DBD Meningkat, Ciptakan Alat Fogging Portable
Ayah-Anak Ini Terinspirasi dari Alat Semprot Disinfektan Mini
DENPASAR, NusaBali
Meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Denpasar membuat keluarga I Nyoman Adiyasa memilih untuk menciptakan alat fogging yakni mini fogger bersama anaknya, I Putu Wahyu Krisna.
Keduanya menciptakan alat tersebut terinspirasi dari alat semprot cairan disinfektan mini yang digunakan warga di rumah-rumah saat pandemi Covid-19 (virus Corona) saat ini.
Wahyu mengungkapkan, alat tersebut dibuat sejak 30 April 2020 untuk memudahkan masyarakat melakukan fogging sendiri di rumah mereka tanpa lagi menunggu petugas fogging. Kata dia, pembuatan alat ini terinspirasi ketika sang ayah diminta untuk memperbaiki alat fogging yang besar untuk banjar. Maka ia pun berinisiatif membuat yang versi mini. “Jadi kami berpikir untuk membuat yang kecil agar bisa digunakan di rumah-rumah. Sistem kerjanya pun sama dengan alat yang besar,” ungkapnya saat ditemui di bengkelnya di Jalan Cekomaria Nomor 113, Desa Peguyangan Kangin, Denpasar Utara, Senin (3/5).
Alat fogging tersebut sangat simple digunakan selayaknya alat penyeprot cairan disinfektan. Alat yang digunakan untuk merakit juga cukup sederhana, yakni tabung air, gas, torch, cynoff (obatnya 50 gram). Alat tersebut kemudian dirakit menyerupai alat semprot. "Ini cukup mudah dipakainya. Bisa digunakan sendiri di dalam rumah tidak lagi memanggil tukang fogging," jelasnya.
Alat ini diakuinya banyak diminati oleh masyarakat terutama pengguna rumah tangga. Satu alat dipatok dengan harga Rp 350 ribu tanpa dilengkapi obat. Jika satu paket dengan obat, harganya berkisaran Rp 450 ribu. Kendati banyak yang berminat, namun Wahyu mengatakan tidak bisa membuat lebih dari 5 mini fogger dalam satu hari.
Kata Wahyu, untuk cara penggunaannya dilakukan dengan menghidupkan las portable untuk memicu selang tembaga. Saat selang sudah panas, kemudian pengguna bisa menekan tombol pada tabung air yang disediakan. “Sistemnya sama dengan yang mesin besar, hanya kapasitasnya aja lebih kecil,” imbuhnya.
Perbedaan lainnya dari bahan bakar yang dipakai. Jika alat yang besar menggunakan bensin, maka alat kecil ini menggunakan solar sebagai bahan bakar. Perbandingannya pun 1 liter solar dengan 1 tutup botol obat nyamuk. Keamanan alat ini juga dijamin. Sebelum menggunakan alat buatannya, masyarakat yang membeli akan di-training terlebih dahulu terkait cara penggunaannya. “Untuk tingkat ketebalan asap setara dengan alat fogging yang besar,” ujarnya. *mis
Wahyu mengungkapkan, alat tersebut dibuat sejak 30 April 2020 untuk memudahkan masyarakat melakukan fogging sendiri di rumah mereka tanpa lagi menunggu petugas fogging. Kata dia, pembuatan alat ini terinspirasi ketika sang ayah diminta untuk memperbaiki alat fogging yang besar untuk banjar. Maka ia pun berinisiatif membuat yang versi mini. “Jadi kami berpikir untuk membuat yang kecil agar bisa digunakan di rumah-rumah. Sistem kerjanya pun sama dengan alat yang besar,” ungkapnya saat ditemui di bengkelnya di Jalan Cekomaria Nomor 113, Desa Peguyangan Kangin, Denpasar Utara, Senin (3/5).
Alat fogging tersebut sangat simple digunakan selayaknya alat penyeprot cairan disinfektan. Alat yang digunakan untuk merakit juga cukup sederhana, yakni tabung air, gas, torch, cynoff (obatnya 50 gram). Alat tersebut kemudian dirakit menyerupai alat semprot. "Ini cukup mudah dipakainya. Bisa digunakan sendiri di dalam rumah tidak lagi memanggil tukang fogging," jelasnya.
Alat ini diakuinya banyak diminati oleh masyarakat terutama pengguna rumah tangga. Satu alat dipatok dengan harga Rp 350 ribu tanpa dilengkapi obat. Jika satu paket dengan obat, harganya berkisaran Rp 450 ribu. Kendati banyak yang berminat, namun Wahyu mengatakan tidak bisa membuat lebih dari 5 mini fogger dalam satu hari.
Kata Wahyu, untuk cara penggunaannya dilakukan dengan menghidupkan las portable untuk memicu selang tembaga. Saat selang sudah panas, kemudian pengguna bisa menekan tombol pada tabung air yang disediakan. “Sistemnya sama dengan yang mesin besar, hanya kapasitasnya aja lebih kecil,” imbuhnya.
Perbedaan lainnya dari bahan bakar yang dipakai. Jika alat yang besar menggunakan bensin, maka alat kecil ini menggunakan solar sebagai bahan bakar. Perbandingannya pun 1 liter solar dengan 1 tutup botol obat nyamuk. Keamanan alat ini juga dijamin. Sebelum menggunakan alat buatannya, masyarakat yang membeli akan di-training terlebih dahulu terkait cara penggunaannya. “Untuk tingkat ketebalan asap setara dengan alat fogging yang besar,” ujarnya. *mis
Komentar