Wantimbang Minta Sudikerta Tak Gentar
Soal soliditas Golkar terancam karena perginya Gung Danil membawa gerbong, Tjok Pemecutan mengatakan tidak perlu dirisaukan.
Pasca Loncat ke NasDem, Gung Danil Langsung Tancap Gas
DENPASAR, NusaBali
Dewan Pertimbangan (Wantimbang) Partai Golkar Bali, Ida Tjokorda Pemecutan XI meminta Ketua DPD I Golkar Bali, I Ketut Sudikerta tidak menyikapi hengkangnya kader Golkar ke Partai NasDem secara berlebihan. Tjok Pemecutan menyebutkan justru kalau bersikap berlebihan kubu Sudikerta menjadi terkesan cengeng. Apalagi ada pembentukan badan partai secara dadakan, sehingga terkesan Sudikerta kebakaran jenggot.
Kata Tjok Pemecutan sikap dan tudingan yang dilontarkan loyalis Sudikerta, IGN Citra Umbara yang menuding IGA Danil Yunandha Yudha, kader Golkar Bali yang loncat ke Partai NasDem Bali bersikap cengeng malah jadi bumerang. “Jadi bumerang itu. Citra Umbara nggak usah menyerang kader yang mau pindah. Orang mau pergi, biarkan saja. Malah ucapkan durusan (Silahkan). Bukan mengumpat-umpat,” ujar Tjok Pemecutan di Denpasar, Jumat (26/8).
Mantan Ketua DPRD Badung ini menegaskan justru Citra Umbara yang jadi cengeng kalau mengumpat kelompoknya Gung Danil. Karena menjadi kelihatan kalau Golkar lemah. “Kalau mereka (Dung Danil) mau pergi disilahkan saja. Jangan dilarang. Saya pernah jadi Wakil Ketua DPD I Golkar Bali ketika ayah Danil Yudha, yakni Alit Yudha jadi Ketua DPD Golkar Bali. Saya pilih berhenti jadi pengurus. Tetapi sebagai kader Golkar tetap. Nggak masalah. Nggak ada yang larang,” ujar Tjok Pemecutan.
Soal soliditas Golkar terancam karena perginya Gung Danil membawa gerbong, Tjok Pemecutan mengatakan tidak perlu dirisaukan. Apalagi ada cara mengimbangi membentuk Badan Koordinasi Pemenangan Pemilu segala oleh Sudikerta. “Jadi kesan dadakan dan ketakutan. Sudikerta nggak perlu risau. Mentalne cenik sajan (mentalnya kecil sekali). Harus bangkit dan jengah,” tegas Tjok Pemecutan.
Bagi saya masih banyak loyalis Golkar Bali yang bertahan dan sanggup mengendalikan partai untuk jadi pemenang di Bali dalam setiap even politik. Harus punya semangat juang: hilang satu tumbuh berganti. Mati satu tumbuh seribu,” ujar pria yang waktu walaka akrab dipanggil M Parasara ini.
SELANJUTNYA . . .
DENPASAR, NusaBali
Dewan Pertimbangan (Wantimbang) Partai Golkar Bali, Ida Tjokorda Pemecutan XI meminta Ketua DPD I Golkar Bali, I Ketut Sudikerta tidak menyikapi hengkangnya kader Golkar ke Partai NasDem secara berlebihan. Tjok Pemecutan menyebutkan justru kalau bersikap berlebihan kubu Sudikerta menjadi terkesan cengeng. Apalagi ada pembentukan badan partai secara dadakan, sehingga terkesan Sudikerta kebakaran jenggot.
Kata Tjok Pemecutan sikap dan tudingan yang dilontarkan loyalis Sudikerta, IGN Citra Umbara yang menuding IGA Danil Yunandha Yudha, kader Golkar Bali yang loncat ke Partai NasDem Bali bersikap cengeng malah jadi bumerang. “Jadi bumerang itu. Citra Umbara nggak usah menyerang kader yang mau pindah. Orang mau pergi, biarkan saja. Malah ucapkan durusan (Silahkan). Bukan mengumpat-umpat,” ujar Tjok Pemecutan di Denpasar, Jumat (26/8).
Mantan Ketua DPRD Badung ini menegaskan justru Citra Umbara yang jadi cengeng kalau mengumpat kelompoknya Gung Danil. Karena menjadi kelihatan kalau Golkar lemah. “Kalau mereka (Dung Danil) mau pergi disilahkan saja. Jangan dilarang. Saya pernah jadi Wakil Ketua DPD I Golkar Bali ketika ayah Danil Yudha, yakni Alit Yudha jadi Ketua DPD Golkar Bali. Saya pilih berhenti jadi pengurus. Tetapi sebagai kader Golkar tetap. Nggak masalah. Nggak ada yang larang,” ujar Tjok Pemecutan.
Soal soliditas Golkar terancam karena perginya Gung Danil membawa gerbong, Tjok Pemecutan mengatakan tidak perlu dirisaukan. Apalagi ada cara mengimbangi membentuk Badan Koordinasi Pemenangan Pemilu segala oleh Sudikerta. “Jadi kesan dadakan dan ketakutan. Sudikerta nggak perlu risau. Mentalne cenik sajan (mentalnya kecil sekali). Harus bangkit dan jengah,” tegas Tjok Pemecutan.
Bagi saya masih banyak loyalis Golkar Bali yang bertahan dan sanggup mengendalikan partai untuk jadi pemenang di Bali dalam setiap even politik. Harus punya semangat juang: hilang satu tumbuh berganti. Mati satu tumbuh seribu,” ujar pria yang waktu walaka akrab dipanggil M Parasara ini.
SELANJUTNYA . . .
Komentar