5 Pasien Lagi Sembuh, 1 Meninggal
Positif Covid-19 di Bali 152 Kasus
Pasien Covid-19 yang meninggal di RSUP Sanglah kemarin adalah PMI asal Jembrana dengan domisili Denpasar, yang punya riwayat kerja di Portugal
DENPASAR, NusaBali
Perkembangan kasus positif Covid-19 (virus Corona) di Bali yang berhasil sembuh, terus melesat. Per 22 April 2020, ada tambahan 5 pasien Corona yang berhasil sembuh, sehingga total sembuh menjadi 47 kasus. Namun, muncul juga berita duka karena ada lagi satu pasien Covid-19 di Bali yang meninggal, hingga total yang meregang nyawa menjadi 4 orang.
Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra, selain tambahan 5 pasien sembuh dan 1 meninggal, per Rabu (22/4) juga terjadi penambahan 2 pasien positif. Salah satu merupakan kasus imported case (tertular di luar Bali), sedangkan satunya lagi transmisi lokal (terjadi penularan di Bali).
Maka, total kumulatif psien positif Covid-19 di Bali menjadi 152 kasus, terdiri dari 8 WNA dan 144 WNI. “Dari 144 WNI ini, 115 merupakan kasus imported case dan 29 kasus transmisi lokal,” ungkap Dewa Indra yang juga Sekda Provinsi Bali dalam siara live streaming di akun Youtube Humas Provinsi Bali, Rabu petang.
Menurut Dewa Indra, ada kabar baik di mana Rabu kemarin 5 pasien Covid-19 lagi dinyatakan sembuh. Mereka semuanya merupakan pekerja migran Indonesia (PMI) asal Bali yang baru pulang dari luar negeri. Walhasil, total kumulatif pasien Covid-19 di Bali menjadi 47 orang. Tingkat kesembuhan di Bali pun naik menjadi 30,92 persen. Ini jauh di atas tingkat kesembuhan secara nasional, yang terpaku di angka 12,31 persen (913 sembuh dari tital 7.418 kassu positif).
Namun, pada saat bersamaan, terjadi penambahan satu pasien Covid-19 di Bali yang meninggal, Rabu kemarin. Pasien yang meninggal ini adalah PMI asal Jembrana yang berdomisili di Kelurahan Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur. Ini merupkan WNI kedua di Bali yang meninggal, setelah tuga hari sebelumnya seorang WNI yang tinggal di Kelurahan Tonja, Kecamatan Denpasar Utara juga berpulang.
Secara keseluruhan, di Bali ada 4 pasien Covid-19 yang meninggal. Dua (2) orang lagi adalah WNA. Walhasil, tingkat kematian pasien Corona di Bali saat ini mencapai 2,63 persen. Ini jauh lebih rendah dari tingkat kematian secara nasional yang mencapai 8,56 persen (635 meninggal dari 7.418 kasus positif).
Hingga Rabu kemarin, jumlah pasien Covid-19 di Bali yang masih dalam perawatan sebanyak 101 orang. Mereka dirawat tersebar di 11 rumah sakit rujukan dan di tempat karantina yang dikelola Pemprov Bali.
Dewa Indra menyebutkan, pisien terakhir yang meninggal dunia dalam perawatan di RSUP Sanglah, Rabu dinihari, adalah PMI berusia 53 tahun. Yang bersangkutan memiliki riwayat bekerja di Portugal dan sudah lama pulang ke Bali. “Dia terkonfirmasi positif saat rapid test di Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban. Kemudian, saat diuji swab, hasilnya positif lagi. Yang bersangkutan akhirnya dirawat di RSUP Sanglah,” terang Dewa Indra.
“Berdasarkan catatan medis dari rumah sakit, selain positif Covid-19, PMI ini juga menderita hipertensi. Pasien meninggal tadi pagi (kemarin), kami komunikasikan langsung dengan rumah sakit. Sedangkan Dinas Kesehatan Provinsi Bali komunikasi dengan pihak keluarganya,” lanjut Dewa Indra.
Dari hasil koordinasi tersebut, disepakati jenazah pasien Covid-19 ini tidak dibawa ke kampung halaman di Jembrana. Jenazahnya sudah dikremasi doleh pihak RSUP Sanglah, Rabu sore pukul 15.00 Wita, sesuai dengan protokol pemulasaran dan proses kremasi jenazah Covid-19.
