'Itu Keberanian, Namun Sangat Konyol'
Soal Karyawan PDAM Kembali Kerja di Kantor
GIANYAR, NusaBali
Tindakan Direksi PDAM Gianyar mengembalikan kerja karyawan ke kantor, dari sebelumnya kerja dari rumah (work from home/WFH) sejak sebulan lalu, memancing reaksi kalangan DPRD Gianyar.
Karena lembaga wakil rakyat ini sangat mendukung instruksi Pusat dan Provinsi Bali agar memberlakukan WFH serangkaian pencegahan penularan pandemi Covid-19, terutama di perkantoran. Ketua Fraksi Gabungan Gerindra –PKPI Ngakan Ketut Putra menyayangkan langkah Direksi PDAM. Menurutnya, langkah PDAM untuk menarik seluruh karyawan bekerja ke kantor dari WFH, merupakan tindakan penuh risiko. ‘’Kesannya, itu (kembali kerja berkerumun di kantor,Red) sebuah keberanian direksi. Tapi sayang ini kan konyol namanya,’’ jelas politisi PKPI asal Linkungan Sampiang, Kelurahan Gianyar ini.
Ngakan Putra mengaku, karena wabah Covid-19 makin marak, dirinya juga tertarik memaknai kata-kata ‘bangkeng’ atau ‘bengkung’ (bandel, Red). Kata-kata ini ditujukan kepada warga atau masyarakat yang suka lalu-lalang di jalan dan berkerumun di tengah wabah. Karena perilaku itu sangat membahayakan diri sendiri dan orang lain. ‘’Ternyata, tak ada beda. Predikat bangkeng ini juga sangat layak ditujukan kepada jajaran Direksi PDAM Gianyar,’’ jelasnya.
Wakil Ketua DPRD Gianyar Ida Bagus Gaga Adi Saputra juga mempertanyakan tindakan direksi PDAM itu dengan pertanyaan balik. Sesungguhnya, tanya dia, mana lebih berbahaya jika managemen kesulitan mencapai target bisnis, ketimbang karyawan dan direksi sendiri berada dalam ancaman terpapar Corona. Menurutnya, sebagaimana penjelasan para ahli virus yang dirujuk pemerintah, berkerumun merupakan salah satu penyebab utama penularan wabah ini.
‘’Ini soal nyawa banyak orang. Jujur saja, begitu mendengar karyawan PDAM ini kembali kerja ke kantor, saya jadi ngeri sekaligus sedih. Mungkin tindakan direksi PDAM ini akan tepat, jika mereka dapat memastikan bahwa kerumunan seperti dalam kerja sekantor, tidak dapat menularkan wabah Corona. Ini harus dipahami,’’ jelasnya.
Dihubungi via WhatsApps, Dirut PDAM Gianyar Made Sastra Kencana mengatakan, dirinya sedang mengevaluasi tentang jam kerja karyawan dengan memaksimalkan fungsi ruangan kerja. ‘’Mengingat ada target kegiatan molor dua minggu dan sudah diminta oleh konsultan, sehingga harus dikerjakan. Sewaktu waktu akan ada pemberitahuan kepada pegawai terkait jam kerja ini,’’ ujarnya.
Kata dia, jika target pekerjaan tak lagi molor, kemungkinan akan ada shifting karyawan disesuaikan dengan kebutuhan. Dia mengakui kawasan Kantor PDAM Giayar di Kelurahan Samplangan, Gianyar, sempat masuk area merah Corona. Karena ada rapid test beberapa warga di RS Family Usada, di timur PDAM. ‘’Sekarang sudah jadi area kuning karena yang ikut rapid test itu sudah diisolasi oleh pijhak rumah sakit. Jadi, sewaktu-waktu ada keputusan direksi, pegawai PDAM sama seperti pegawai pelayanan publik lain,’’ ujarnya. Ditemui di ruang kerjanya, Bupati Gianyar Made ‘Agus’ Mahayastra mengaku hingga Kamis (23/4), dirinya belum sempat menerima Dirut Sastra terkait keputusannya itu. ‘’Sebenarnya apa yang terjadi pada managemen PDAM? Ini yang saya ingin tahu,’’ jelasnya.
Sebelumnya, PDAM Gianyar menganulir instruksi pemerintah dengan menghentikan pemberlakuan WFH bagi ratusan karyawan. Penghentian berlaku sejak Senin (20/4). Keputusan direksi PDAM itu membuat ratusan karyawan was-was terhadap ancaman penularan wabah global yang telah merenggut ribuan nyawa itu. ‘’Padahal pemerintah sangat mengetatkan pemberlakuan physical distancing (pengaturan jarak fisik) agar wabah Corona tak melebar. Beh, kenken je lakar dadine niki (bagaimana akan jadinya kami ini,Red),’’ ujar beberapa karyawan PDAM mempertanyakan sikap direksi PDAM. *lsa
1
Komentar