Toko Modern Ada Produk Kadaluwarsa, Dagang Takjil Aman Bahan Berbahaya
Makanan ringan yang sudah hingga kadaluwarsa hingga minuman kaleng penyok menjadi atensi Loka POM Buleleng.
SINGARAJA, NusaBali
Loka Pengawasan Obat dan Makanan Buleleng bersama instansi terkait Pemkab Buleleng, Senin (4/5), melakukan intensifikasi pengawasan pangan dan olahan makanan termasuk takjil di Kabupaten Buleleng. Tim yang bergerak dari Senin pagi mendapati sejumlah makanan kadaluwarsa di dua toko modern di Buleleng serangkaian bulan Ramadhan 1442 Hijriyah. Sedangkan sidak takji di Pasar Kaget, Jalan Jeruk, Kelurahan Kampung Kajanan, Kecamatan/Kabupaten Buleleng dinyatakan aman dikonsumsi dan bebas dari bahan berbaya lainnya.
Tim dari Loka POM Buleleng dan instansi terkait Pemkab Buleleng bergerak ke dua toko modern di Buleleng. Dari hasil pemeriksaan tim menemukan sejumlah makanan ringan yang sudah kadaluwarsa. Selain itu juga minuman kaleng yang kemasannya dalam keadaan penyok. Sejumlah makanan kadaluwarsa dan minuman rusak kemasan itu langsung disisihkan dan dimusnahkan oleh pengusaha bersangkutan.
Kepala Loka POM Buleleng, I Made Ery Bahari Hantana, mengatakan temuan makanan kadaluwarsa itu disebut karena pengawasan pegawai toko modern kurang intens. “Karena banyak pekerja yang dirumahkan sehingga pengawasannya kurang. Tetapi kami sudah edukasi agar itu tak dijadikan alasan, bagaimana pun situasinya, makanan dan minuman yang dijual wajib memenuhi protap aman dikonsumsi,” jelas Ery.
Selain itu minuman kaleng yang ditemukan dalam kondisi penyok juga diarahkan untuk dimusnahkan. Dia menyebutkan kondisi minuman kaleng yang penyok potensi terurai dengan makanan di dalamnya sangat tinggi dan membahayakan. “Lapisan kaleng yang penyok itu bisa mengelupas dan bisa bereaksi pada makanan dan minuman yang ada di dalam kaleng, ini berbahaya karena ada zat kimia membahayakan bagi tubuh, makanya kita anjurkan untuk di musnahkan,” imbuh dia.
Dalam kesempatan yang sama Loka POM Buleleng juga memasang poster edukasi di dua toko modern itu terkait cara mencuci tangan, menjaga stamina tubuh di tengah pandemi Covid-19 dan memilih produk dengan melakukan cek KLIK.
Sementara itu dalam sidak dan pengawasan takjil di Jalan Jeruk, wilayah Kelurahan Kampung Kajanan Kecamatan/Kabupaten Buleleng, dari 11 sampel yang diambil tidak ditemukan zat kimia berbahaya. “Ada 4 parameter yang kami uji tadi seperti kandungan formalin, boraks Rhodamin B dan Metanil Yellow, dari hasil uji cepat tidak ada kami temukan zat kimia itu,” jelas Ery.
Selain itu perilaku pedagang yang berjualan olahanan makanan dari berbagai macam lauk dan berbagai jajanan, juga sudah sangat higienis. Tidak ada lagi yang menggunakan koran sebagai alas makanan dan menggunakan sepit untuk mengambil makanan yang tidak berbungkus. Seluruh pedagang takjil di tengah pandemi Covid juga sudah menggunakan masker dan sering mencuci tangan.
