nusabali

Positif DB, Nyawa Bocah SD Melayang

  • www.nusabali.com-positif-db-nyawa-bocah-sd-melayang

SINGARAJA, NusaBali
Luh Putu Indah Damayanti, 9, bocah asal Lingkungan Banyuning Timur, Kelurahan Banyuning, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, meregang nyawa setelah dinyatakan positif terserang Demam Berdarah (DB), Senin (20/4) pukul 13.00 Wita.

Bocah yang masih duduk di kelas III SDN 6 Banyuning ini meninggal dunia setelah satu hari satu malam ditangani tim medis RSUD Buleleng.  Tim medis tak dapat berbuat banyak, karena saat tiba di RSUD sudah dalam keadaan Dengue Shock Syndrome (DSS). Menurut Gede Agus Laba,38, ayah korban Indah menuturkan, anak sulungnya pertama kali menunjukkan tanda-tanda demam pada Kamis (17/4). Dia kemudian mengajak anak pertamanya itu ke Puskesmas untuk periksa dan mendapatkan obat. Kemudian kondisi Indah pada keesokan harinya, Sabtu (18/4), disebut membaik dan sudah tidak demma lagi. Namun pada Minggu (19/4) anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Gede Agus Laba dan Desak Putu Suastini,35, mengalami lemas setelah muntah dua kali.

“Di rumah siangnya muntah dua kali, karena lemes saya ajak ke rumah sakit dan langsung opname,” ucap ayah korban Gede Agus Laba yang ditemui di rumah duka, Selasa (21/4) sore kemarin. Bocah cantik ini juga dituturkan ayahnya selama dirawat di RSUD Buleleng meski dinyatakan trombositnya sangat rendah dan beberapa kali muntah-muntah masih bisa berkomunikasi dnegan baik. Bahkan Indah sempat minta pulang ke rumah ditengah kondisinya yang terus memburuk. Dia dinyatakan meninggal dunia oleh tim medis RSUD Buleleng pada Senin (20/4) pukul 15.00 Wita.

Kondisi itu dibenarkan Dirut RSUD Buleleng dr I Gede Wiartana yang dikonfirmasi terpisah, kemarin. Menurutnya, Indah saat tiba di rumah sakit sudah didapati tim medis dengan kesadaran apatis. Kesadarannya yang semakin menurun juga diikuti dengan ujung jari kaki dan tangan yang dingin. Saat dilakukan pemeriksaan daerah, hasil lab menyatakan trombositnya sangat rendah yakni menyentuh angka 19. “Sore sampai, malam keluar hasil labnya sekitar jam 7 itu trombositnya hanya 19, sedangkan kalau yang normal itu 150 ribu sampai 400 ribu per micrometer,” katanya yang dihubungi via sambungan telepon.

Selain itu, tim medis juga menemukan ada pendarahan di lambung yang menyebabkan pasien muntah darah sebanyak 400 cc. Dokter anak dan dokter anastesi yang menangani korban Indah juga sempat melakukan pertolongan dengan pembersihan pendarahan di lambung. Namun upaya tim medis tak bisa menolong Indah yang kemudian mengalami shock pada Senin (21/4) pukul 15.00 Wita hingga dinyatakan meninggal dunia. “Dari gejala medis didukung hasil lab memang dinyatakan positif BD. Pasien ini juga kami terima saat hari ke empat demam, yang memang merupakan fase berbahaya jika tidak segera mendapat pertolongan. Kalau terlambat sedikit saja akan menuju kondisi shock yang berakibat fatal,” jelas Wiartana.

Sementantara itu, Kepala Lingkungan Banyuning Timur, Putu Suardika dinatu sejumlah warganya langsung melakukan fogging swadaya. Upaya pemberantasan nyamuk Aedes Aegypti sebenarnya sudah dilakukan fogging bulan lalu di seluruh lingkungan Banyuning. Namun tiba-tiba kasus ini muncul ditengah masa tenang dan pembatasan aktivitas keluar rumah saat pandemic Covid-19. “Bulan lalu sudah ada fogging tetapi itu bukans atu-satunya cara membunuh nyamuk, kmai juga sudah sarankan masyarakat untuk melakukan PSM dnegan 3M plus, tetapi masih banyak kami temukan masyarakat kurang peduli. Masih banyak kami temukan kaleng berisi air tetapi tadi sudah kami bersihkan bersama masyarakat dan fogging juga dari kemarin dan hari ini,” tegas dia.

Situasi duka yang menimpa warganya, Kaling Suardika berharap ada tindak lanjut dari pemerintah, sehingga Lingkungan Banyuning Timur salahs atu daerah padat penduduk dengan 1.050 KKnya kedepannya dapat sehat dan terhindar dari serangan DB. Sementara korban Putu Indah, direncanakan akan diupacarai Makingsan ring Geni (dibakar)  pada Wraspati Wage Medangkungan, Kamis (23/4) di tempat kremasi.

Keluarga korban terutama ayahnya, Gede Agus Laba, terus berupaya untuk mengikhlaskan kepergian anak sulungnya. Meskipun sebelumnya tidak menyangka, demam yang dialami putrinya itu berujung pada kematian tragis akibat gigitan nyamuk. Gede Laba mengaku beberapa hari sebelum putri kesayangannya berpulang ke rumah tuhan, istrinya Desak Putu Suastini sempat bermimpi buruk melihat rambut putrid sulungnya terpotong. Firasat buruk juga didapat saat korban Indah sudah dirawat di rumah ssakit. Gede Laba yang baru saja kembali ke rumah sakit usai berbelanja saat membuka jok motor, tiba-tiba ada seekor tikus yang melompat dari jok motornya saat dibuka. Padahal beberapa menit sebelumnya saat dia memasukkan barang, jok dalam keadaan bersih. “Memang aneh sekali, pas masukkan barang tidak ada apa-apa, lalu setelah sampai di rumah sakit pas buka jok, langsung ada seekor tikus melombat dari bagasi di bawah jok,” ucapnya dengan nada lemah. *k23

Komentar