10 Ton Beras Mulai Dikirimkan ke Desa Bondalem
Beras dan lauk mulai didistribusikan bagi warga Desa Bondalem yang menjalani karantina lokal selama 14 hari.
SINGARAJA, NusaBali
Pasca diterapkan kebijakan karantina lokal bagi warga Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula, Buleleng, Pemkab Buleleng mulai mensuplai kebutuhan pokok bagi warga setempat. Selain telah membagikan paket sembako, Pemkab Buleleng memasok 10 ton beras ke Desa Bondalem, Senin (4/5) sore. Beras ini merupakan beras lokal Buleleng yang diambil dari penyosohan beras di Desa Alasangker, Kecamatan Buleleng.
Warga Bondalem yang berjumlah 18.327 ribu jiwa nantinya akan mendapatkan jatah 0,4 kilogram per jiwa, sehingga jatah 10 ton beras ini bisa digunakan sebagai konsumsi selama dua hari. Sedangkan untuk lauk, Pemkab Buleleng akan bekerjasama dengan Bumdes. Setiap orang akan diberikan lauk dengan budget Rp 15 ribu dengan rincian telur, mie instan dan kecap. Nantinya, beras ini akan didistribusikan oleh Satgas Desa atau relawan yang ada di Desa Bondalem.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Buleleng Gede Suyasa, selaku Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Buleleng menjelaskan, penyediaan kebutuhan pokok bagi masyarakat Desa Bondalem, sebagai bantuk komitmen Pemkab Buleleng dalam menerapkan kebijakan karantina lokal akibat Covid-19. “Ini baru langkah awal dari kita untuk memberikan pasokan sembako kepada warga agar mereka tidak sampai kelaparan,” jelas birokrat asal Desa/Kecamatan Tejakula ini.
Suyasa menambahkan, saat ini juga Pemkab Buleleng sedang menunggu pengiriman beras dari Bulog sehingga stok pangan di Buleleng tetap aman termasuk untuk memenuhi kebutuhan pokok warga Bondalem yang sedang menjalani karantina lokal. “Untuk beras yang dikirim dari Bulog kira-kira besok baru datang. Jadi kalau beras yang dikirim hari ini kurang, masih ada lagi beras yang dari Bulog,” jelas mantan Asisten Administrasi Umum Setda Buleleng ini.
Total beras yang akan disiapkan Pemkab Buleleng sekitar 102 ton untuk kebutuhan selama 14 hari. Sedangkan dana pemberian lauk-pauk diperkirakan Rp38 miliar dengan rincian Rp 15 ribu per orang. “Namun, ini akan disesuaikan lagi dengan data dari Perbekel Bondalem warga mana saja yang berhak mendapatkan sembako,” papar Suyasa.
Khusus di Banjar Celagi Batur, Desa Bondalem Kecamatan Tejakula, ada 94 orang dari 28 Kepala Keluarga (KK) diberlakukan karantina secara tertutup selama 14 hari. Ke-94 orang tersebut tidak diperkenankan keluar rumah, namun makanan siap saji akan disediakan oleh Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Buleleng.
Untuk warga Desa Bondalem lainnya selama masa karantina desa tidak diperkenankan keluar Desa Bondalem dan warga dari desa lain juga tidak diperkenankan masuk ke Desa Bondalem untuk sementara waktu. Warung-warung makan, warung kopi, atau warung kecil lainnya tidak dibuka dulu, kecuali penjual sembako, penjual gas boleh buka namun tetap terbatas. "Semua ini akan diawasi oleh seluruh aparat keamanan yang ada di Kabupaten Buleleng," imbuh Suyasa.
