Putus Rantai Penyebaran Covid-19 Secara Niskala
Pecaruan 'Anta Septa' Digelar di Catur Muka Denpasar
DENPASAR, NusaBali
Pasraman Pula Kerthi yang berlokasi di Jalan Teuku Umar, Banjar Sumuh, Desa Pemecutan Kelod, Denpasar Barat menggelar upacara peneduh gumi di Catur Muka Denpasar.
Upacara ini digelar pada Buda Keliwon Matal pada Rabu (29/4) saat sandikala atau pukul 18.00 Wita dan bertepatan dengan Kajeng Kliwon. Upacara ini disebut caru ‘Anta Septa’ dan sangat jarang dilaksanakan di Bali.
Pelaksanaan upacara yang digelar di tengah pandemik Covid-19 ini pun menerapkan protokol kesehatan, dimana peserta yang terlibat dibatasi, serta lengkap menggunakan masker.
Upacara dipuput oleh tiga pedanda dari Siwa, Budha, dan Bhagawan. Yakni, Ida Pedanda Gede Oka Pemayun dari Griya Penyembahan, Petak Kaja, Gianyar dengan menggunakan busana merah, Ida Sri Bhagawan Sandha Murthi Dharma Kerti Maha Putra Manuaba dari Pasraman Pula Kerthi Denpasar dengan berbusana putih, serta Ida Pedanda Gede Jelantik Giri Santha Cita berbusana hitam dari Griya Budha Jadi Kediri Tabanan.
Penasehat kegiatan, Komang Paramartha mengatakan caru Anta Septa ini merupakan sebuah ritual yang bertujuan untuk nyomya bhuta kala, yakni memutus rantai Covid-19 dan keselamatan masyarakat dunia. Caru dalam pelaksanaan upacara ini menggunakan aneka jenis binatang, mulai dari kambing, asu atau anjing bang bungkem, angsa, ayam manca warna, serta sarwa gumatat-gumitit lainnya seperti ular, ikan, hingga kelabang. "Carunya lengkap dari isi hutan, isi laut, udara, dan darat," kata Dosen Prodi Jawa Kuna Unud ini. Selain itu, juga menggunakan nasi wong wongan berbagai warna. Caru ini diletakkan di sembilan penjuru mata angin.
Selain banten caru yang menggunakan aneka binatang, juga menggunakan tirta lebur gangsa untuk melebur segala mala. Tirta ini diperoleh dari tujuh sumber mata air baik sungai maupun laut. Mulai dari Sungai Gangga, Tukad Pakerisan, Tukad Yeh Sah, Segara Rupek, Batu Belig, hingga Ponjok Batu. *mis
Komentar