Terungkap, PMI yang meninggal di RSUP Sanglah ini pulang dari luar negeri, 4 April 2020 lalu. Sempat beberapa hari tinggal di rumahnya, yang bersangkutan dirawat di rumjah sakit sejak 9 April 2020 lalu gejala awal sesak napas dan akhirnya dinyatakan positif.
"Ini untuk kasus kedua WNI yang tinggal di Denpasar meninggal karena Covid-19. Tapi, mereka bukan asli Denpasar. Kalau warga asli Denpasar, belum ada,” ungkap Juru Bicara GTPP Covid-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai, Rabu kemarin.
Menurut Dewa Rai, tracking (penelusuran) kepada keluarga PMI yang meninggal ini sudah dilakukan sejak yang bersangkutan dinyatakan positif. Dari hasil rapid test, istri dan anaknya dinyatakan negatif. “Namun, setelah pasien ini meninggal, keluarganya tetap akan dilakukan pengawasan dan isolasi mandiri, hingga mereka dinyatakan benar-benar sehat,” katanya.
Sementara itu, Pemprov Bali Bali sedang merampungkan tiga skema kebijakan menghadapi pandemi Covid-19. Pertama, skema penanganan Covid-19. Kedua, skema pemulihan ekonomi. Ketiga, skema jaring pengaman sosial.
“Tiga skema ini sedang disusun oleh Bapak Gubernur Bali. Diharapkan semua masyarakat yang terdampakCcovid-19 dari berbagai elemen nantinya dapat terakomodir di sana,” papar Sekda Provinsi Bali, Dewa Made Indra.
Terkait komunikasi dengan tokoh Muslim di Bali soal kebijakan Presiden Jokowi yang melarang masyarakat untuk mudik Lebaran, menurut Dewa Indra, pihaknya sudah koordinasi dengan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bali dan Ketua Dewan Masjid Provinsi Bali, serta Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Bali. Saat ini, sudah ada panduan yang dikeluarkan oleh Dewan Masjid dan MUI Provinsi Bali, agar umat Muslim tidak mudik Lebaran.
“Organisasi keagamaan telah mengeluarkan surat panduan, maka ini bisa mempermudah langkah Pemerintah Provinsi Bali dan aparat negara untuk mengendalikan kondisi di lapangan. Mudah-mudahan ditaati,” tandas birokrat asal Desa Pemaron, Kecamatan Buleleng ini. *ind,mis
Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra, selain tambahan 5 pasien sembuh dan 1 meninggal, per Rabu (22/4) juga terjadi penambahan 2 pasien positif. Salah satu merupakan kasus imported case (tertular di luar Bali), sedangkan satunya lagi transmisi lokal (terjadi penularan di Bali).
Maka, total kumulatif psien positif Covid-19 di Bali menjadi 152 kasus, terdiri dari 8 WNA dan 144 WNI. “Dari 144 WNI ini, 115 merupakan kasus imported case dan 29 kasus transmisi lokal,” ungkap Dewa Indra yang juga Sekda Provinsi Bali dalam siara live streaming di akun Youtube Humas Provinsi Bali, Rabu petang.
Menurut Dewa Indra, ada kabar baik di mana Rabu kemarin 5 pasien Covid-19 lagi dinyatakan sembuh. Mereka semuanya merupakan pekerja migran Indonesia (PMI) asal Bali yang baru pulang dari luar negeri. Walhasil, total kumulatif pasien Covid-19 di Bali menjadi 47 orang. Tingkat kesembuhan di Bali pun naik menjadi 30,92 persen. Ini jauh di atas tingkat kesembuhan secara nasional, yang terpaku di angka 12,31 persen (913 sembuh dari tital 7.418 kassu positif).
Namun, pada saat bersamaan, terjadi penambahan satu pasien Covid-19 di Bali yang meninggal, Rabu kemarin. Pasien yang meninggal ini adalah PMI asal Jembrana yang berdomisili di Kelurahan Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur. Ini merupkan WNI kedua di Bali yang meninggal, setelah tuga hari sebelumnya seorang WNI yang tinggal di Kelurahan Tonja, Kecamatan Denpasar Utara juga berpulang.
