Dana PON Rp 17 Miliar Belum Dapat Persetujuan
KONI Bali akui dari Rp 17 miliar anggaran yang diajukan, Rp 14 miliar di antaranya untuk bonus atlet PON XIX 2016
Karena Situasi APBD Bali 2016 Masih Megap-megap
DENPASAR, NusaBali
Anggaran sebesar Rp 17 miliar yang diajukan KONI Bali untuk mengikuti pesta olahraga nasional multievent empat tahunan PON XIX 2016 di Jawa Barat dan biaya operasonal organisasi, belum dikabulkan DPRD Bali. Masalahnya, situasi APBD 2016 masih megap-megap, menyusul ditundanya Dana Alokasi Umum (DAU) dari pusar Rp 153,93 miliar dan melesetnya target pajak Rp 514,03 miliar, hingga terjadi defisit anggaran.
Hal ini terungkap saat hearing Komisi IV DPRD Bali (yang membidangi pemuda dan olahraga) dengan jajaran KONI Bali di Ruangan Badan Legislasi (Baleg) Dewan, Niti Mandala Denpasar, Kamis (1/9). Dalam hearing tersebut, Ketua Komisi IV DPRD Bali Nyoman Parta (dari Fraksi PDIP) disampingi sejumlah anggotanya, seperti I Gusti Putu Budiarta (Fraksi PDIP), Bagus Suwitra Wirawan (Fraksi Gerindra), Utami Dwi Suryadi (Fraksi Demokrat), I Nyoman Wirya (Fraksi Golkar), dan I Kadek Setiawan (Fraksi PDIP). Sementara Ketua KONI Bali Ketut Suwandhi didampingi Wakil Ketua KONI Bali, IGN Oka Darmawan. Kabid Olahraga Biro Kesra Setda Provinsi Bali, I Nyoman Hendri Lesmana, juga hadir.
Dalam hearing tersebut, Ketua KONI Bali Ketut Suwandhi menyebutkan pihaknya perlu anggaran tali kasih Rp 14 miliar untuk bonus atlet yang berlaga di PON XIX 2016. Selain itu, KONI Bali membutuhkan biaya operasional dan menutupi defisit sebelumnya berjumlah Rp 900 juta. Total dana yang dibutuhkan KONI Bali mencapai Rp 17 miliar. “Kami di Induk Tahun 2016 sudah diberikan Rp 27 miliar. Kami kekurangan anggaran Rp 17 miliar lagi,” ujar pembina olahraga asal Badung ini.
Sementara, Ketua Komisi IV DPRD Bali Nyoman Parta langsung menyampaikan situasi keuangan Pemprov Bali yang sedang rumit saat ini. Menurut Parta, pemerintah sedang kencangkan ikat pinggang. “Sekarang pun masih kita bahas masalah APBD 2016. Jadi, masih ada yang belum tuntas. Kami di Dewan tetap akan berusaha untuk menyokong prestasi atlet kita yang berlaga di PON XIX 2016. Tapi, kami tidak janji, akan kita usahakan,” jelas politisi PDIP asal Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar ini.
Parta juga langsung minta pertanggungjawaban dana-dana yang sebelumnya telah dikucurkan pemerintah daerah kepada KONI Bali. Tujuannya, agar bisa dilakukan evaluasi dan sebuah pertanggungjawaban kepada masyarakat. “Kami nanti minta juga data pertanggungjawaban anggaran sebelumnya. Kita ke depan bisa membantu lebih maksimal olahraga kita agar berprestasi optimal,” katanya.
Sedangkan anggota Komisi IV DPRD Bali, Bagus Suwitra, memberikan semangat kepada KONI Bali bahwa harus ada spirit ‘ngayah’ bagi putra-putri Bali. Intinya, ka-laupun tidak ada kemampuan APBD Bali untuk memberikan tali kasih, para atlet harus tetap ada upaya optimal. “Saya membina olahraga voli dan banyak menelorkan atltet berprestasi. Tapi, inilah olahraga, semuanya atas dasar ikhlas dan tidak ada tuntutan,” ujar politisi Gerindra asal Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Badung ini.
Sementara itu, seusai rapat kemarin, KONI Bali menyerahkan sepenuhnya kepada Dewan terkait pengajuan anggaran Rp 17 miliar untuk PON XIX 2016 di Jawa Barat. “Di Induk kami baru dikasi Rp 27 miliar. Sampai Agustus 2016 kami sudah defisit sampai Rp 900 juta. Kami kekurangan lagi Rp 17 miliar. Hari ini (kemarin) kami diminta menjelaskan, ya jelaskan,” papar Suwandhi.
“Ke depan, kami sudah nggak punya apa-apa. Untuk keberangkatan kontingen PON XIX ke Jawa Barat, kami masih bisa. Tapi, anggaran Rp 17 miliar itu untuk bonus atltet, defisit, dan biaya operasional KONI Bali sampai Desember 2016,” lanjut mantan Birokrat Pemkab Badung yang naik ke kursi Ketua KONI Bali menggantikan Made Nariana, 3 tahun lalu ini.
Suwandhi mengatakan, kalau di eksekutif (Pemprov Bali) semuanya sudah tidak ada masalah. Eksekutif memberikan perhatian dan dukungan penuh. “Kalau di Dewan, kami belum berani beranda-andai. Kita tidak pernah ditanya-tanya soal atlet, berapa mau dikasi bonus? Nggak ada itu. Saya serahkan ke Dewan saja,” katanya pasrah.
Ditegaskan Suwandhi, pihaknya tidak mau berandai-andai. Bukan KONI Bali yang menentukan atlet berangkat atau tidak ke PON XIX 2016. “Kalau pemerintah meminta tidak berangkat, ya terserah. Yang menyatakan siap berangkat adalah pemerintah, sementara KONI hanya pelaksana. Saya yakin seyakin-yakinnya eksekutif dan legislatif akan membantu,” imbuhnya.
Kontingen Bali sendiri akan mengikuti 36 cabang olahraga dari 45 cabang yang dipertandingan dalam PON XIX 2016 di Jawa Barat. Dalam PON XVIII 2012 di Riau lalu, kontingen Bali finish di peringkat 9 distribusi perolehan medali, dengan mengemas 15 emas, 18 perak, dan 17 perunggu.
Sedadar dicatat, kepingan medali emas bagi kontingen Bali dalam PON XVIII 2012 di Riau masing-masing dipersembahkan dari cabang pencak (6 emas), atletik (2 emas), judo (2 emas), menembak (1 emas), cabang layar (1 emas), tarung derajat (1 emas), angkat besi (1 emas), dan panjat tebing (1 emas). Saat itu, kontingen Bali menghabiskan anggaran Rp 30 miliar. * nat
Komentar