Desa Bondalem Pun Di-Lockdown
Sehari, Positif Covid-19 di Buleleng Tambah 16 Kasus, 15 Asal Bondalem
Bupati Agus Suradnyana koordinasi dengan Polres Buleleng Kodim Buleleng untuk awasi 4.600 KK dengan 15.633 jiwa warga Bondalem yang diisolasi
SINGARAJA, NusaBali
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana putuskan untuk lockdown Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula, mulai Minggu (3/5). Masalahnya, per 3 Mei 2020 terdapat tambahan 15 pasiern positif Covid-19 di Desa Bondalem, yang semuanya merupakan kasus transmisi lokal.
Dalam sehari, Minggu kemarin, seluruhnya ada tambahan 16 kasus positif Covid-19 baru di Buleleng. Mereka terdiri dari 14 pedagang di Pasar Desa Bondalem, 1 bocah asal Desa Bondalem, dan 1 pekerja migran Indonesia (PMI) asal Kecamatan Buleleng. Perlu dicatat, bocah yang dinyatakan positif baru kemarin adalah anak dari Pasien dalam Pengawasan (PDP) 18 asal Desa Bondalem, yang telah lebih dulu terkonfirmasi positif.
Walhasil, total kumulatif positif Covid-19 di Buleleng hingga saat ini berjumlah 33 kasus, di mana 13 orang di antaranya sudah dinyatakjan sembuh dan 20 orang lagi masih dirawat. Dari jumlah itu, positif Covid-019 terbanyak berada di wilayah Kecamatan Tejakula yakni 23 kasus, disusul Kecamatan Buleleng (5 kasus), Kecamatan Banjar (2 kasus), Kecamatan Seririt (2 kasus), dan Kecamatan Sawan (1 kasus). Sementara Kecamatan Kubutambahan, Kecamatan Sukasada, Kecamatan Busungbiu, dan Kecamatan Gerokgak nihil kasus.
Dari rotal 33 pasien positif Covid-19 di Buleleng tersebut, 16 orang di antaranya kasus baru, Minggu kemarin, yang didominasi 15 kasus merupakan warga Desa Bondalem. Itu sebabnya, Desa Bondalem diputuskan untuk lockdown alias diisolasi. Sehari sebelumnya, Sabtu (2/5), Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Buleleng sudah lebih dulu mengisolasi 28 kepala keluarga (KK) yang terdiri dari 94 jiwa di Banjar Dinas Celagi Batur, Desa Bondalem. Mereka adalah warga yang tempat tingggalnya masuk dalam estimasi jarak dengan kediaman PDP 18.
Kebijakan Bupati Agus Suradnyana menetapkan lockdown Desa Bondalem, Minggu kemarin, menyusul adanya tambahan 14 pedagang Pasar Desa Bondalem dan seorang anak dari PDP 18 yang hasil swab-nya dinyatakan positif. Mereka adalah bagian dari 46 pedagang yang sebelumnya dinyatakan positif berdasarkan hasil rapid test positif. Hingga Minggu kemarin, GTPP Covid-19 Buleleng masih menunggu hasil tes swab 11 pedagang. Sedangkan 9 pedagang lainnya sudah dinyatakan negatif Covid-19 berdasar dua kali tes swab.
Bupati Agus Suradnyana menyebutkan, dari 15 PDP asal Desa Bondalem yang terkonfirmasi positif, Minggu kemarin, tim surveylance sudah melakukan tracing (penelurusan). Berdasarkan tracing, ada 128 orang yang sempat berkontak erat dengan 14 pegadang Pasar Desa Bondalem dan 1 bocah yang positif itu. Mereka direncanakan akan menjalani rapid test di salah satu gedung sekolah di Desa Bondalem.
Sementara, dengan kebijakan lockdown ini, seluruh warga Desa Bondalem tidak diperbolehkan keluar desa. Selama lockdown, warga dari luar desa juga tidak bisa masuk ke Bondalem. “Tetapi, kalau aktivitas di dalam Desa Bondalem masih bisa, namun terbatas dengan protap covid-19,” jelas Bupati Agus Suradnyana yang juga Ketua GTPP Covid-19 Kabuoaten Buleleng, Minggu kemarin.
