Pengunjung Mayoritas untuk Berfoto, Promosi lewat Sosmed
Percantik Pantai Malibu, ST Kanti Wiguna Banjar Semaya, Desa Suana, Nusa Penida, Dirikan 2 Ayunan.
Ayunan kayu di atas perairan ini dilaunching pada Rabu (24/8). Pembuatan ayunan dilakukan secara gotong royong dan menggunakan bahan lokal.
SEMARAPURA, NusaBali
Sekaa Teruna (ST) Kanti Wiguna Banjar Semaya, Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, membuat gebrakan untuk mempercantik Pantai Lebah Panda atau yang dikenal dengan sebutan Pantai Malibu. Mereka mendirikan dua buah ayunan di atas perairan, tepatnya sekitar 14 kilometer dari Pelabuhan Roro Desa Kutampi, Nusa Penida. Pembuatan dua ayunan dari kayu itu diharapkan bisa memikat wisatawan untuk berkunjung ke pantai.
Dua buah ayunan yang dibuat ST Kanti Wiguna ini idenya berawal dari dua warga setempat, I Wayan Pait Palgunadi dan Komang Lilek. Keduanya yang gemar traveling itu merealisasikan ide kreatif tersebut dengan mengajak Ketua ST Kanti Wiguna Nyoman Ajustira untuk mengerahkan beberapa anggota sekaa teruna untuk bergotongroyong. “Pada Rabu (24/8) ini, ayunan itu sudah berdiri dan bisa dipakai,” kata Komang Lilek, Sabtu (27/8).
Ayunan yang dibuat dari kayu gamal ini ditancapkan ke dasar laut sampai kedalaman 70 cm. Dua ayunan tersebut terdiri dari satu unit single, satu unit double. Anggota ST Kanti Wiguna juga menyiapkan papan tripleks yang berisi tulisan ‘Time for Adventure’, ‘I Love You’, ‘Happy Anniversary’, ‘I Miss You’, ‘I Will Marry You’, dan ‘I Love Malibu’.
Papan tripleks dengan aneka tulisan tersebut bisa dipergunakan untuk mengungkapkan perasaan pengunjung saat berfoto di Malibu Sunrise —sebutan lain untuk pantai tersebut karena mengandalkan panorama matahari terbit.
Ketua ST Kanti Wiguna Nyoman Ajustira menyatakan, untuk menjaga kebersihan kawasan Pantai Malibu, dirinya bersama anggota sekaa teruna rutin melakukan aksi bersih-bersih di pantai. “Kegiatan ini dilakukan secara rutin sehingga pantai menjadi bersih dan pengunjung jadi nyaman,” ucapnya.
Sedangkan Ketua Yayasan Nusa Penida—yayasan yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat—, I Wayan Sukadana, ide kreatif tersebut muncul karena kedua warga, I Wayan Pait Palgunadi dan Komang Lilek, suka traveling. Suatu ketika saat mereka jalan-jalan di pantai, mereka melihat ada ayunan. Nah ayunan itu menginspirasi, kemudian dimodifikasi untuk dikembangkan di tempat tinggalnya.
Untuk membuat ayunan tersebut tidak mengeluarkan dana sepeser pun. Sebab menggunakan bahan lokal dan tenaga lokal anggota sekaa teruna. “Persiapannya memakan waktu seminggu, tapi kalau memasang hanya sehari saja,” ujar Sukadana.
Ayunan di Pantai Malibu tersebut bisa digunakan untuk berfoto dan semacamnya secara gratis. Karena sasarannya jika kunjungan wisatawan ramai, secara otomatis akan menunjang sektor ekonomi masyarakat setempat.
Mengenai faktor keselamatan, Sukadana optimistis aman. Pasalnya, tempat yang digunakan merupakan bekas dari lahan rumput laut. Sehingga tidak terlalu berisiko. Kecuali jika gelombang tinggi, maka akan diberikan warning atau peringatan agar pengunjung tidak bermain ayunan. “Kami tetap mengawasi,” imbuh Sukadana.
Untuk mempromosikan destinasi wisata ini juga memanfaatkan sosial media (sosmed) seperti facebook, Instagram, dan lainnya. Alhasil, semenjak dilaunching pada Rabu (24/8), animo wisatawan untuk datang bisa disebut menggemberikan. Rata-rata 20 orang dalam sehari datang untuk bermain ayunan, dan terutama untuk berfoto di ayunan tersebut
Sukadana yang juga warga asli Dusun Semaya mengapresiasi upaya ST Kanti Wiguna tersebut. Bahkan dia mendorong agar ST dan pihak terkait di dusun tersebut membentuk kelompok sadar wisata (pokdarwis). Melalui pokdarwis itu, mereka bisa menggali ide, merealisasikan, dan mengakses dana untuk mengembangkan pariwisata di Nusa Penida, khususnya Dusun Semaya. Misalnya setelah ayunan di atas perairan, mereka mengaktifkan kegiatan Nimpung, Sanghyang Jaran, Nyepi Jagung yang memang unik di Dusun Semaya sebagai kalender event. “Rencananya pokdarwis akan dibentuk setelah Hari Raya Galungan ini,” kata Sekadana. * wa
SEMARAPURA, NusaBali
Sekaa Teruna (ST) Kanti Wiguna Banjar Semaya, Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, membuat gebrakan untuk mempercantik Pantai Lebah Panda atau yang dikenal dengan sebutan Pantai Malibu. Mereka mendirikan dua buah ayunan di atas perairan, tepatnya sekitar 14 kilometer dari Pelabuhan Roro Desa Kutampi, Nusa Penida. Pembuatan dua ayunan dari kayu itu diharapkan bisa memikat wisatawan untuk berkunjung ke pantai.
