Menpora Minta Maaf ke KMHDI
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mengaku sudah minta maaf atas ketidakhadirannya dalam pembukaan Mahasabha ke X Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) di Kendari, Sulawesi Tenggara pada 25 Agustus kemarin.
JAKARTA, NusaBali
Ia meminta agar permasalahan tersebut tidak diperbesar lagi. Terlebih dikait-kaitkan dengan diskriminasi.
"Saya tidak mau memperlebar masalah ini. Saya juga tidak mau menanggapi tuduhan-tuduhan yang ada. Saya juga tidak mau bahas dan balas, karena nanti tidak produktif. Saya sudah minta maaf dari awal tidak bisa datang. Ini jangan di politisir," ujar Menpora kepada NusaBali usai rapat kerja Kementerian Pemuda dan Olahraga dengan Komisi X DPR RI di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Kamis (1/9).
Menpora mengatakan, sebagai pemuda harus optimis dan tidak berpikir negatif. Ia pun sudah menjadwalkan pertemuan dengan KMHDI pada Rabu (31/9) kemarin untuk membicarakan permasalahan tersebut. Namun, KMHDI tidak bisa bertemu lantaran sibuk. "Kami sudah memanggil mereka untuk bertemu kemarin, tetapi tidak bisa lantaran masih sibuk," ucap Menpora.
Salah satu presedium KMHDI Putu Wiratnaya pada Selasa (30/8) kemarin menyatakan, KMHDI tidak bisa memenuhi undangan tersebut karena mereka baru saja selesai Mahasabha sehingga harus menyelesaikan urusan disana. Saat Mahasabha, kehadiran Menpora diganti oleh eselon I di Kemenpora. Bahkan bergelar profesor.
"Saya mengirimkan Prof. Dr. Faisal Abdullah. Kalau itu tidak dianggap representatif kementerian, silakan nilai apapun. Tapi tolong jangan bilang saya diskriminatif," tegas Menpora.
Menurut Menpora, ia sangat dekat dengan tokoh dan masyarakat Hindu. Ia berharap permasalahan tersebut tidak dibesar-besarkan lagi. "Tolong permasalahan ini jangan dikembangkan, close," imbuhnya seraya pamit.
Kekecewaan KMHDI berawal saat Rakornas di Lampung pada Agustus 2015 lalu. Saat itu sang Menteri sudah memastikan untuk hadir. Sebagai tuan rumah, KMHDI menyiapkan segala fasilitas untuk sang menteri seperti penjemputan. Namun satu jam sebelum acara di mulai, sang menteri batal datang. Ketika mereka menggelar Mahasabha di Kendari, mereka ingin melakukan audensi dengan Menpora pada Mei 2016 kemarin.
Surat sudah mereka kirimkan, tetapi sampai hari H audensi belum ada kabar. Begitupula, saat KMHDI meminta Menpora hadir membuka Mahasabha. Sang menteri lagi-lagi tidak menghiraukan KMHDI. k22
Ia meminta agar permasalahan tersebut tidak diperbesar lagi. Terlebih dikait-kaitkan dengan diskriminasi.
"Saya tidak mau memperlebar masalah ini. Saya juga tidak mau menanggapi tuduhan-tuduhan yang ada. Saya juga tidak mau bahas dan balas, karena nanti tidak produktif. Saya sudah minta maaf dari awal tidak bisa datang. Ini jangan di politisir," ujar Menpora kepada NusaBali usai rapat kerja Kementerian Pemuda dan Olahraga dengan Komisi X DPR RI di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Kamis (1/9).
Menpora mengatakan, sebagai pemuda harus optimis dan tidak berpikir negatif. Ia pun sudah menjadwalkan pertemuan dengan KMHDI pada Rabu (31/9) kemarin untuk membicarakan permasalahan tersebut. Namun, KMHDI tidak bisa bertemu lantaran sibuk. "Kami sudah memanggil mereka untuk bertemu kemarin, tetapi tidak bisa lantaran masih sibuk," ucap Menpora.
Salah satu presedium KMHDI Putu Wiratnaya pada Selasa (30/8) kemarin menyatakan, KMHDI tidak bisa memenuhi undangan tersebut karena mereka baru saja selesai Mahasabha sehingga harus menyelesaikan urusan disana. Saat Mahasabha, kehadiran Menpora diganti oleh eselon I di Kemenpora. Bahkan bergelar profesor.
"Saya mengirimkan Prof. Dr. Faisal Abdullah. Kalau itu tidak dianggap representatif kementerian, silakan nilai apapun. Tapi tolong jangan bilang saya diskriminatif," tegas Menpora.
Menurut Menpora, ia sangat dekat dengan tokoh dan masyarakat Hindu. Ia berharap permasalahan tersebut tidak dibesar-besarkan lagi. "Tolong permasalahan ini jangan dikembangkan, close," imbuhnya seraya pamit.
Kekecewaan KMHDI berawal saat Rakornas di Lampung pada Agustus 2015 lalu. Saat itu sang Menteri sudah memastikan untuk hadir. Sebagai tuan rumah, KMHDI menyiapkan segala fasilitas untuk sang menteri seperti penjemputan. Namun satu jam sebelum acara di mulai, sang menteri batal datang. Ketika mereka menggelar Mahasabha di Kendari, mereka ingin melakukan audensi dengan Menpora pada Mei 2016 kemarin.
Surat sudah mereka kirimkan, tetapi sampai hari H audensi belum ada kabar. Begitupula, saat KMHDI meminta Menpora hadir membuka Mahasabha. Sang menteri lagi-lagi tidak menghiraukan KMHDI. k22
Komentar