Pasutri Asal Ukraina Tewas di Apartemen
Proses Evakuasi, Petugas Gunakan APD
Kedua pasutri itu meregang nyawa dalam kondisi mulut berbusa.
MANGUPURA, NusaBali
Dua orang wisatawan asal Ukraina ditemukan tewas di Balisee Apartemen yang berlokasi di Jalan Segara Wangi, Nomor 2, Kelurahan Kedonganan, Kecamatan Kuta, Badung pada Selasa (28/4) malam. Wisatawan yang merupakan pasangan suami-istri tersebut ditemukan dengan kondisi mulut berbusa. Belum diketahui secara pasti penyebab kematian keduanya. Namun, petugas kepolisian bersama pihak Kelurahan Kedonganan langsung menutup akses ke lokasi apartemen serta melarang karyawan untuk keluar dari lokasi. Hal ini semata untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.
Informasi yang dihimpun di lapangan, kedua wisatawan Ukraina yang ditemukan tewas di kamar apartemen itu merupakan pasangan suami-istri bernama Andrey dan Tamara yang sudah tinggal di tempat kejadian sekitar sebulan belakangan ini. Terungkapnya kedua wisatawan meregang nyawa setelah adanya kecurigaan pegawai apartemen yang tidak melihat keduanya beraktivitas di luar kamar, sehingga dilakukan pemeriksaan di kamar. Nah, saat pintu kamar dibuka, kedua pasutri itu sudah meregang nyawa dan dalam kondisi mulut berbusa. Atas temuan itu, pihak apartemen meneruskannya ke petugas kepolisian dan pihak Kelurahan Kedonganan. "Kalau kejadian tewasnya tidak tahu pasti jamnya. Hanya saja, saat diperiksa saat malam, ke duanya sudah meninggal," terang sumber di kepolisian.
Lurah Kedonganan, I Kadek Laksana mengakui terkait adanya dua wisatawan yang meregang nyawa di salah satu kamar Balisee Apartemen. Kata dia, laporan masuk pada Selasa (28/4) pukul 20.00 Wita. Laporan tersebut langsung ditindaklanjuti dan meneruskan ke petugas kepolisian sektor Kuta serta Tim Satgas Covid-19 Provinsi Bali. Pasalnya, kedua wisatawan tersebut meninggal tidak wajar di dalam sebuah kamar. "Sampai pukul 21.30 Wita, belum ada yang berani masuk ke kamar (apartemen). Kita tidak mau ambil resiko sembari menunggu Tim Satgas Covid-19 Provinsi Bali," terangnya melalui pesan singkat WhatsApp pada Selasa (28/4) pukul 22.30 Wita.
Sembari menunggu tim evakuasi yang menggunakan alat pengaman diri (APD), pihaknya menutup akses masuk ke lokasi apartemen tersebut. Bahkan, pihaknya menutup akses dalam radius 100 meter dari TKP. Selain itu, para karyawan yang bekerja di lokasi tidak diizinkan untuk ke luar. Hal ini sebagai upaya mengantisipasi hal yang tidak diinginkan terjadi. Apalagi saat ini masih terjadi wabah global Covid-19. "Yang jelas, untuk penyebab kematian belum diketahui. Kita juga belum kantong informasi lengkap kejadian dan penyebab tewasnya dua wisatawan itu. Kita pun di lokasi melarang semua warga melintas atau melihat ke lokasi dengan menutup area itu sejauh 100 meter," terangnya.
Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Kabupaten Badung Ni Nyoman Ermy Setiari menerangkan, untuk penanganan terhadap wisatawan atau orang yang meninggal tidak wajar dilakukan menggunakan APD. "Kita tentu gunakan alat lengkap untuk turun evakuasi," jelasnya saat dikonfirmasi, tadi malam.
Dikonfirmasi terpisah tadi malam, Koordinator Satuan Tugas Operasi di Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Badung, dr I Nyoman Gunarta, membenarkan melakukan evakuasi atas pastri asal Ukraina yang ditemukan tak bernyawa di sebuah apartement di kawasan Kedonganan. "Nggih, Ambulance BPBD dan PMI sudah meluncur," ucapnya.
Disinggung apakah ini ada kaitannya dengan wabah Covid-19, sehingga proses evakuasi menggunakan APD lengkap? Dokter asal Desa Sibang Gede, Kecamatan Abiansemal ini hanya menjawab jika proses evakuasi menggunakan APD ada lah bentuk kehati-hatian. Terlebih penyebab pasti meninggalnya kedua WNA tersebut belum terkonfirmasi. "Iya,
belum terkonfirmasi (penyebab meninggalnya dua WNA tersebut, red), sehingga anak-anak (petugas dilapangan, red) mungkin merasa lebih safe pakai APD lengkap saat situasi ini," tandas dr Gunarta.
