Anggaran BTT Baru Terealisasi 12 Persen
Jumlah kasus Covid-19 Buleleng masih tetap. Pasien Dalam Pengawasan PDP tercatat 43 orang.
SINGARAJA, NusaBali
Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Buleleng menyiapkan anggaran Belanja Tak Terduga (BTT) Rp 53 miliar untuk menanganai wabah Covid-19. Hingga Selasa (5/5), anggaran ini baru terealisasi 12 persen. Sejumlah anggaran yang bersumber dari refocusing dan realokasi APBD dicairkan bertahap.
Sekretaris GTPP Covid-19 Buleleng Gede Suyasa saat menyampaikan perkembangan, Selasa kemarin, mengungkapkan realisasi BTT yang sudah dicairkan seperti pengadaan alat rapid test, akomodasi PMI, termasuk sembako karantina Desa Bondalem selama 14 hari yang diestimasi menghabiskan anggaran Rp 2,3 miliar untuk 11.924 jiwa yang terhitung dari 3.525 KK di sepuluh banjar di Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng. “Kalau nanti usulan dari Desa Bondalem disetujui dan pembelian rapid test baru di RS Giri Emas hari ini cair, maka anggaran bisa capai realisasi 20 persen,” ucap Suyasa yang Sekda Buleleng ini.
Dia menjelaskan anggaran BTT terbanyak terserap untuk realisasi Bantuan Langsung Tunai (BLT), yang saat ini masih menunggu hasil validasi dari Dinas Sosial Buleleng. “Begitu BLT cair, maka realisasinya bisa sampai 50 persen bulan ini,” imbuh dia.
Pemkab Buleleng, menurut Suyasa, sudah menyediakan anggaran BLT. Hanya saja perlu validasi dan verifikasi data penerima sehingga bantuan nantinya tepat sasaran dan tidak ada yang menerima double. Karena BLT ada yang bersumber dari Pusat, Pemprov dan Pemkab Buleleng. Khusus untuk BLT yang akan ditangani Pemkab Buleleng, Suyasa mengatakan sudah melakukan penjajagan kepada PT Pos, untuk bekerjasama mendistribusikan BLT kepada masyarakat yang berhak mendapatkannya.
Petugas Pos yang nanti akan mengirimkan langsung bantuan itu sehingga tak melibatkan banyak orang untuk penyaluran bantuan di tengah pandemi Covid-19 ini.
Sementara itu, jumlah kasus Covid-19 Buleleng masih tetap yakni Pasien Dalam Pengawasan PDP kumulatif 43 orang. Jumlah ini terdiri dari 37 orang terkonfirmasi positif dan 6 orang negatif. Hingga saat ini PDP terkonfirmasi positif masih dirawat 24 orang. Mereka tersebar di RS Pratama Giri Emas 20 orang dan di RSUP Sanglah 4 orang. Sisanya 13 orang sudah sembuh.
GTPP Covid-19 Buleleng, Selasa (5/5) kemarin, juga melakukan swab test kepada 16 warga Desa Bondalem yang sempat kontak dengan PPD positif, termasuk satu orang pedagang Pasar Bondalem dari Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan.
Belasan peserta swab ini merupakan hasil tracing terhadap tambahan 15 PDP positif terakhir asal Desa Bondalem. Mereka setelah dirapid test hasilnya positif. Tes swab dilakukan di gedung SD yang telah disiapkan Satgas Desa Bondalem terdiri dari 12 orang dewasa dan 3 balita dan 1 anak-anak. Khusus balita dan anak-anak yang rapid testnya positif di Desa Bondalem dikarantina kelurganya di rumah. Sedangkan 12 orang dewasa lainnya dikarantina di tempat karantina desa yakni di gedung SD di Desa Bondalem.
Sedangkan untuk pedagang Pasar Bondalem yang berasal dari Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan, yang dikode PDP 43, disebut sudah dilakukan tracing juga oleh tim surveylance. Hasilnya, didapatkan enam orang yang berkontak erat dengan yang bersangkutan. “Tentu nanti akan dirapid test dan tracingnya masih sangat dinamis. Sementara masih terfokus penanganan di Desa Bondalem,” ungkap mantan Kepala Bappeda Buleleng ini.
