Seru Jerinx SID vs dr Tirta, Covid-19 Antara Realita dan Konspirasi Global
Diskusi virtual lewat live Instagram, dua sosok influencer ini memiliki pandangan bertolak belakang. Lalu benarkah JRX siap disuntik virus Covid-19?
DENPASAR, NusaBali
Baru-baru ini Jerinx SID kembali membuat heboh jagat media sosial. Pasalnya, penggebuk drum Superman is Dead ini menyebut pandemi virus Corona atau Covid-19 merupakan bagian dari konspirasi global. Sosok yang biasa ditulis JRX ini menuding Bill Gates, pendiri Microsoft adalah sosok di balik konspirasi ini.
Tudingannya berdasarkan ramalan Bill Gates pada 2015 bahwa akan ada virus yang menjadi pandemi dan menyusahkan warga dunia. Jerinx juga menuduh media telah menakuti masyarakat dengan informasi tentang Covid-19. "Cukup media dan seleb saja yang menakuti kita," katanya.
Komentar Jerinx ini sontak mendapat tanggapan dari dokter sekaligus influencer, Tirta Mandira Hudhi. Pria yang akrab disapa dr Tirta ini menganggap komentar Jerinx tersebut agak sedikit kelewat batas, mengingat dirinya sudah terjun langsung demi memerangi Covid-19. Keduanya pun sepakat membahas bersama topik ini dalam diskusi yang disiarkan langsung melalui laman Instagram mereka. Diskusi bertajuk Teori Konspirasi x Realita Rumah Sakit ini disiarkan Rabu (29/4/2020) pukul 21.00 Wita dan disaksikan sedikitnya 155 ribu akun.
Berawal dari berbincang santai, keduanya lanjut membahas soal konspirasi. Tirta mengatakan ia tidak mempersoalkan pendapat Jerinx soal konspirasi. "Aku tidak ada keberatan soal itu. Konspirasi ada untuk meningkatkan awarness," kata dokter lulusan UGM ini.
Berikutnya mereka membahas virus menular yang disebut menyebabkan kematian ratusan ribu orang di seluruh dunia ini. "Misal kalau orang sakit jantung, dia meninggal, kebetulan dia punya Covid-19. Ada nggak narasi kalau dia punya Covid-19… sudah pasti karena itu (sakit jantung)?," kata Jerinx.
Pernyataan soal Covid-19 bukan satu-satunya penyebab kematian disetujui oleh dr Tirta. "Kalau statement Covid-19 itu nggak sendirian aku setuju," ujarnya menimpali. "Covid-19 menyerang imun tubuh. Yang dihadapi tenaga medis, 80 persen bergejala ringan, 20 bergejala berat," sambungnya.
Jerinx mengatakan, di Wuhan angka kematian pengidap Covid-19 yang berusia di bawah 50 tahun itu 1 persen. "Artinya kemungkinan hidup 99 persen. Meskipun kena Covid-19 usia di bawah 50 tapi imun tubuh bagus, tidak perlu takut berlebihan. Tetap ikuti prosedur seperti memakai masker dan sebagainya," ucapnya.
Ia menuding ketakutan disebarkan lewat pemberitaan media dan justru semakin memperburuk keadaan. Ia mencontohkan menggambarkan situasi pandemi di Italia, yang menurutnya, realita dan berita di media berbeda. "Berita terlalu melebih-lebihkan, tahun-tahun lalu juga kematian segitu, mungkin tahun ini agak tinggi," katanya.
Tudingan tersebut juga tak dipermasalahkan oleh dr Tirta. "Narasi seolah-olah kalau kena Covid-19 akan meninggal membuat orang berbondong-bondong ke rumah sakit meningkatkan beban tenaga medis," ucap dr Tirta.
Pihaknya juga mengatakan pemberitaan tersebut berakibat banyak pasien menjadi tidak jujur. "Menimbulkan keresahan tenaga medis akibat pasien nggak jujur karena takut distigma. Ada juga jenazah ditolak. Sampai aku merasa sendiri, pulang ke komplek diusir," cerita dr Tirta.
Di sisi lain dr Tirta menyayangkan media yang kurang mengekspose pemberitaan positif. "Narasi positif harus dibangun dari sekarang. Covid-19 bisa sembuh koh. Kita harus menyebarkan optimisme. Psikologis dokter akan semangat. Jangan memancing di air keruh," pintanya.
Pada kesempatan tersebut Jerinx juga mengonfirmasi soal pernyataan berani disuntik virus Covid-19 jika ada yang menantangnya dengan suatu syarat. Musisi berbadan kekar ini mengatakan ucapan tersebut sedianya dimaksudkan untuk menyuntikkan keberanian ke orang lain. "Saya tidak bermaksud meremehkan profesi dokter. Itu murni untuk menyuntikkan keberanian ke orang lain bahwa penyakit ini ada tapi nggak se-bahaya yang diberitakan media-media. Itu pesan saya," pungkas Jerinx.*cr75
Komentar