Jerinx: Kalau Ingin Saya Stop Ngomong, Bunuh Saya!
Teori konspirasi Covid-19 yang disuarakan JRX berkali-kali dibungkam di media sosial. Tapi JRX pun tak pernah mau berhenti bersuara keras.
DENPASAR, NusaBali
Baru-baru ini Jerinx, kembali membuat heboh jagat media sosial. Musisi yang kerap disapa JRX ini terus menyuarakan teori konspirasi mengenai pandemi Covid-19 melalui akun media sosial miliknya. Jerinx menuding bahwa Covid-19 adalah hasil konspirasi elit global.
Pria pemilik nama I Gede Ari Astina memang sudah lama menaruh perhatian pada teori konspirasi. "Makanya bikin tato ini tahun 1999," ujarnya sembari menunjukkan rajah bertuliskan 'Conspiracy' di dadanya saat ditemui NusaBali di Rumble Empire, toko miliknya di kawasan Jalan Teuku Umar Denpasar, Selasa (5/5/2020).
Keyakinan Jerinx pada teori konspirasi semakin kuat setelah perjumpaannya dengan buku 'Who Rules the World?' milik Noam Chomsky yang pertama kali diterbitkan tahun 2010. "Di sana dikatakan dunia ini dikendalikan sekelompok orang yang disebut shadow government," katanya.
Sebagai penganut teori konspirasi, Jerinx bersikukuh bahwa pandemi Covid-19 tidak menyebar begitu saja dengan sendirinya. "Menyebarnya seperti tidak sembarang, kota-kotanya berdasarkan kekuatan geopolitik. Di Kota Palermo, Italia misalnya," sebutnya.
"Setelah saya pelajari, di Palermo korbannya 99 persen lansia dan 98 persennya punya penyakit bawaan yang parah. Data kematian tahun lalu juga tidak berbeda jauh. Hanya saja kasus di Italia lebih tersiarkan. Ini menimbulkan kepanikan massal," sambung drummer Superman Is Dead (SID) ini.
Jerinx bersikeras menyampaikan temuannya ini lewat media sosial seperti Twitter. Diketahui, Jerinx kembali membuat akun Twitter baru beralamat @Official_JRX. Sebelumnya pada Februari lalu akun Twitter miliknya ditangguhkan setelah ia berkicau tentang ganja dan K-Pop.
Selang beberapa hari akun Twitter Jerinx kembali ditangguhkan pada Selasa, (5/5/2020) petang. Ia kemudian membuat akun Twitter baru yang diberi nama @JRXWHO. Namun tak kurang dari satu jam akun tersebut lagi-lagi ditangguhkan. "Saya sih nggak kapok soalnya nggak bayar," katanya sambil tertawa.
"Kalau mereka men-take down media sosial saya, orang akan semakin yakin kalau apa yang saya omongkan ada nilai kebenarannya," tegas Jerinx. "Apapun yang tidak membunuh saya secara fisik akan membuat saya terlihat makin kuat," ujarnya yakin.
Jerinx menganggap ditangguhkannya akun media sosial miliknya bukan tanpa sebab. "Kalau mereka ingin saya stop ngomong satu-satunya cara mereka harus bunuh saya. Kalau saya meninggal tahun ini atau tahun depan dengan penyebab tidak jelas pelakunya sudah pasti mereka," tegasnya lagi.
Seniman kelahiran 10 Februari 1977 ini juga menyampaikan ketidaksetujuan dengan gerakan Di Rumah Saja. Hal ini berbeda dengan personil lainnya, Bobby Kool yang beberapa waktu lalu sempat menyanyikan lagu Di Rumah Saja sebagai bentuk dukungan. "Di SID kami dari dulu berbeda pandangan. Tidak pernah jadi masalah," urainya .
"Mayoritas penggemar SID mungkin kelas ekonomi menengah ke bawah. Bobby nyanyi di rumah saja untuk fans SID yang ekonominya menengah ke atas, karena SID kan juga punya fans menengah ke atas. Makanya yang nyanyi Bobby sendiri, tapi SID juga mendukung," jelasnya.
Jerinx sendiri mengaku memiliki sejumlah lagu mengenai kondisi saat ini yang terjebak di rumah dan merasa tidak punya harapan. "Cuman saya bukan tipe orang yang ada bencana bikin lagu. Tidak harus buru-buru dirilis. Tapi kalau orang lain melakukan itu ya nggak masalah," ujarnya.
"Saya yakin tujuan musisi-musisi menyuarakan untuk Di Rumah Saja itu baik. Memang yang bisa di rumah saja ya di rumah saja. Sayangnya tidak semua orang begitu. Kan banyak juga yang masih harus keluar justru untuk bertahan hidup," tutupnya.*cr75
Komentar