Ekonomi Jeblok, Pasar Keramik Lesu
Kondisi perlambatan ekonomi nasional yang lesu sepanjang 2015, tak ayal membuat sektor properti ikut melesu. Tak ayal komponen-komponen pendukung properti, seperti keramik misalnya, ikut merasakan imbasnya.
DENPASAR, NusaBali
“Tahun ini memang ada kelesuan di industri keramik. Akibatnya ada pengurangan produksi hingga 15 persen,” ungkap Welly Santoso, Director, Sales & Distribution Platinum Ceramics Industry.
Tapi Welly mengakui bahwa situasi kurang menggembirakan sudah dirasakan sejak beberapa tahun lalu. “Salah satu yang menghambat adalah kelesuan ekonomi secara umum di tahun 2015, tapi sejak dua tahun lalu memang sudah terimbas kebijakan pemerintah sejak dua tahun lalu,” urai Welly.
Regulasi yang dimaksud Welly di antaranya adalah kebijakan penaikan down payment (DP) pembelian rumah, regulasi pembelian rumah kedua dan ketiga. Hingga membanjirnya keramik produk impor ke Indonesia.
Total hingga saat ini sekurangnya ada 20 importir yang memasukkan keramik mancanegara ke tanah air. “Tapi beruntung bagi kami bahwa ada keharusan SNI bagi produk impor yang masuk,” kata Welly.
Namun kelesuan ekonomi ini diakui Welly sudah membuat industri keramik ikut pontang-panting. Disebutkan dari 50 pabrik keramik nasional, beberapa di antaranya terpaksa tutup. Kondisi yang tak menggembirakan lagi, lanjut Welly, terkait soal bahan baku. Penutupan tambang pasir di Lumajang misalnya, ikut mempengaruhi ketersediaan bahan baku.
Sebelumnya Kepala BPS Suryamin mengatakan perlambatan ekonomi Indonesia ini imbas dari melambatnya ekonomi global yang dipicu rendahnya harga berbagai komoditas secara internasional. Sedangkan dari faktor eksternal, melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia ini disebabkan oleh ikut melambatnya perekonomian sejumlah mitra dagang Indonesia. Di antaranya AS, China, dan Singapura.
Sementara itu terkait dengan berbagai kebijakan paket ekonomi yang dikeluarkan pemerintah, Welly menyebut masih belum berdampak bagi industri keramik nasional. “Sampai akhir tahun, rasa-rasanya masih seperti bulan-bulan lalu. Makanya sampai pertengahan tahun ini, produksi dikurangi 10 sampai 15 persen,” ujarnya.
Selanjutnya...
1
2
Komentar