Kemandirian dan Tanggung Jawab, Sikap yang Ditumbuhkan dalam Pembelajaran Daring
Setelah berbagai masalah yang timbul dari diterapkannya pembelajaran daring saat ini, tenyata masih terdapat sisi positif yang masih bisa dioptimalkan. Sisi positif tersebut ialah sikap kemandirian dan tanggung jawab siswa.
Penulis : I Putu Yoga Purandina, M.Pd.
Dosen Jurusan Dharma Acarya, STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja
Tanpa disadari dua sikap ini tumbuh secara perlahan dan nyata dalam diri siswa. Hal ini sangat baik mengingat dalam situasi ini, semuanya serba sulit. Siswa memproleh pembelajaran sangat terbatas, baik dari segi sarana dan prasarana, sumber belajar, dan motivasi belajarnyapun sangat kurang.
Memang setiap perubahan pasti sangat sulit untuk diterima, apalagi perubahan yang seketika. Nah pembelajaran daring memang merupakan pilihan yang tidak terhelakkan karena situasi sekarang ini. Dengan demikian mau tidak mau harus mencoba pembelajaran daring. Bukannya pembelajaran daring ini buruk, akan tetapi perlu kesiapan dari guru dan siswa untuk mengikutinya. Selama ini memang kita akui pendidikan kita belum begitu familiar dengan pembelajaran daring ini.
Walaupun sebenarnya pembelajaran daring telah dkenal dan dilakukan dengan baik dan sukses di Negara lain di belahan dunia ini. Khusus di Negara kita, tingkat pemerataan pendiikan sangat tidak berimbang sehingga, guru dan siswa diperkotaan mungkin sudah terbiasa dengan pembelajaran daring. Namun siswa di pedesaan masih sangat awam dan merupakan hal baru yang belum pernah mereka dengar. Mereka tidak tahu pembelajaran daring itu seperti apa dan bagaimana bentuknya.
Dengan demikian guru dan siswa sejatinya masih berusaha mengenal seperti apa pembelajaran daring ini. Mereka masih mencari-cari pola pengajaran yang pas untuk pengajaran ini. Disamping itu tidak dipungkiri juga pembelajaran ini harus didukunga oleh sarana belajar yang baik, terutama dalam hal ini gawai (gadget) dan jaringan internet. Di pedesaan, karena masalah kurangnya informasi dan ekonomi kadang membuat hal ini tidak bisa dilakukan. Sebenarnya masih ada banyak masalah namun ini harus dipilih. Walaupun sekarang bisa belajar melalui televisi.
Guru dan siswa harus berubah. Berubah dalam artian merubah gaya mengajar untuk guru, dan merubah gaya belajar untuk siswa. Guru harus cepat mampu beradaptasi dengan gaya pengajaran daring ini. Merubah metode mengajar, gaya komunikasi jarak jauh, mencari sumber belajar secara daring, dan menyiapkan pembelajaran berbasis daring. Begitu pula siswa, harus mampu beradaftasi. Gaya belajar harus dirubah dari kebiasaan bergantung kepada guru, sekarang harus dilakukan sendiri yang hanya dibimbing orang tua. Semua ini bisa sukses dilakukan jikalau mereka dapat menumbuhkan sikap mandiri dan tangung jawabnya secara optimal. Baik guru maupun siswa harus mampu melakukan aktifitas mengajar dan belajar secara mandiri dan tanggung jawab.
Mandiri merupakan sebuah sikap yang yang terdapat dalam setiap individu, dimana mereka tidak lagi menggantungkan keputusan kepada orang lain. Jadi guru dan siswa diberikan kebebasan dalam melakukan proses mengajar dan belajar namun tetap sesuai dengan batasan yang telah disepakati antara mereka. Bebas di sini juga maksudnya melakukan sesuatu dengan benar dan bermanfaat, berusaha melakukan segala sesuatu dengan jujur dan benar atas dorongan dirinya sendiri. Dengan demikian mereka mampu bertanggung jawab terhadap tuganya masing-masing dan berusaha menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi.
Tanggung jawab merupakan sikap yang timbul setelah apa yang telah dilakukan atau sadar terhadap apa yang seharusnya dikerjakan dari setiap kewajibannya. Jadi disini maksudnya mereka harus mampu menerima pembebanan dari segala kewajibannya. Guru tugasnya mengajar, mendesain pembelajaran yang menarik dan memotivasi siswanya. Sedangkan siswa harus mengikuti setiap intruksi yang diberikan dengan baik dengan penuh rasa antusias dan ingin tahu.
Guru dan siswa tidak berhadapan langsung (face to face), melainkan melakukan komunikasi jarak jauh. Tentu ini sangat menyulitkan. Bagaimana tidak, guru akan sulit dalam menjelaskan materi atau memberkan instruksi. Siswa juga akan sulit memahami instruksi gurunya. Komunikasi sangat terbatas tidak seleluasa ketika berhadapan langsung. Maka dari itu disinilah sikap mandiri dan tanggung jawab dibutuhkan.
Sebenarnya kalau dipakasakan pembelajaran daring seperti situasi kini, dua sikap ini akan tumbuh sendiri begitu saja. Keterpaksaan akan mempengaruhi kondisi ini. Namun dipandang perlu untuk memupuknya menjadi lebih optimal. Sikap keterpaksaan juga tidak baik. Kita perlu menyiraminya dengan cara selalu memotivasi diri dan orang lain serta tetap membuat target-target yang telah disepakati antara guru dan siswa.
Tentu di sini harus diawali oleh gurunya. Walaupun sesungguhnya bisa saling menguatkan satu sama lain. Guru harus mampu membuat siswanya termotivasi dalan setiap kegiatan yang di instruksikan. Kemas pembelajaran supaya mudah dipahami dan menyenangkan. Tentukan target yang realistis yang mampu dikerjakan dan diselesaikan, dan berikan penguatan seperti penghargaan dan peringatan mengenai target. Dengan demikian, siswa secara otomatis akan tumbuh sikap mandiri dan tanggung jawabnya.
Jadi intinya bukan sebatas memberi dan menerima pembelajaran, namun dibalik itu ada sikap positif yang mampu tumbuh. Bahkan sikap ini bisa terus dipupuk sehingga menjadi optimal dan memfosil pada diri guru dan siswa. Terutama siswa, kedua sikap ini akan sangat berguna di masa yang akan datang. Sikap ini akan membentuk karakter yang kuat mengantarkan mereka ke pintu keseksesannya suatu saat nanti.*
*. Tulisan dalam kategori OPINI adalah tulisan warga Net. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Komentar