Pertumbuhan Ekonomi Bali Turun
Tingkat kegawatan Covid-19 dari Januari-Maret sedikit banyak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Bali. Beberapa indikator yang berpengaruh, diantaranya pariwisata, perdagangan, dan ekspor-impor.
DENPASAR,NusaBali
Ekonomi Bali pada triwulan pertama 2020 mengalami pertumbuhan negatif alias menurun 1,14 persen dibanding triwulan pertama 2019. Demikian juga dibandingkan triwulan sebelumnya (triwulan IV 2019) ekonomi Bali juga tumbuh negatif alias turun cukup dalam ,yakni minus 7,67 persen. Penurunan tersebut dinilai akibat pandemic Covid -19.
Kepala BPS Bali Adi Nugroho menyatakan pandemic Covid-19 yang berpengaruh terhadap pergerakan masyarakat berpengaruh terhadap perekonomian Bali.
“Tingkat kegawatan Covid-19 dari Januari-Maret sedikit banyak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Bali,” ujar Adi Nugroho, Selasa (5/5).
Beberapa indikator yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Bali diantaranya pariwisata, perdagangan, ekspor-impor, dan lainnya. Untuk pariwisata, kunjungan wisman minus 35,14 persen dibanding triwulan sebelumnya (triwulan IV 2019) dan minus 21,82 secara year on year (yoy).
”Triwulan I adalah masa low season. Namun pandemic global Covid-19 mempengaruhi kunjungan wisman, baik secara triwulan maupun dalam hitungan tahun per tahun, sehingga berpengaruh terhadap tingkat penghunian hotel (TPH),”kata Adi Nugroho.
Kemudian di sisi perdagangan, pajak perjualan kendaraan bermotor juga turun 6,57 persen. Masih di sektor perdagangan, impor Bali turun 19,59 persen. Industri pengolahan yakni industri manufaktur turun 10 persen.
”Penurunan permintaan ditengerai menjadi berkurangnya produksi,” jelas Adi Nugroho.
Terus ekspor Bali juga turun -21,83 persen secara year on year (yoy) dan minus -8,88 pada triwulan I. Menurunya, penurunan ekspor, seiring dengan turunnya jumlah kunjungan wisman.
Selain itu masih rendahnya penyerapan belanja barang dan belanja pegawai, baik dari APBD dan APBN pada triwulan I juga berpengaruh. “Triwulan I merupakan masa konsolidasi,” jelas Ai Nugroho.
Menurut lapangan usahanya, pertumbuhan negatif terdalam tercatat pada Kategori I (Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum) yaitu minus 15,12 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran, penurunan terdalam dicatatkan Komponen Pengeluaran Pemerintah (PK -P) sebesar 42,61 persen.
Struktur ekonomi Bali pada triwulan I-2020 tercatat masih didominasi oleh Kategori I (Penyediaan Akomodasi dan Ma kan Minum) dengan kontribusi sebesar 21,81 persen. Sedangkan kontribusi terbesar dari sisi pengeluaran adalah Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK- RT) dengan sumbangan sebesar 51,44 persen.
Berdasarkan PDRB ekonomi Bali pada triwulan I 2020 sebesar Rp 60,60 triliun atas dasar harga berlaku (ADHB) dan Rp 38,65 triliun atas dasar harga konstan(ADHK). Sedang pada triwulan IV 2019 berdasarkan ADHB, PDRB Bali sebesar Rp 65,56 triliun dan Rp 46,41 triliun (ADHK). Sedang pada triwulan I 2019, Rp 60,12 triliun (ADHB) dan Rp 39,10 triliun (ADKH). *K17.
Kepala BPS Bali Adi Nugroho menyatakan pandemic Covid-19 yang berpengaruh terhadap pergerakan masyarakat berpengaruh terhadap perekonomian Bali.
“Tingkat kegawatan Covid-19 dari Januari-Maret sedikit banyak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Bali,” ujar Adi Nugroho, Selasa (5/5).
Beberapa indikator yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Bali diantaranya pariwisata, perdagangan, ekspor-impor, dan lainnya. Untuk pariwisata, kunjungan wisman minus 35,14 persen dibanding triwulan sebelumnya (triwulan IV 2019) dan minus 21,82 secara year on year (yoy).
”Triwulan I adalah masa low season. Namun pandemic global Covid-19 mempengaruhi kunjungan wisman, baik secara triwulan maupun dalam hitungan tahun per tahun, sehingga berpengaruh terhadap tingkat penghunian hotel (TPH),”kata Adi Nugroho.
Kemudian di sisi perdagangan, pajak perjualan kendaraan bermotor juga turun 6,57 persen. Masih di sektor perdagangan, impor Bali turun 19,59 persen. Industri pengolahan yakni industri manufaktur turun 10 persen.
”Penurunan permintaan ditengerai menjadi berkurangnya produksi,” jelas Adi Nugroho.
Terus ekspor Bali juga turun -21,83 persen secara year on year (yoy) dan minus -8,88 pada triwulan I. Menurunya, penurunan ekspor, seiring dengan turunnya jumlah kunjungan wisman.
Selain itu masih rendahnya penyerapan belanja barang dan belanja pegawai, baik dari APBD dan APBN pada triwulan I juga berpengaruh. “Triwulan I merupakan masa konsolidasi,” jelas Ai Nugroho.
Menurut lapangan usahanya, pertumbuhan negatif terdalam tercatat pada Kategori I (Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum) yaitu minus 15,12 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran, penurunan terdalam dicatatkan Komponen Pengeluaran Pemerintah (PK -P) sebesar 42,61 persen.
Struktur ekonomi Bali pada triwulan I-2020 tercatat masih didominasi oleh Kategori I (Penyediaan Akomodasi dan Ma kan Minum) dengan kontribusi sebesar 21,81 persen. Sedangkan kontribusi terbesar dari sisi pengeluaran adalah Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK- RT) dengan sumbangan sebesar 51,44 persen.
Berdasarkan PDRB ekonomi Bali pada triwulan I 2020 sebesar Rp 60,60 triliun atas dasar harga berlaku (ADHB) dan Rp 38,65 triliun atas dasar harga konstan(ADHK). Sedang pada triwulan IV 2019 berdasarkan ADHB, PDRB Bali sebesar Rp 65,56 triliun dan Rp 46,41 triliun (ADHK). Sedang pada triwulan I 2019, Rp 60,12 triliun (ADHB) dan Rp 39,10 triliun (ADKH). *K17.
1
Komentar