terkait kasus DB di Buleleng. Untuk jaga-jaga saja walaupun sampai saat ini di lingkungan kami masih aman,” ungkap Pande. Meski demikian kekhawatiran warganya terkait serangan DB bukan tanpa alasan, melainkan ada trauma kasus sama yang pernah menjangkiti seorang warganya setahun lalu hingga harus dirawat di rumah sakit.
“Tahun lalu memang ada yang kena warga kami, lihat situasi saat ini dengan jumlah kasus yang sangta tinggi mudah-mudahan tidak ada warga kami yang kena lagi,” imbuh dia. Selain melakukan fogging swadaya dari urunan warga di lingkungannya, pencegahan DB juga dilakukan dengan PSN di rumah masing-masing termasuk di saluran drainase dengan kegiatan gotong royong.
Sebelumnya diberitakan, kasus DB di Buleleng tiga bulan terakhir mengalami lonjakan sangat tajam. Kasus DB yang sudah tinggi di akhir tahun hingga akhir maret kemarin terdata Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng sebanyak 1.095 kasus tersebar di sembilan kecamatan di Buleleng. rata-rata masyarakat yang terjangkit DB menjalani perawatan di RS, dua di antaranya dinyatakan meninggal dunia tiga bulan terakhir.*k23
Salah satunya di Lingkungan Perumahan LC 9, Kelurahan Banyuasri, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Keputusan fogging mandiri dipilih lantaran rasa khawatir terkait lonjakan jumlah kasus DB di Buleleng yang sangat cepat dan sangat tinggi. Ketua Rukun Tetangga (RT) LC 9, Pande Putu Wisnaya, Minggu (12/4) menjelaskan fogging mandiri dilakukan sebagai langkah antisipasi untuk mengamankan 34 KK warganya.
“Inisiatif dan ide dari beberapa warga saja sebenarnya, setelah lihat berita terkait kasus DB di Buleleng. Untuk jaga-jaga saja walaupun sampai saat ini di lingkungan kami masih aman,” ungkap Pande. Meski demikian kekhawatiran warganya terkait serangan DB bukan tanpa alasan, melainkan ada trauma kasus sama yang pernah menjangkiti seorang warganya setahun lalu hingga harus dirawat di rumah sakit.
“Tahun lalu memang ada yang kena warga kami, lihat situasi saat ini dengan jumlah kasus yang sangta tinggi mudah-mudahan tidak ada warga kami yang kena lagi,” imbuh dia. Selain melakukan fogging swadaya dari urunan warga di lingkungannya, pencegahan DB juga dilakukan dengan PSN di rumah masing-masing termasuk di saluran drainase dengan kegiatan gotong royong.
Sebelumnya diberitakan, kasus DB di Buleleng tiga bulan terakhir mengalami lonjakan sangat tajam. Kasus DB yang sudah tinggi di akhir tahun hingga akhir maret kemarin terdata Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng sebanyak 1.095 kasus tersebar di sembilan kecamatan di Buleleng. rata-rata masyarakat yang terjangkit DB menjalani perawatan di RS, dua di antaranya dinyatakan meninggal dunia tiga bulan terakhir.*k23
1
Komentar