Saat Netizen #dirumahaja, HOOQ Malah Ucapkan Pamit
Ditutupnya layanan streaming yang berdiri sejak tahun 2015 ini disebabkan karena pengajuan likuidasi oleh para pemegang saham HOOQ di Singapura pada 27 Maret 2020 lalu.
JAKARTA, NusaBali
Di tengah-tengah kegiatan masyarakat yang saat ini lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, hiburan berupa streaming atau menonton film secara online menjadi salah satu pilihan untuk mengisi waktu. Dengan demikian, bisnis hiburan di bidang ini seharusnya berkembang pesat.
Namun tak demikian halnya dengan HOOQ, sebuah layanan dalam streaming video on demand asal Singapura. Per 30 April 2020, layanan ini resmi ditutup. Tak hanya di Indonesia, namun juga di empat negara lainnya di mana layanan ini tersedia sebelumnya, yakni Filipina, Thailand, India, dan negara asalnya, Singapura.
Tutupnya layanan streaming ini diumumkan melalui sejumlah platform, antara lain melalui video perpisahan yang diunggah di website resmi HOOQ, dan juga melalui sebuah utas di Twitter resmi HOOQ di masing-masing negara. “Ketika sebuah cerita dimulai, maka seketika itu pula lahir sebuah babak akhir yang akan menutup cerita itu sendiri,” cuitnya dalam akun Twitter HOOQ Indonesia.
“Di hari ini, tibalah pula akhir dari perjalanan HOOQ dalam menceritakan berbagai kisah-kisah yang luar biasa pun menghibur. Di hari ini, mungkin akan penuh kesedihan, bahkan isak tangis yang memburu. Namun, memori kebersamaan kita selama ini telah terekam dalam ingatan dan membekas dalam kalbu. Memori yang akan menghapus tetesan air mata yang mengalir membasahi pipi,” lanjut cuitan tersebut.
“Terima kasih untuk kebersamaan kita. Terima kasih untuk dukungan kalian selama ini. Terima kasih untuk semuanya. Tanpa kalian HOOQ tidak akan bisa mencapai titik raihan terjauhnya, yakni hari ini. Hari ini, kami pamit. #TerimaKasihIndonesia,” tutupnya.
Ditutupnya layanan streaming yang berdiri sejak tahun 2015 disebabkan karena pengajuan likuidasi oleh para pemegang saham HOOQ di Singapura pada 27 Maret 2020 lalu. Sejak saat itu, HOOQ tidak menerima pelanggan baru. “Pemegang saham HOOQ sudah melakukan filing di Singapore untuk voluntary liquidation HOOQ pada 27 Maret. Sejak saat itu charging sudah tidak diberlakukan lagi bagi pelanggan eksisting dan sudah tidak ada aktivasi pelanggan baru,” ujar Country Head HOOQ Indonesia pada NusaBali, Jumat (1/5).
Ditutupnya HOOQ turut berpengaruh pada mitra-mitranya di Indonesia. Sebelumnya, anak perusahaan Telkom, yakni Telkomsel, menyediakan layanan HOOQ di aplikasi MaxStream, dan menyediakan kuota khusus untuk mengakses layanan tersebut. Namun dengan ditutupnya HOOQ, maka kerjasama tersebut juga terhenti. “Dengan likuidasi HOOQ maka operasional perusahaan akan berhenti,” lanjut Guntur Sidoro.
Ditutupnya layanan streaming film ini memicu sejumlah reaksi oleh netizen pengguna layanan streaming yang berdiri sejak tahun 2015 ini. Dalam kolom komentar cuitan HOOQ Indonesia, tak sedikit yang mengucapkan perpisahan pada HOOQ, dan tak sedikit pula netizen yang mengeluh lantaran belum selesai menonton serial yang disediakan HOOQ.
Walaupun untuk saat ini masih belum ada kepastian tentang layanan penyedia konten video seperti apa yang akan menggantikan HOOQ, namun rumor yang tersebar di kalangan netizen berspekulasi dan berharap bahwa layanan tersebut akan diisi oleh platform streaming asal Amerika Serikat, yakni Netflix, yang sebelumnya tidak tersedia bagi pengguna layanan internet oleh Telkom.*cr74
1
Komentar