Agus Suradnyana menegaskan, lockdown Desa Bondalem secara resmi sudah dimulai per 3 Mei 2020 siang. Surat-surat untuk lockdowan Desa Bondalem pun sudah ditandatangani. Hanya, pemerintah desa dan kecamatan masih memaksimalkan sosialisasi kepada masyarakat, sehingga lockdown Desa Bondalem diharapkan sudah efektif, Senin (4/5) ini.
Menurut Agus Suradnyana, seluruh warga Desa Bondalem, kecuali 28 KK yang diisolasi di Banjar Dinas Celagi Batur, masih bisa beraktivitas terbatas di dalam desa. Pasalnya, GTPP Covid-19 Buleleng masih mencari solusi terkait ternak milik warga setempat dan hal lainnya yang perlu dipertimbangkan lebih matang.
“Kalau yang 28 KK di Banjar Celagi Batur itu, sudah tidak bisa keluar rumah. Kalau yang lain masih bisa, asalkan dengan protocol Covid-19: pakai masker, cuci tangan, sosial distancing, dan phicycal distancing. Mereka punya sapi, babi, kita juga masih carikan jalan keluar. Kalau warung atau toko, yang boleh buka hanya toko sembako dan kebutuhan pokok. Selain itu, tutup semua,” tegas Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar yang juga Ketua DPC PDIP Buleleng ini.
Agus Suradnyana menyatakan, GTPP Covid-19 Buleleng masih berikan toleransi jika ada kedukaan krama Desa Bondalem yang pemakamanannya tak bisa ditunda. Prosesi pemakaman pun masih bisa dilakukan, asalkan sesuai dengan protokol Covid-19, melibatkan tak lebih dari 25 orang, wajib memakai masker, penerapan physical distancing, social distancing, dan pola PHBS.
Agus Suradnyana menegaskan, keputusan lockdown Desa Bondalem sudah dikoordinasikan dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Buleleng. Seluruh kegiatan terbatas yang dilakukan warga Desa Bondalem nantinya akan dipantau ketat oleh jajaran Polres Buleleng, Kodim 1609/Buleleng, dan Satpol PP Kabupaten Buleleng.
Selain itu, Dinas Kominfo-Sandi Buleleng juga diturunkan untuk memberikan sosialiasi kepada seluruh warga Desa Bondalem di tengah lockdown. Termasuk pengaturan arus lalulintas Jalur Utama Singaraja-Amlapura kawasan Desa Bondalem. “Kapolres Buleleng juga sudah siap dengan pengaturan itu,” tegas Agus Suradnyana.
Terkait pasokan sembako untuk selurug warga Desa Bondalem yang lockdown, kemarin sore GTPP Covid-19 Buleleng sudah langsung berkoordinasi dengan Bulog. Nantinya, seluruh kebutuhan sembako warga Desa Bondalem yang berjumlah 18.000 jiwa sepenuhnya akan ditanggung Pemkab Buleleng selama 14 hari lockdown. Pasokan sembako dipastikan sudah mulai dilakuakn 2-3 hari ke depan.
Menurut Agus Suradnyana, masing-masing KK dijatah 0,4 kg beras, mie instan, telor, minyak goreng, kecap, dan saus sambal setiap hari. Pasokan sembako rencananya akan dilakukan seminggu sekali. Sedangkan pemenuhan kebutuhan pokok di luar sembako, nantinya akan dikoordinasikan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bondalem, sehingga memudahkan dropping dan distribusi. Satgas Covid-19 Desa Bondalem juga telah merekrut 50 orang sebagai relawan, yang nanti akan menjembati kebutuhan masyarakat untuk disampaikan ke BUMDes atau Satgas Covid-19 Desa.
Sejauh ini, GTPP Covid-19 Buleleng belum memutuskan untuk membangun dapur umum untuk lockdown Desa Bondalem, karena warga setempat masih bisa keluar rumah mendapatkan kebutuhan pokok mereka. Namun, kebijakan bisa berubah sesuai dengan perkembangan pandemi Covid-19 di Desa Bondalem.