Dua buah ayunan yang dibuat ST Kanti Wiguna ini idenya berawal dari dua warga setempat, I Wayan Pait Palgunadi dan Komang Lilek. Keduanya yang gemar traveling itu merealisasikan ide kreatif tersebut dengan mengajak Ketua ST Kanti Wiguna Nyoman Ajustira untuk mengerahkan beberapa anggota sekaa teruna untuk bergotongroyong. “Pada Rabu (24/8) ini, ayunan itu sudah berdiri dan bisa dipakai,” kata Komang Lilek, Sabtu (27/8).
Ayunan yang dibuat dari kayu gamal ini ditancapkan ke dasar laut sampai kedalaman 70 cm. Dua ayunan tersebut terdiri dari satu unit single, satu unit double. Anggota ST Kanti Wiguna juga menyiapkan papan tripleks yang berisi tulisan ‘Time for Adventure’, ‘I Love You’, ‘Happy Anniversary’, ‘I Miss You’, ‘I Will Marry You’, dan ‘I Love Malibu’.
Papan tripleks dengan aneka tulisan tersebut bisa dipergunakan untuk mengungkapkan perasaan pengunjung saat berfoto di Malibu Sunrise —sebutan lain untuk pantai tersebut karena mengandalkan panorama matahari terbit.
Ketua ST Kanti Wiguna Nyoman Ajustira menyatakan, untuk menjaga kebersihan kawasan Pantai Malibu, dirinya bersama anggota sekaa teruna rutin melakukan aksi bersih-bersih di pantai. “Kegiatan ini dilakukan secara rutin sehingga pantai menjadi bersih dan pengunjung jadi nyaman,” ucapnya.
Sedangkan Ketua Yayasan Nusa Penida—yayasan yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat—, I Wayan Sukadana, ide kreatif tersebut muncul karena kedua warga, I Wayan Pait Palgunadi dan Komang Lilek, suka traveling. Suatu ketika saat mereka jalan-jalan di pantai, mereka melihat ada ayunan. Nah ayunan itu menginspirasi, kemudian dimodifikasi untuk dikembangkan di tempat tinggalnya.
Untuk membuat ayunan tersebut tidak mengeluarkan dana sepeser pun. Sebab menggunakan bahan lokal dan tenaga lokal anggota sekaa teruna. “Persiapannya memakan waktu seminggu, tapi kalau memasang hanya sehari saja,” ujar Sukadana.
Ayunan di Pantai Malibu tersebut bisa digunakan untuk berfoto dan semacamnya secara gratis. Karena sasarannya jika kunjungan wisatawan ramai, secara otomatis akan menunjang sektor ekonomi masyarakat setempat.
Mengenai faktor keselamatan, Sukadana optimistis aman. Pasalnya, tempat yang digunakan merupakan bekas dari lahan rumput laut. Sehingga tidak terlalu berisiko. Kecuali jika gelombang tinggi, maka akan diberikan warning atau peringatan agar pengunjung tidak bermain ayunan. “Kami tetap mengawasi,” imbuh Sukadana.
Untuk mempromosikan destinasi wisata ini juga memanfaatkan sosial media (sosmed) seperti facebook, Instagram, dan lainnya. Alhasil, semenjak dilaunching pada Rabu (24/8), animo wisatawan untuk datang bisa disebut menggemberikan. Rata-rata 20 orang dalam sehari datang untuk bermain ayunan, dan terutama untuk berfoto di ayunan tersebut
Sukadana yang juga warga asli Dusun Semaya mengapresiasi upaya ST Kanti Wiguna tersebut. Bahkan dia mendorong agar ST dan pihak terkait di dusun tersebut membentuk kelompok sadar wisata (pokdarwis). Melalui pokdarwis itu, mereka bisa menggali ide, merealisasikan, dan mengakses dana untuk mengembangkan pariwisata di Nusa Penida, khususnya Dusun Semaya. Misalnya setelah ayunan di atas perairan, mereka mengaktifkan kegiatan Nimpung, Sanghyang Jaran, Nyepi Jagung yang memang unik di Dusun Semaya sebagai kalender event. “Rencananya pokdarwis akan dibentuk setelah Hari Raya Galungan ini,” kata Sekadana. * wa
Komentar