Pecah di Pusat, PKPI Bali Bimbang
PKPI namanya masih kecil, Namun punya posisi tawar bagus di pemerintahan. Tetapi jangan jadi tambah kecil nanti gara-gara pecah.
Kepengurusan Baru PKPI Bali Belum Dilaporkan ke KPU
DENPASAR, NusaBali
Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Bali belum tentukan akan berpihak ke kubu mana ketika terjadi perpecahan alias dualisme kepengurusan di Dewan Pimpinan Nasional (DPN) PKPI. Saat ini PKPI Pusat terbelah, yakni kubu AM Hendropriyono dan Haris Sudarso. Anggota Faksi Gabungan Pancabayu DPRD Bali asal PKPI, I Kadek Nuartana, Kamis (1/9) mengatakan pihaknya tidak buru-buru bersikap.
Karena kalau buru-buru bersikap maka bisa terjadi perpecahan lagi. Sehingga PKPI yang sudah kecil makin kecil lagi. Menurut Nuartana situasi di pusat adalah perang para bintang. “Itu perang bintang yang panas, kita nggak ikut,” ujar Nuartana dengan nada polos.
Menurut Nuartana PKPI adalah partai yang masih kecil, namun punya posisi tawar yang kuat di pemerintahan. “PKPI ini kan partai yang namanya masih kecil. Namun punya posisi tawar bagus di pemerintahan. Tetapi jangan jadi tambah kecil nanti gara-gara di Bali ikut pecah. Kami cegah perpecahan itu dan tidak mau condong ke mana-mana dulu. Tunggu saja arah di pusat. Karena kedua kubu punya SK Menkum dan HAM,” ujar Nuartana.
Anggota Komisi III DPRD Bali yang bergabung dengan sejumlah partai gurem untuk membentuk fraksi di DPRD Bali ini mengklaim saat ini PKPI Bali masih solid. “Kami masih sangat solid. Nggak terbelah di Bali. Kalaupun ada yang mulai menentukan arah, itu belumlah sebuah keputusan. Di Bali nggak ada dualisme,” tegas politisi asal Desa Perasi, Kecamatan/Kabupaten Karangasem ini.
Di Bali sebelumnya PKPI sempat diketuai Nuartana, namun kini sudah diganti oleh I Wayan Wirata. Pergantian tersebut berlangsung beberapa bulan lalu. Namun Nuartana menegaskan pergantian itu tidak ada kaitan dengan perpecahan PKPI di pusat. “Saya diganti Wirata, dan tetap di pengurus provinsi. Posisi saya Wakil Ketua I. Jadi tidak ada kaitan dengan PKPI yang dualisme di pusat,” ujar Nuartana.
Soal nahkoda kepemimpinan PKPI Bali tersebut, Nuartana mengatakan pihaknya segera menggalang kekuatan supaya PKPI di Bali terbangun solid. Apalagi mau ada Pilkada. “Apalagi mau ada Pilkada, kita harus kuat dan jaga soliditas kita,” tegas Nuartana. Sementara keberadaan PKPI Bali yang sudah ada pergantian nahkoda belum masuk ke KPU Bali. Ketua KPU Bali, Dewa Kade Wiarsa Raka Sandhi dikonfirmasi secara terpisah, Kamis kemarin soal PKPI di Bali mengatakan tidak ada pemberitahuan apapun yang diterima KPU Bali terkait pergantian pengurus.
“Saya masih akan cek dulu, setahu saya belum ada pemberitahuan ada pengurus pusat maupun pengurus baru di daerah (Bali),” ujar Raka Sandhi. Biasanya kata Raka Sandhi, jika ada kegiatan organisasi di partai politik dan perubahan pengurus ada laporan. Seperti Partai Golkar kemarin melaporkan kepengurusan baru di Bali. Demikian juga hasil Munas DPP Golkar ditembuskan juga. Kemudian hasil Musda Demokrat Bali juga ada diterima tembusannya. Sehingga terpantau. “Untuk PKPI sih belum ada. Tetapi supaya nggak salah informasi saya akan cek dulu datanya. PKPI kan memang dualisme di pusat, nanti saya cek,” tegas aktivis GMNI Bali ini.
Seperti diberitakan sebelumnya DPN PKPI alami dualisme kepengurusan. Hal ini terjadi pasca ditinggalnnya PKPI oleh Ketua Umum Sutiyoso yang ditunjuk sebagai Kepala Badan Intelejen Negara (BIN). Sepeninggal Sutiyoso, PKPI diketuai oleh Isran Noor. Namun tak berlangsung lama, PKPI kemudian diketuai Haris Sudarno melalui Kongres Luar Biasa (KLB) 22-23 Agustus, terpilih secara aklamasi. Ternyata kepemimpinan Haris Sudarno tidak direstui sesepuh PKPI Jenderal TNI Purn Try Sutrisno. Maka kembali digelar KLB, Sabtu (27/8) di Hotel Millenium Jakarta menobatkan mantan Kepala Badan Inteligen Negara (BIN) Jenderal TNI Purn Hendropriyono sebagai Ketua Umum DPP secara aklamasi. Sejak itu, terjadi dualisme kepemimpinan. * nat
SELANJUTNYA . . .