Sementara itu, berdasarkan data yang diperoleh Perbekel Bondalem, Ngurah Sadu Adnyana, jumlah penduduk di Desa Bondalem mencapai 4.600 KK, dengan jumlah 15.633 jiwa. Mereka tinggal tersebar di 10 banjar dinas, yakni Banjar Suksuk, Banjar Tegal Sari, Banjar Kaja Kangin, Banjar Kaja Kauh, Banjar Celagi Batur, Banjar Selombo, Banjar Celagi Bantes, Banjar Kelod Kangin, Banjar Kelod Kauh, dan Banjar Jro Kuta. Dari jumlah itu, terbanyak tinggal di Banjar Dinas Tegal Sari yakni 2.044 jiwa dan Banjar Dinas Celagi Batur mencapai 1.717 jiwa. *k23
Dalam sehari, Minggu kemarin, seluruhnya ada tambahan 16 kasus positif Covid-19 baru di Buleleng. Mereka terdiri dari 14 pedagang di Pasar Desa Bondalem, 1 bocah asal Desa Bondalem, dan 1 pekerja migran Indonesia (PMI) asal Kecamatan Buleleng. Perlu dicatat, bocah yang dinyatakan positif baru kemarin adalah anak dari Pasien dalam Pengawasan (PDP) 18 asal Desa Bondalem, yang telah lebih dulu terkonfirmasi positif.
Walhasil, total kumulatif positif Covid-19 di Buleleng hingga saat ini berjumlah 33 kasus, di mana 13 orang di antaranya sudah dinyatakjan sembuh dan 20 orang lagi masih dirawat. Dari jumlah itu, positif Covid-019 terbanyak berada di wilayah Kecamatan Tejakula yakni 23 kasus, disusul Kecamatan Buleleng (5 kasus), Kecamatan Banjar (2 kasus), Kecamatan Seririt (2 kasus), dan Kecamatan Sawan (1 kasus). Sementara Kecamatan Kubutambahan, Kecamatan Sukasada, Kecamatan Busungbiu, dan Kecamatan Gerokgak nihil kasus.
Dari rotal 33 pasien positif Covid-19 di Buleleng tersebut, 16 orang di antaranya kasus baru, Minggu kemarin, yang didominasi 15 kasus merupakan warga Desa Bondalem. Itu sebabnya, Desa Bondalem diputuskan untuk lockdown alias diisolasi. Sehari sebelumnya, Sabtu (2/5), Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Buleleng sudah lebih dulu mengisolasi 28 kepala keluarga (KK) yang terdiri dari 94 jiwa di Banjar Dinas Celagi Batur, Desa Bondalem. Mereka adalah warga yang tempat tingggalnya masuk dalam estimasi jarak dengan kediaman PDP 18.
Kebijakan Bupati Agus Suradnyana menetapkan lockdown Desa Bondalem, Minggu kemarin, menyusul adanya tambahan 14 pedagang Pasar Desa Bondalem dan seorang anak dari PDP 18 yang hasil swab-nya dinyatakan positif. Mereka adalah bagian dari 46 pedagang yang sebelumnya dinyatakan positif berdasarkan hasil rapid test positif. Hingga Minggu kemarin, GTPP Covid-19 Buleleng masih menunggu hasil tes swab 11 pedagang. Sedangkan 9 pedagang lainnya sudah dinyatakan negatif Covid-19 berdasar dua kali tes swab.
Bupati Agus Suradnyana menyebutkan, dari 15 PDP asal Desa Bondalem yang terkonfirmasi positif, Minggu kemarin, tim surveylance sudah melakukan tracing (penelurusan). Berdasarkan tracing, ada 128 orang yang sempat berkontak erat dengan 14 pegadang Pasar Desa Bondalem dan 1 bocah yang positif itu. Mereka direncanakan akan menjalani rapid test di salah satu gedung sekolah di Desa Bondalem.
Sementara, dengan kebijakan lockdown ini, seluruh warga Desa Bondalem tidak diperbolehkan keluar desa. Selama lockdown, warga dari luar desa juga tidak bisa masuk ke Bondalem. “Tetapi, kalau aktivitas di dalam Desa Bondalem masih bisa, namun terbatas dengan protap covid-19,” jelas Bupati Agus Suradnyana yang juga Ketua GTPP Covid-19 Kabuoaten Buleleng, Minggu kemarin.
Agus Suradnyana menegaskan, lockdown Desa Bondalem secara resmi sudah dimulai per 3 Mei 2020 siang. Surat-surat untuk lockdowan Desa Bondalem pun sudah ditandatangani. Hanya, pemerintah desa dan kecamatan masih memaksimalkan sosialisasi kepada masyarakat, sehingga lockdown Desa Bondalem diharapkan sudah efektif, Senin (4/5) ini.