Sekda Suyasa juga terus mengimbau masyarakat mentaati imbauan pemerintah, disiplin menjalankan protokol kesehatan Covid-19, dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), pakai masker, jaga jarak dan mencuci tangan dengan pakai sabun. “Ini sangat menentukan disiplin diri membantu menyelamatkan diri sendiri dan menyelamatkan orang lain, mari bersatu melawan Covid-19,” pesannya.*k23
Sekretaris GTPP Covid-19 Buleleng Gede Suyasa saat menyampaikan perkembangan, Selasa kemarin, mengungkapkan realisasi BTT yang sudah dicairkan seperti pengadaan alat rapid test, akomodasi PMI, termasuk sembako karantina Desa Bondalem selama 14 hari yang diestimasi menghabiskan anggaran Rp 2,3 miliar untuk 11.924 jiwa yang terhitung dari 3.525 KK di sepuluh banjar di Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng. “Kalau nanti usulan dari Desa Bondalem disetujui dan pembelian rapid test baru di RS Giri Emas hari ini cair, maka anggaran bisa capai realisasi 20 persen,” ucap Suyasa yang Sekda Buleleng ini.
Dia menjelaskan anggaran BTT terbanyak terserap untuk realisasi Bantuan Langsung Tunai (BLT), yang saat ini masih menunggu hasil validasi dari Dinas Sosial Buleleng. “Begitu BLT cair, maka realisasinya bisa sampai 50 persen bulan ini,” imbuh dia.
Pemkab Buleleng, menurut Suyasa, sudah menyediakan anggaran BLT. Hanya saja perlu validasi dan verifikasi data penerima sehingga bantuan nantinya tepat sasaran dan tidak ada yang menerima double. Karena BLT ada yang bersumber dari Pusat, Pemprov dan Pemkab Buleleng. Khusus untuk BLT yang akan ditangani Pemkab Buleleng, Suyasa mengatakan sudah melakukan penjajagan kepada PT Pos, untuk bekerjasama mendistribusikan BLT kepada masyarakat yang berhak mendapatkannya.
Petugas Pos yang nanti akan mengirimkan langsung bantuan itu sehingga tak melibatkan banyak orang untuk penyaluran bantuan di tengah pandemi Covid-19 ini.
Sementara itu, jumlah kasus Covid-19 Buleleng masih tetap yakni Pasien Dalam Pengawasan PDP kumulatif 43 orang. Jumlah ini terdiri dari 37 orang terkonfirmasi positif dan 6 orang negatif. Hingga saat ini PDP terkonfirmasi positif masih dirawat 24 orang. Mereka tersebar di RS Pratama Giri Emas 20 orang dan di RSUP Sanglah 4 orang. Sisanya 13 orang sudah sembuh.
GTPP Covid-19 Buleleng, Selasa (5/5) kemarin, juga melakukan swab test kepada 16 warga Desa Bondalem yang sempat kontak dengan PPD positif, termasuk satu orang pedagang Pasar Bondalem dari Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan.
Belasan peserta swab ini merupakan hasil tracing terhadap tambahan 15 PDP positif terakhir asal Desa Bondalem. Mereka setelah dirapid test hasilnya positif. Tes swab dilakukan di gedung SD yang telah disiapkan Satgas Desa Bondalem terdiri dari 12 orang dewasa dan 3 balita dan 1 anak-anak. Khusus balita dan anak-anak yang rapid testnya positif di Desa Bondalem dikarantina kelurganya di rumah. Sedangkan 12 orang dewasa lainnya dikarantina di tempat karantina desa yakni di gedung SD di Desa Bondalem.
Sedangkan untuk pedagang Pasar Bondalem yang berasal dari Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan, yang dikode PDP 43, disebut sudah dilakukan tracing juga oleh tim surveylance. Hasilnya, didapatkan enam orang yang berkontak erat dengan yang bersangkutan. “Tentu nanti akan dirapid test dan tracingnya masih sangat dinamis. Sementara masih terfokus penanganan di Desa Bondalem,” ungkap mantan Kepala Bappeda Buleleng ini.
Sekda Suyasa juga terus mengimbau masyarakat mentaati imbauan pemerintah, disiplin menjalankan protokol kesehatan Covid-19, dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), pakai masker, jaga jarak dan mencuci tangan dengan pakai sabun. “Ini sangat menentukan disiplin diri membantu menyelamatkan diri sendiri dan menyelamatkan orang lain, mari bersatu melawan Covid-19,” pesannya.*k23
Komentar