Ekonomi Jeblok, Pasar Keramik Lesu
Kondisi perlambatan ekonomi nasional yang lesu sepanjang 2015, tak ayal membuat sektor properti ikut melesu. Tak ayal komponen-komponen pendukung properti, seperti keramik misalnya, ikut merasakan imbasnya.
Petinggi pabrik keramik yang berpusat di Surabaya ini juga menyebut kondisi kelesuan ekonomi tahun 2015 lebih susah dibandingkan krisis moneter 1988. “Kalau 1998 lebih memukul pengusaha mapan, sedangkan 2015 karena yang terdampak lebih banyak, termasuk dirasakan oleh pengusaha muda,” kata Welly. “Kalau 2015 lebih susah karena sudah terlanjur berinvestasi. Nah, ketika drop maka biaya produksi ikut mengalami peningkatan,” tambahnya.
Tak mau menyerah dengan kondisi ini, Welly pun menyebut inovasi dan kualitas harus dilakukan. “Itulah sebabnya di akhir tahun ini Platinum memperkenalkan 138 varian yang mengusung tema urban chic,” kata Welly soal product launching & customer gathering yang digelar di Seminyak pada Jumat (13/11) lalu.
“Dengan acara ini diharapkan dapat memberi penyegaran bagi dunia perkeramikan di Indonesia, khususnya bagi para praktisi arsitektur maupun desain interior,” ujar Welly tentang acara yang juga digelar di Surabaya, Semarang dan Jakarta ini.
Welly pun menyebut optimisme di tahun-tahun mendatang, karena dalam pengamatannya di Indonesia tidak akan terjadi kelesuan secara berkesinambungan setelah terjadi siklus kelesuan pada 2014 dan 2015.
Bahkan optimismenya diutarakan dengan rencana merilis produk baru sejenis granit untuk memenuhi kebutuhan rumah menengah ke atas hingga hotel.
1
2
Komentar