Sementara itu seorang pedagang lauk, Ibu Ida, mengaku, bulan puasa tahun ini agak sepi karena pandemi Covid-19. Dia pun akhirnya mengurangi volume dagangan yang dijual karena pembeli sedikit dan jam buka juga sangat singkat. “Bukanya dari jam 1, jelas berkurang, biasanya masak ayam 7 kilogram sekarang hanya 3 kilogram saja,” kata dia.*k23
Loka Pengawasan Obat dan Makanan Buleleng bersama instansi terkait Pemkab Buleleng, Senin (4/5), melakukan intensifikasi pengawasan pangan dan olahan makanan termasuk takjil di Kabupaten Buleleng. Tim yang bergerak dari Senin pagi mendapati sejumlah makanan kadaluwarsa di dua toko modern di Buleleng serangkaian bulan Ramadhan 1442 Hijriyah. Sedangkan sidak takji di Pasar Kaget, Jalan Jeruk, Kelurahan Kampung Kajanan, Kecamatan/Kabupaten Buleleng dinyatakan aman dikonsumsi dan bebas dari bahan berbaya lainnya.
Tim dari Loka POM Buleleng dan instansi terkait Pemkab Buleleng bergerak ke dua toko modern di Buleleng. Dari hasil pemeriksaan tim menemukan sejumlah makanan ringan yang sudah kadaluwarsa. Selain itu juga minuman kaleng yang kemasannya dalam keadaan penyok. Sejumlah makanan kadaluwarsa dan minuman rusak kemasan itu langsung disisihkan dan dimusnahkan oleh pengusaha bersangkutan.
Kepala Loka POM Buleleng, I Made Ery Bahari Hantana, mengatakan temuan makanan kadaluwarsa itu disebut karena pengawasan pegawai toko modern kurang intens. “Karena banyak pekerja yang dirumahkan sehingga pengawasannya kurang. Tetapi kami sudah edukasi agar itu tak dijadikan alasan, bagaimana pun situasinya, makanan dan minuman yang dijual wajib memenuhi protap aman dikonsumsi,” jelas Ery.
Selain itu minuman kaleng yang ditemukan dalam kondisi penyok juga diarahkan untuk dimusnahkan. Dia menyebutkan kondisi minuman kaleng yang penyok potensi terurai dengan makanan di dalamnya sangat tinggi dan membahayakan. “Lapisan kaleng yang penyok itu bisa mengelupas dan bisa bereaksi pada makanan dan minuman yang ada di dalam kaleng, ini berbahaya karena ada zat kimia membahayakan bagi tubuh, makanya kita anjurkan untuk di musnahkan,” imbuh dia.
Dalam kesempatan yang sama Loka POM Buleleng juga memasang poster edukasi di dua toko modern itu terkait cara mencuci tangan, menjaga stamina tubuh di tengah pandemi Covid-19 dan memilih produk dengan melakukan cek KLIK.
Sementara itu dalam sidak dan pengawasan takjil di Jalan Jeruk, wilayah Kelurahan Kampung Kajanan Kecamatan/Kabupaten Buleleng, dari 11 sampel yang diambil tidak ditemukan zat kimia berbahaya. “Ada 4 parameter yang kami uji tadi seperti kandungan formalin, boraks Rhodamin B dan Metanil Yellow, dari hasil uji cepat tidak ada kami temukan zat kimia itu,” jelas Ery.
Selain itu perilaku pedagang yang berjualan olahanan makanan dari berbagai macam lauk dan berbagai jajanan, juga sudah sangat higienis. Tidak ada lagi yang menggunakan koran sebagai alas makanan dan menggunakan sepit untuk mengambil makanan yang tidak berbungkus. Seluruh pedagang takjil di tengah pandemi Covid juga sudah menggunakan masker dan sering mencuci tangan.
Sementara itu seorang pedagang lauk, Ibu Ida, mengaku, bulan puasa tahun ini agak sepi karena pandemi Covid-19. Dia pun akhirnya mengurangi volume dagangan yang dijual karena pembeli sedikit dan jam buka juga sangat singkat. “Bukanya dari jam 1, jelas berkurang, biasanya masak ayam 7 kilogram sekarang hanya 3 kilogram saja,” kata dia.*k23
Komentar