Belasan Siswa DO Belum Terdaftar
Dinas Pendidikan Buleleng kembali melakukan penyisiran terhadap sejumlah anak drop out (DO) atau putus sekolah di sejumlah wilayah.
SINGARAJA, NusaBali
14 orang diantaranya ditemukan di Kecamatan Seririt, Buleleng saat tim menyisir, Selasa (30/8). Belasan siswa yang terganjal untuk melanjutkan sekolah ke jenjang SMP tersebut karena tidak adanya transportasi dari rumah ke sekolah. Jarak tempuh rumah-sekolah sekitar 7 kilometer.
Ditemui usai bertemu langsung dengan orangtua belasan siswa itu, Kepala Dinas Pendidikan Buleleng Gede Suyasa mengatakan, anak-anak ini berasal dari sejumlah desa di Kecamatan Seririt. Antara lain, Desa Pangkung Paruk, Joanyar, Banjar Asem dan Pengastulan. Rata-rata kendala yang mereka alami adalah akses ke sekolah yang jauh dan keterbatasan sarana transportasi. “Mereka sebelumnya memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah karena untuk menjangkau sekolah terdekat sejauh tujuh kilometer. Akses menuju rumah dengan jalan setapak,” kata Suyasa.
Dari pertemuan tersebut, para orangtu menyetujui Disdik Buleleng akan menfasilitasi transportasi dengan menyewakan ojek. Harapannya, mereka dapat melanjutkan sekolah kembali ke jenjang SMP.
Selain itu, di Seririt ada satu siswa tercecer asal Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Buleleng. Kata Suyasa, anak ini sudah ditangani oleh Perbekel yang bersangkutan. Di hari yang sama pihaknya juga memastikan transportasi 11 siswa dari Desa Tinga-Tinga, Kecamatan Gerokgak yang akan menggunakan mini bus untuk mencapai sekolah terdekat.
Ia meyakinkan, seluruh siswa DO yang didata posko DO pada sembilan kecamatan di Buleleng akan mulai memasuki dan belajar kembali di sekolah, Rabu (31/8) ini. Terkecuali, sejumlah siswa yang terdata dan masih terikat pekerjaan di luar Buleleng. Suyasa mengatakan penarikan kembali siswa yang sudah bekerja ke bangku pendidikan, akan dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Buleleng.
Diberitakan sebelumnya, Dinas Pendidikan Buleleng melalui posko DO pada masing-masing Unit Pelaksana Pendidikan (UPP) di kecamatan mendata 83 orang siswa DO ke jenjang SMA/SMK, dan 53 siswa ke jenjang SMP. Dari jumlah tersebut 56 siswa ke jenjang SMA/SMK dan 23 orang ke jenjang SMP sudah terdaftar di sekolah terdekat dari tempat tinggalnya.
Pihak Dinas Pendidikan mengakui masih membuka peluang untuk anak-anak putus sekolah yang masih tercecer untuk dialihkan ke pendidikan non formal atau kejar paket atau ke Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). *k23
Ditemui usai bertemu langsung dengan orangtua belasan siswa itu, Kepala Dinas Pendidikan Buleleng Gede Suyasa mengatakan, anak-anak ini berasal dari sejumlah desa di Kecamatan Seririt. Antara lain, Desa Pangkung Paruk, Joanyar, Banjar Asem dan Pengastulan. Rata-rata kendala yang mereka alami adalah akses ke sekolah yang jauh dan keterbatasan sarana transportasi. “Mereka sebelumnya memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah karena untuk menjangkau sekolah terdekat sejauh tujuh kilometer. Akses menuju rumah dengan jalan setapak,” kata Suyasa.
Dari pertemuan tersebut, para orangtu menyetujui Disdik Buleleng akan menfasilitasi transportasi dengan menyewakan ojek. Harapannya, mereka dapat melanjutkan sekolah kembali ke jenjang SMP.
Selain itu, di Seririt ada satu siswa tercecer asal Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Buleleng. Kata Suyasa, anak ini sudah ditangani oleh Perbekel yang bersangkutan. Di hari yang sama pihaknya juga memastikan transportasi 11 siswa dari Desa Tinga-Tinga, Kecamatan Gerokgak yang akan menggunakan mini bus untuk mencapai sekolah terdekat.
Ia meyakinkan, seluruh siswa DO yang didata posko DO pada sembilan kecamatan di Buleleng akan mulai memasuki dan belajar kembali di sekolah, Rabu (31/8) ini. Terkecuali, sejumlah siswa yang terdata dan masih terikat pekerjaan di luar Buleleng. Suyasa mengatakan penarikan kembali siswa yang sudah bekerja ke bangku pendidikan, akan dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Buleleng.
Diberitakan sebelumnya, Dinas Pendidikan Buleleng melalui posko DO pada masing-masing Unit Pelaksana Pendidikan (UPP) di kecamatan mendata 83 orang siswa DO ke jenjang SMA/SMK, dan 53 siswa ke jenjang SMP. Dari jumlah tersebut 56 siswa ke jenjang SMA/SMK dan 23 orang ke jenjang SMP sudah terdaftar di sekolah terdekat dari tempat tinggalnya.
Pihak Dinas Pendidikan mengakui masih membuka peluang untuk anak-anak putus sekolah yang masih tercecer untuk dialihkan ke pendidikan non formal atau kejar paket atau ke Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). *k23
Komentar