Sementara Kapolsek Kuta, Kompol Teuku Ricki Fadliansah belum berhasil dihubungi hingga malam tadi. *dar, asa
Informasi yang dihimpun di lapangan, kedua wisatawan Ukraina yang ditemukan tewas di kamar apartemen itu merupakan pasangan suami-istri bernama Andrey dan Tamara yang sudah tinggal di tempat kejadian sekitar sebulan belakangan ini. Terungkapnya kedua wisatawan meregang nyawa setelah adanya kecurigaan pegawai apartemen yang tidak melihat keduanya beraktivitas di luar kamar, sehingga dilakukan pemeriksaan di kamar. Nah, saat pintu kamar dibuka, kedua pasutri itu sudah meregang nyawa dan dalam kondisi mulut berbusa. Atas temuan itu, pihak apartemen meneruskannya ke petugas kepolisian dan pihak Kelurahan Kedonganan. "Kalau kejadian tewasnya tidak tahu pasti jamnya. Hanya saja, saat diperiksa saat malam, ke duanya sudah meninggal," terang sumber di kepolisian.
Lurah Kedonganan, I Kadek Laksana mengakui terkait adanya dua wisatawan yang meregang nyawa di salah satu kamar Balisee Apartemen. Kata dia, laporan masuk pada Selasa (28/4) pukul 20.00 Wita. Laporan tersebut langsung ditindaklanjuti dan meneruskan ke petugas kepolisian sektor Kuta serta Tim Satgas Covid-19 Provinsi Bali. Pasalnya, kedua wisatawan tersebut meninggal tidak wajar di dalam sebuah kamar. "Sampai pukul 21.30 Wita, belum ada yang berani masuk ke kamar (apartemen). Kita tidak mau ambil resiko sembari menunggu Tim Satgas Covid-19 Provinsi Bali," terangnya melalui pesan singkat WhatsApp pada Selasa (28/4) pukul 22.30 Wita.
Sembari menunggu tim evakuasi yang menggunakan alat pengaman diri (APD), pihaknya menutup akses masuk ke lokasi apartemen tersebut. Bahkan, pihaknya menutup akses dalam radius 100 meter dari TKP. Selain itu, para karyawan yang bekerja di lokasi tidak diizinkan untuk ke luar. Hal ini sebagai upaya mengantisipasi hal yang tidak diinginkan terjadi. Apalagi saat ini masih terjadi wabah global Covid-19. "Yang jelas, untuk penyebab kematian belum diketahui. Kita juga belum kantong informasi lengkap kejadian dan penyebab tewasnya dua wisatawan itu. Kita pun di lokasi melarang semua warga melintas atau melihat ke lokasi dengan menutup area itu sejauh 100 meter," terangnya.
Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Kabupaten Badung Ni Nyoman Ermy Setiari menerangkan, untuk penanganan terhadap wisatawan atau orang yang meninggal tidak wajar dilakukan menggunakan APD. "Kita tentu gunakan alat lengkap untuk turun evakuasi," jelasnya saat dikonfirmasi, tadi malam.
Dikonfirmasi terpisah tadi malam, Koordinator Satuan Tugas Operasi di Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Badung, dr I Nyoman Gunarta, membenarkan melakukan evakuasi atas pastri asal Ukraina yang ditemukan tak bernyawa di sebuah apartement di kawasan Kedonganan. "Nggih, Ambulance BPBD dan PMI sudah meluncur," ucapnya.
Disinggung apakah ini ada kaitannya dengan wabah Covid-19, sehingga proses evakuasi menggunakan APD lengkap? Dokter asal Desa Sibang Gede, Kecamatan Abiansemal ini hanya menjawab jika proses evakuasi menggunakan APD ada lah bentuk kehati-hatian. Terlebih penyebab pasti meninggalnya kedua WNA tersebut belum terkonfirmasi. "Iya,
belum terkonfirmasi (penyebab meninggalnya dua WNA tersebut, red), sehingga anak-anak (petugas dilapangan, red) mungkin merasa lebih safe pakai APD lengkap saat situasi ini," tandas dr Gunarta.
Sementara Kapolsek Kuta, Kompol Teuku Ricki Fadliansah belum berhasil dihubungi hingga malam tadi. *dar, asa
1
Komentar