Secara keseluruhan, di Bali ada 4 pasien Covid-19 yang meninggal. Dua (2) orang lagi adalah WNA. Walhasil, tingkat kematian pasien Corona di Bali saat ini mencapai 2,63 persen. Ini jauh lebih rendah dari tingkat kematian secara nasional yang mencapai 8,56 persen (635 meninggal dari 7.418 kasus positif).
Hingga Rabu kemarin, jumlah pasien Covid-19 di Bali yang masih dalam perawatan sebanyak 101 orang. Mereka dirawat tersebar di 11 rumah sakit rujukan dan di tempat karantina yang dikelola Pemprov Bali.
Dewa Indra menyebutkan, pisien terakhir yang meninggal dunia dalam perawatan di RSUP Sanglah, Rabu dinihari, adalah PMI berusia 53 tahun. Yang bersangkutan memiliki riwayat bekerja di Portugal dan sudah lama pulang ke Bali. “Dia terkonfirmasi positif saat rapid test di Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban. Kemudian, saat diuji swab, hasilnya positif lagi. Yang bersangkutan akhirnya dirawat di RSUP Sanglah,” terang Dewa Indra.
“Berdasarkan catatan medis dari rumah sakit, selain positif Covid-19, PMI ini juga menderita hipertensi. Pasien meninggal tadi pagi (kemarin), kami komunikasikan langsung dengan rumah sakit. Sedangkan Dinas Kesehatan Provinsi Bali komunikasi dengan pihak keluarganya,” lanjut Dewa Indra.
Dari hasil koordinasi tersebut, disepakati jenazah pasien Covid-19 ini tidak dibawa ke kampung halaman di Jembrana. Jenazahnya sudah dikremasi doleh pihak RSUP Sanglah, Rabu sore pukul 15.00 Wita, sesuai dengan protokol pemulasaran dan proses kremasi jenazah Covid-19.
Terungkap, PMI yang meninggal di RSUP Sanglah ini pulang dari luar negeri, 4 April 2020 lalu. Sempat beberapa hari tinggal di rumahnya, yang bersangkutan dirawat di rumjah sakit sejak 9 April 2020 lalu gejala awal sesak napas dan akhirnya dinyatakan positif.
"Ini untuk kasus kedua WNI yang tinggal di Denpasar meninggal karena Covid-19. Tapi, mereka bukan asli Denpasar. Kalau warga asli Denpasar, belum ada,” ungkap Juru Bicara GTPP Covid-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai, Rabu kemarin.
Menurut Dewa Rai, tracking (penelusuran) kepada keluarga PMI yang meninggal ini sudah dilakukan sejak yang bersangkutan dinyatakan positif. Dari hasil rapid test, istri dan anaknya dinyatakan negatif. “Namun, setelah pasien ini meninggal, keluarganya tetap akan dilakukan pengawasan dan isolasi mandiri, hingga mereka dinyatakan benar-benar sehat,” katanya.
Sementara itu, Pemprov Bali Bali sedang merampungkan tiga skema kebijakan menghadapi pandemi Covid-19. Pertama, skema penanganan Covid-19. Kedua, skema pemulihan ekonomi. Ketiga, skema jaring pengaman sosial.
“Tiga skema ini sedang disusun oleh Bapak Gubernur Bali. Diharapkan semua masyarakat yang terdampakCcovid-19 dari berbagai elemen nantinya dapat terakomodir di sana,” papar Sekda Provinsi Bali, Dewa Made Indra.
Terkait komunikasi dengan tokoh Muslim di Bali soal kebijakan Presiden Jokowi yang melarang masyarakat untuk mudik Lebaran, menurut Dewa Indra, pihaknya sudah koordinasi dengan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bali dan Ketua Dewan Masjid Provinsi Bali, serta Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Bali. Saat ini, sudah ada panduan yang dikeluarkan oleh Dewan Masjid dan MUI Provinsi Bali, agar umat Muslim tidak mudik Lebaran.
“Organisasi keagamaan telah mengeluarkan surat panduan, maka ini bisa mempermudah langkah Pemerintah Provinsi Bali dan aparat negara untuk mengendalikan kondisi di lapangan. Mudah-mudahan ditaati,” tandas birokrat asal Desa Pemaron, Kecamatan Buleleng ini. *ind,mis
1
Komentar