Pemerintah Harus Kurangi Beban Pengeluaran Masyarakat
JAKARTA, NusaBali
Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Muhammad Ishak Razak meminta pemerintah mengurangi beban pengeluaran masyarakat khususnya miskin dan hampir miskin di tengah pandemi Covid-19.
“Penurunan dapat dilakukan terutama pada biaya-biaya yang dikontrol pemerintah atau administered prices,” kata Ishak Razak, di Jakarta, Selasa (5/5).
Pengurangan beban dapat dilakukan dengan menurunkan harga BBM yang jadi salah satu komponen terbesar pengeluaran penduduk miskin. Yakni, lima persen bagi penduduk miskin di kota dan empat persen untuk penduduk miskin di desa.
Ishak mengatakan, meskipun penurunan mobilitas orang saat ini berdampak pada berkurangnya penggunaan BBM, namun BBM tetap berperan besar menunjang mobilitas barang atau logistik yang merupakan peran krusial selama pandemi.
“Harga minyak mentah terus mengalami penurunan hingga di bawah 25 dolar AS per barel,” ujar Ishak Razak.
Ishak menyatakan harga dasar BBM di bawah RON 95 dapat turun pada kisaran Rp 4.500 hingga Rp5.000 per liter dan berpotensi lebih rendah jika Kementerian ESDM menurunkan biaya konstanta seperti alpha pengadaan, penyimpanan, dan distribusi serta margin perusahaan penyalur BBM.
Menurut Ishak, seharusnya dalam situasi saat ini pemerintah dapat merevisi kembali formula penetapan harga BBM tersebut sehingga dapat membantu meringankan beban ekonomi masyarakat.
Tak hanya harga BBM, Ishak mengatakan pemerintah juga dapat menambah jumlah rumah tangga penerima diskon pemotongan tarif listrik sehingga mencakup minimal seluruh pelanggan 900 VA.
Dia menyebutkan saat ini golongan rumah tangga R1/900VA yang mendapat pemotongan 50 persen hanya sebanyak 7,2 juta pelanggan dari total 22,1 juta padahal sebagian dari mereka diperkirakan telah masuk dalam kategori penduduk miskin dan rentan miskin.
Selanjutnya, Ishak turut menyarankan pemerintah menurunkan harga elpiji tiga kilogram yang mayoritas dikonsumsi oleh masyarakat menengah bawah karena sejalan dengan turunnya bahan baku utama elpiji yaitu propana dan butana.
Harga propana Aramco yang menjadi acuan perhitungan harga subsidi elpiji turun dari 430 dolar AS per ton pada Maret 2020 menjadi 230 dolar AS per ton pada April 2020.Sedangkan harga butana turun dari 480 dolar AS per ton menjadi 240 dolar AS per ton pada periode yang sama.
Selain itu, pemerintah juga dapat memberikan diskon atau menggratiskan tarif air untuk rumah tangga khususnya di daerah yang menerapkan PSBB karena banyak negara berkembang yang telah mengadopsi kebijakan ini seperti Malaysia dan Thailand. *ant
1
Komentar