nusabali

Sudah Telan Tiga Nyawa, Jangan Remehkan DB!

  • www.nusabali.com-sudah-telan-tiga-nyawa-jangan-remehkan-db

Masyarakat jangan menganggap remeh, apalagi kasus ini terjadi setiap tahun,  dan tahun ini sudah menelan tiga korban jiwa.

SINGARAJA, NusaBali

Kasus demam berdarah (DB) yang meningkat sejak awal tahun 2020 sudah menelan tiga nyawa manusia. Terakhir, seorang bocah berusia 9 tahun pada Senin (20/4) tak terselamatkan. Jatuhnya korban jiwa ini diharapkan membuat masyarakat lebih berhati-hati menyikapi serangan nyamuk aedes aegypti di Buleleng ini.

Wakil Bupati Buleleng, Nyoman Sutjidra, Rabu (22/4), mengatakan sudah menerima laporan kasus DB yang menelan jiwa Luh Putu Indah Damayanti, bocah SD asal Kelurahan Banyuning, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Wabah DB yang terjadi bersamaan dengan pandemi Covid-19 saat ini juga wajib diwaspadai masyarakat. Sehingga Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dapat dilakukan bersamaan dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). “Masyarakat jangan menganggap remeh, apalagi kasus ini terjadi setiap tahun, tidak boleh lagi memandang remeh karena sudah ada tiga korban jiwa,” tegasnya.

Sebelumnya, DB juga menelan korban jiwa di Desa Ambengan, Kecamatan Sukasada;  dan Desa Pemaron, Kecamatan Buleleng. Pemerintah Kabupaten Buleleng juga sudah menginstruksikan kepada Dinas Kesehatan dan Puskesmas kembali menggalakkan pemantauan jentik nyamuk di rumah warga, selain juga partisipasi aktif masyarakat untuk ikut mencegah berkembangnya populasi nyamuk aedes aegypti di tengah pergantian musim ini.

Sutjidra juga mengatakan jika ditemukan kasus positif DB di Buleleng, segera dilakukan fogging sebelum matahari terbit sebelum ada angin. Puskesmas juga harus memberi pemahaman pada masyarakat agar menggalakkan pemberantasan sarang nyamuk dan membagikan Abate.

Sementara itu dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, sampai saat ini jumlah kasus di Buleleng berjumla 1.983 kasus yang tersebar di sembilan kecamatan di Buleleng. Jumlah kasus tertinggi terjadi di Kecamatan Buleleng yakni sebanyak 534, kemudian disusul Kecamatan Tejakula dengan 300 kasus dan Kecamatan Banjar di posisi ketiga jumlah kasus terbanyak di Buleleng sebanyak 236 kasus.

Wabah DB di Buleleng yang menjadi daerah endemis populasi nyamuk aedes aegypti, belum dapat diprediksi kapan akan berakhir. Kasus yang menunjukkan lonjakan di awal tahun belum juga mereka di penghujung bulan April ini. Kondisi ini pun dikhawatirkan masih akan berlanjut, hingga peralihan musim berakhir dan berganti ke musim kemarau. Potensi lonjakan kasus pun diindikasi masih akan berlangsung jika kesadaran masyarakat dalam memerangi wabah DB ini masih rendah.

Pemerintah yang saat ini fokus pada penanganan Covid-19, sangat membutuhkan partisipasi aktif masyarakat untuk mengamankan keluarga dan lingkungannya sendiri dari wabah DB maupun Covid-19. “Jadi tidak bisa hanya mengandalkan fogging saja, karena nyamuk jika terllau sering difogging akan semakin kebal. Pemerintah terus mengupayakan pencegahan tetapi tidak bisa dilakukan sendiri, harus ada dukungan masyarakat,” jelas pejabat asal Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan Buleleng.*k23

Komentar