DENPASAR, NusaBali
Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Bali belum tentukan akan berpihak ke kubu mana ketika terjadi perpecahan alias dualisme kepengurusan di Dewan Pimpinan Nasional (DPN) PKPI. Saat ini PKPI Pusat terbelah, yakni kubu AM Hendropriyono dan Haris Sudarso. Anggota Faksi Gabungan Pancabayu DPRD Bali asal PKPI, I Kadek Nuartana, Kamis (1/9) mengatakan pihaknya tidak buru-buru bersikap.
Karena kalau buru-buru bersikap maka bisa terjadi perpecahan lagi. Sehingga PKPI yang sudah kecil makin kecil lagi. Menurut Nuartana situasi di pusat adalah perang para bintang. “Itu perang bintang yang panas, kita nggak ikut,” ujar Nuartana dengan nada polos.
Menurut Nuartana PKPI adalah partai yang masih kecil, namun punya posisi tawar yang kuat di pemerintahan. “PKPI ini kan partai yang namanya masih kecil. Namun punya posisi tawar bagus di pemerintahan. Tetapi jangan jadi tambah kecil nanti gara-gara di Bali ikut pecah. Kami cegah perpecahan itu dan tidak mau condong ke mana-mana dulu. Tunggu saja arah di pusat. Karena kedua kubu punya SK Menkum dan HAM,” ujar Nuartana.
Anggota Komisi III DPRD Bali yang bergabung dengan sejumlah partai gurem untuk membentuk fraksi di DPRD Bali ini mengklaim saat ini PKPI Bali masih solid. “Kami masih sangat solid. Nggak terbelah di Bali. Kalaupun ada yang mulai menentukan arah, itu belumlah sebuah keputusan. Di Bali nggak ada dualisme,” tegas politisi asal Desa Perasi, Kecamatan/Kabupaten Karangasem ini.
Di Bali sebelumnya PKPI sempat diketuai Nuartana, namun kini sudah diganti oleh I Wayan Wirata. Pergantian tersebut berlangsung beberapa bulan lalu. Namun Nuartana menegaskan pergantian itu tidak ada kaitan dengan perpecahan PKPI di pusat. “Saya diganti Wirata, dan tetap di pengurus provinsi. Posisi saya Wakil Ketua I. Jadi tidak ada kaitan dengan PKPI yang dualisme di pusat,” ujar Nuartana.
Soal nahkoda kepemimpinan PKPI Bali tersebut, Nuartana mengatakan pihaknya segera menggalang kekuatan supaya PKPI di Bali terbangun solid. Apalagi mau ada Pilkada. “Apalagi mau ada Pilkada, kita harus kuat dan jaga soliditas kita,” tegas Nuartana. Sementara keberadaan PKPI Bali yang sudah ada pergantian nahkoda belum masuk ke KPU Bali. Ketua KPU Bali, Dewa Kade Wiarsa Raka Sandhi dikonfirmasi secara terpisah, Kamis kemarin soal PKPI di Bali mengatakan tidak ada pemberitahuan apapun yang diterima KPU Bali terkait pergantian pengurus.
“Saya masih akan cek dulu, setahu saya belum ada pemberitahuan ada pengurus pusat maupun pengurus baru di daerah (Bali),” ujar Raka Sandhi. Biasanya kata Raka Sandhi, jika ada kegiatan organisasi di partai politik dan perubahan pengurus ada laporan. Seperti Partai Golkar kemarin melaporkan kepengurusan baru di Bali. Demikian juga hasil Munas DPP Golkar ditembuskan juga. Kemudian hasil Musda Demokrat Bali juga ada diterima tembusannya. Sehingga terpantau. “Untuk PKPI sih belum ada. Tetapi supaya nggak salah informasi saya akan cek dulu datanya. PKPI kan memang dualisme di pusat, nanti saya cek,” tegas aktivis GMNI Bali ini.
Seperti diberitakan sebelumnya DPN PKPI alami dualisme kepengurusan. Hal ini terjadi pasca ditinggalnnya PKPI oleh Ketua Umum Sutiyoso yang ditunjuk sebagai Kepala Badan Intelejen Negara (BIN). Sepeninggal Sutiyoso, PKPI diketuai oleh Isran Noor. Namun tak berlangsung lama, PKPI kemudian diketuai Haris Sudarno melalui Kongres Luar Biasa (KLB) 22-23 Agustus, terpilih secara aklamasi. Ternyata kepemimpinan Haris Sudarno tidak direstui sesepuh PKPI Jenderal TNI Purn Try Sutrisno. Maka kembali digelar KLB, Sabtu (27/8) di Hotel Millenium Jakarta menobatkan mantan Kepala Badan Inteligen Negara (BIN) Jenderal TNI Purn Hendropriyono sebagai Ketua Umum DPP secara aklamasi. Sejak itu, terjadi dualisme kepemimpinan. * nat
SELANJUTNYA . . .
Komentar