Desa Bondalem terpaksa dilakukan karantina lokasl setelah hasil pemeriksaan swab yang diterima Gugus Tugas Buleleng pada Sabtu (2/5), ada 16 orang yang hasilnya terkonfirmasi positif Covid-19. Mereka yang terpapar adalah 14 orang pedagang, satu orang keluarga PDP 18, dan seorang lagi adalah Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Langkah lain yang dilakukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Buleleng adalah melakukan penelusuran terhadap warga yang pernah melakukan kontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif. Penelusuran dilakukan mulai dari radius 300 sampai 500 meter dari tempat tinggal pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Sementara informasi lain menyebut, Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana juga menyiapkan kebijakan membeli seluruh beras lokal dalam rangka penguatan pangan selama menghadapi pandemi Covid-19. Saat ini, kebijakan tersebut masih sedang dikaji oleh tim Pangan Kabupaten Buleleng. *k19
Warga Bondalem yang berjumlah 18.327 ribu jiwa nantinya akan mendapatkan jatah 0,4 kilogram per jiwa, sehingga jatah 10 ton beras ini bisa digunakan sebagai konsumsi selama dua hari. Sedangkan untuk lauk, Pemkab Buleleng akan bekerjasama dengan Bumdes. Setiap orang akan diberikan lauk dengan budget Rp 15 ribu dengan rincian telur, mie instan dan kecap. Nantinya, beras ini akan didistribusikan oleh Satgas Desa atau relawan yang ada di Desa Bondalem.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Buleleng Gede Suyasa, selaku Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Buleleng menjelaskan, penyediaan kebutuhan pokok bagi masyarakat Desa Bondalem, sebagai bantuk komitmen Pemkab Buleleng dalam menerapkan kebijakan karantina lokal akibat Covid-19. “Ini baru langkah awal dari kita untuk memberikan pasokan sembako kepada warga agar mereka tidak sampai kelaparan,” jelas birokrat asal Desa/Kecamatan Tejakula ini.
Suyasa menambahkan, saat ini juga Pemkab Buleleng sedang menunggu pengiriman beras dari Bulog sehingga stok pangan di Buleleng tetap aman termasuk untuk memenuhi kebutuhan pokok warga Bondalem yang sedang menjalani karantina lokal. “Untuk beras yang dikirim dari Bulog kira-kira besok baru datang. Jadi kalau beras yang dikirim hari ini kurang, masih ada lagi beras yang dari Bulog,” jelas mantan Asisten Administrasi Umum Setda Buleleng ini.
Total beras yang akan disiapkan Pemkab Buleleng sekitar 102 ton untuk kebutuhan selama 14 hari. Sedangkan dana pemberian lauk-pauk diperkirakan Rp38 miliar dengan rincian Rp 15 ribu per orang. “Namun, ini akan disesuaikan lagi dengan data dari Perbekel Bondalem warga mana saja yang berhak mendapatkan sembako,” papar Suyasa.
Khusus di Banjar Celagi Batur, Desa Bondalem Kecamatan Tejakula, ada 94 orang dari 28 Kepala Keluarga (KK) diberlakukan karantina secara tertutup selama 14 hari. Ke-94 orang tersebut tidak diperkenankan keluar rumah, namun makanan siap saji akan disediakan oleh Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Buleleng.
Untuk warga Desa Bondalem lainnya selama masa karantina desa tidak diperkenankan keluar Desa Bondalem dan warga dari desa lain juga tidak diperkenankan masuk ke Desa Bondalem untuk sementara waktu. Warung-warung makan, warung kopi, atau warung kecil lainnya tidak dibuka dulu, kecuali penjual sembako, penjual gas boleh buka namun tetap terbatas. "Semua ini akan diawasi oleh seluruh aparat keamanan yang ada di Kabupaten Buleleng," imbuh Suyasa.
Desa Bondalem terpaksa dilakukan karantina lokasl setelah hasil pemeriksaan swab yang diterima Gugus Tugas Buleleng pada Sabtu (2/5), ada 16 orang yang hasilnya terkonfirmasi positif Covid-19. Mereka yang terpapar adalah 14 orang pedagang, satu orang keluarga PDP 18, dan seorang lagi adalah Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Langkah lain yang dilakukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Buleleng adalah melakukan penelusuran terhadap warga yang pernah melakukan kontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif. Penelusuran dilakukan mulai dari radius 300 sampai 500 meter dari tempat tinggal pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Sementara informasi lain menyebut, Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana juga menyiapkan kebijakan membeli seluruh beras lokal dalam rangka penguatan pangan selama menghadapi pandemi Covid-19. Saat ini, kebijakan tersebut masih sedang dikaji oleh tim Pangan Kabupaten Buleleng. *k19
Komentar