Nyepi, Seluruh Warung di Ketewel Tutup
GIANYAR, NusaBali
Krama Desa Adat Ketewel, Kecamatan Sukawati, Gianyar, termasuk krama tamu (penduduk pendatang) menaati pelaksanaan Nyepi sehari, mulai Kamis (23/4) pukul 06.00 Wita.
Meski tidak ada penutupan akses jalan raya, suasana sepi terasa di wilayah desa itu. Seluruh warung, toko, maupun jenis usaha lain kompak tutup. Hanya tampak lalu lalang kendaraan yang melintas. gang-gang kecil pun tampak sepi. Angga Sabha Desa Adat Ketewel I Made Warda, ditemui di lokasi, memastikan seluruh krama berada di rumah masing-masing selama pelaksanaan Nyipeng. “Terkecuali ada yang bekerja, diperbolehkan. Yang tidak bekerja inilah, semuanya taat diam di rumah,” jelasnya.
Untuk pengamanan pelaksanaan Nyipeng ini, Desa Adat Ketewel mengerahkan sekitar 32 Pecalang. “Pos induk tempatnya di perbatasan dengan Desa Guwang. Selebihnya ada yang berjaga di masing-masing perbatasan banjar. Disini ada 11 banjar,” terang Made Warda. Selain berjaga, Pecalang yang bertugas juga melakukan patroli keliling desa termasuk wilayah pesisir pantai setempat. “Untuk akses ke pantai, memang sudah tutup sejak 2 minggu lalu. Masyarakat yang melakukan rekreasi dilarang. Hanya boleh untuk upacara keagamaan dan nelayan,” jelasnya.
Nyipeng Desa Adat Ketewel sehari setelah Tilem Sasih Kedasa ini merupakan hasil rapat desa berdasarkan dresta. Desa Adat Ketewel tidak menggelar Tawur Kesanga saat Tilem Sasih Kesanga, 24 Maret 2020 lalu karena Uncal Balung. Sesuai keyakinan, dresta setempat menilai, saat uncal balung tidak baik menggelar upacara keagamaan. “Karena uncal balung atau tidak boleh menggelar upacara keagamaan,” jelasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Bendesa Adat Ketewel I Wayan Ari Suthama menjelaskan rangkaian Nyipeng sama seperti Nyepi pada umumnya. Yakni ada prosesi pemelastian, tawur agung dan pengrupukan. Hanya saja, dalam situasi pandemic Covid-19, melasti dan kegiatan keagamaan lainnya digelar secara sederhana dan terbatas.
Nyipeng ini juga berlangsung selama 24 jam hingga Jumat (25/4) pukul 06.00 wita hari ini. “Seperti Hari Suci Nyepi, sipeng ini kami gelar 24 jam,” jelas Ari Suthama. Bedanya, selama Nyepi ini pihak Desa Adat Ketewel tidak melakukan penutupan jalan. Juga tidak memberlakukan saksi. *nvi
1
Komentar