Menurut Agus Suradnyana, seluruh warga Desa Bondalem, kecuali 28 KK yang diisolasi di Banjar Dinas Celagi Batur, masih bisa beraktivitas terbatas di dalam desa. Pasalnya, GTPP Covid-19 Buleleng masih mencari solusi terkait ternak milik warga setempat dan hal lainnya yang perlu dipertimbangkan lebih matang.
“Kalau yang 28 KK di Banjar Celagi Batur itu, sudah tidak bisa keluar rumah. Kalau yang lain masih bisa, asalkan dengan protocol Covid-19: pakai masker, cuci tangan, sosial distancing, dan phicycal distancing. Mereka punya sapi, babi, kita juga masih carikan jalan keluar. Kalau warung atau toko, yang boleh buka hanya toko sembako dan kebutuhan pokok. Selain itu, tutup semua,” tegas Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar yang juga Ketua DPC PDIP Buleleng ini.
Agus Suradnyana menyatakan, GTPP Covid-19 Buleleng masih berikan toleransi jika ada kedukaan krama Desa Bondalem yang pemakamanannya tak bisa ditunda. Prosesi pemakaman pun masih bisa dilakukan, asalkan sesuai dengan protokol Covid-19, melibatkan tak lebih dari 25 orang, wajib memakai masker, penerapan physical distancing, social distancing, dan pola PHBS.
Agus Suradnyana menegaskan, keputusan lockdown Desa Bondalem sudah dikoordinasikan dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Buleleng. Seluruh kegiatan terbatas yang dilakukan warga Desa Bondalem nantinya akan dipantau ketat oleh jajaran Polres Buleleng, Kodim 1609/Buleleng, dan Satpol PP Kabupaten Buleleng.
Selain itu, Dinas Kominfo-Sandi Buleleng juga diturunkan untuk memberikan sosialiasi kepada seluruh warga Desa Bondalem di tengah lockdown. Termasuk pengaturan arus lalulintas Jalur Utama Singaraja-Amlapura kawasan Desa Bondalem. “Kapolres Buleleng juga sudah siap dengan pengaturan itu,” tegas Agus Suradnyana.
Terkait pasokan sembako untuk selurug warga Desa Bondalem yang lockdown, kemarin sore GTPP Covid-19 Buleleng sudah langsung berkoordinasi dengan Bulog. Nantinya, seluruh kebutuhan sembako warga Desa Bondalem yang berjumlah 18.000 jiwa sepenuhnya akan ditanggung Pemkab Buleleng selama 14 hari lockdown. Pasokan sembako dipastikan sudah mulai dilakuakn 2-3 hari ke depan.
Menurut Agus Suradnyana, masing-masing KK dijatah 0,4 kg beras, mie instan, telor, minyak goreng, kecap, dan saus sambal setiap hari. Pasokan sembako rencananya akan dilakukan seminggu sekali. Sedangkan pemenuhan kebutuhan pokok di luar sembako, nantinya akan dikoordinasikan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bondalem, sehingga memudahkan dropping dan distribusi. Satgas Covid-19 Desa Bondalem juga telah merekrut 50 orang sebagai relawan, yang nanti akan menjembati kebutuhan masyarakat untuk disampaikan ke BUMDes atau Satgas Covid-19 Desa.
Sejauh ini, GTPP Covid-19 Buleleng belum memutuskan untuk membangun dapur umum untuk lockdown Desa Bondalem, karena warga setempat masih bisa keluar rumah mendapatkan kebutuhan pokok mereka. Namun, kebijakan bisa berubah sesuai dengan perkembangan pandemi Covid-19 di Desa Bondalem.
Sementara itu, berdasarkan data yang diperoleh Perbekel Bondalem, Ngurah Sadu Adnyana, jumlah penduduk di Desa Bondalem mencapai 4.600 KK, dengan jumlah 15.633 jiwa. Mereka tinggal tersebar di 10 banjar dinas, yakni Banjar Suksuk, Banjar Tegal Sari, Banjar Kaja Kangin, Banjar Kaja Kauh, Banjar Celagi Batur, Banjar Selombo, Banjar Celagi Bantes, Banjar Kelod Kangin, Banjar Kelod Kauh, dan Banjar Jro Kuta. Dari jumlah itu, terbanyak tinggal di Banjar Dinas Tegal Sari yakni 2.044 jiwa dan Banjar Dinas Celagi Batur mencapai 1.717 jiwa. *k23
1
Komentar