Beras Tak Layak Konsumsi Ditarik Lagi
Transmisi Lokal di Desa di Bondalem Kembali Bertambah 3 Kasus
SINGARAJA, NusaBali
Kasus positif Covid-19 di Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula, Buleleng terus bertambah.
Per Kamis (7/5) terjadi penambahan 3 pasien positif yang merupakan transmisi lokal, sehingga total kumulatif positif Covid-19 di Desa Bondalem kini mencapai 25 kasus. Sementara, beras tak layak konsumsi yang telanjur didrop ke Desa Bondalem akan ditarik dan diganti.
Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid 19 Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa, mengatakan 3 warga Desa Bondalem yang dinyatakan positif, Kamis kemarin, masing-masing Pasien Dalam Pengawasan (PDP) berkode 44, PDP 46, da PDP 45. Khusus PDP 45 merupakan anak dari PDP 35, pedagang di pasar Desa Bondalem yang telah dirujuk ke RSUP Sanglah, Denpasar, Senin (4/5) lalu.
Menurut Suyasa, 3 orang positif Covid-19 yang baru diumumkan kemarin ini merupakan bagian dari 16 warga Desa Bondalem yang hasil rapid tesynya dinyatakan reakhir, Senin lalu. Setelah dilanjut dengan tes swab, 3 orang dinyatakan positif Corona, sementara 13 orang lagi negatif.
Dengan penambahan 3 kasus baru ini, maka jumlah warga Desa Bondalem yang positif Covid-19 kini mencapai 25 orang. Hampir semuanya merupakan kasus transmisi lokal (penularan terjadi di daerah), hingga menyebabkan Desa Bondalem dikarantina, sejak Minggu (3/5) malam.
Secara keseluruhan, jumlah positif Covid-19 di Kabupaten Buleleng hingga saat ini mencapai 40 kasus. Dari jumlah itu, terbanyak terjadi di wilayah Kecamkatan Tejakula yakni 29 kasus, disusul; Kecamatan Buleleng (5 kasus), Kecamatan Seririt (2 kasus), Kecamatan Banjar (2 kasus), Kecamatan Sawan (1 kasus), dan Kecamatan Kubutambahan (1 kasus).
“Dari jumlah 40 kasus positif Covid-19 itu, 18 orang di antaranya sudah sembuh. Sedangkan 22 orang lagi masih dirawat. Mereka itru 18 orang dirawat di RS Giri Emas (Desaa Giriu Emas, Kecamatan Sawan, Buleleng), 2 orang di RSUD Buleleng (di Singaraja), dan 4 orang di RSUP Sanglah (Denpasar), ujar Suyasa yang juga Sekda Kabupaten Buleleng di Singaraja, Kamis kemarin.
Sementara itu, di tengah penerapan karantina Desa Bondalem, ditemukan distribusi beras yang dikembalikan warga karena dianggap tak layak konsumsi. Hal ini juga diakui Sekda Gede Suyasa. Menurut Suyasa, dalam distribusi beras tahap kedua yang didrop dari Bulog memang ditemukan beberapa tak layak konsumsi. Padahal, sebelumnya sudah dilakukan sampling pengecekan agar beras cadaangan pemerintah yang dialokasikan untuk suplai sembako bagi warga Desa Bondalem dapat dijamin kualitasnya.
“Saat ditetapkan karantina Desa Bondalem, kami memang amprahkan beras cadangan pemerintah. Sebelum didrop 30 ton itu, kami juga sudah meminta supaya bisa dipastikan semuanya dalam kondisi layak konsumsi. Namun, setelah sampai di lapangan, ternyata ada beberapa karung beras yang kualitasnya kurang bagus, sehingga dikembalikan warga. Beras yang tak layak konsumsi itu siap diganti,” jelas Suyasa, Kamis kemarin.
Suyasaa merinci pemenuhan kebutuhan beras untuk suplai sembako bagi 3.525 kepala keluarga (KK) dengan 11.924 jiwa di Desa Bondalem sudah didrop 40 ton. Ini bagian dari total kebutuhan 67 ton beras untuk karantina warga Desa Bondalem selama 14 hari. Dari jumlah itu, 10 ton pengadaan awal (tahap pertama) untuk kebutuhan dua hari Senin (4/5) dan Selasa (5/5). Kemudian, 30 ton didrop Bulog untuk keperluan 7 hari, sejak Rabu (6/5). Jadi, kebutuhan beras yang sudah didrop ke Desa Bondalem melebihi 50 persen.
Sampai saat ini, GTPP Covid-19 Buleleng masih menunggu data pasti berapa jumlah beras yang dikembalikan dan tidak dimanfaatkan oleh warga Desa Bondalem. Beras kualitas buruk itu segera akan diambil dan ganti kembali oleh Bulog. “Besok (hari ini) Bulog akan mentransfer lagi beras yang datang dari NTB sebanyak 30 ton. Sehingga setelah ini sampai, sudah ada 70 ton beras untuk karantina Desa Bondalem,” tandas birokrat asal Desa/Kecamatan Tejakula yang mantan Kadisdikpora Buleleng ini.
Skema pengemasan beras juga akan berubah. Pengepakan sebelumnya yang diserahkan kepada pemerintah desa, mulai hari ini akan dibantu oleh 30 OPD Pemkab Buleleng. Menurut Suyasa, masing-masing OPD akan bantu memecah dan mengepak beras, sehingga saat pengiriman ke Desa Bondalem sudah langsung didistribusikan kepada warga. Pengepakan kembali beras yang satu kantongnya diisi 2,4 kilogram ini akan diterima seorang warga untuk kebutuhan 6 hari.
“Kita bantu dengan mengerahkan 10-15 orang pegawai di masing-masing OPD dengan protokol Covid-19 tetap jalan, karena kemarin persoalan di desa ruwet soal pemecahan, mengingat jumlahnya banyak. Ini terus kita evaluasi, sesuai dengan kondisi yang ada dan dicarikan jalan keluar,” jelas Suyasa yang juga mantan Kepala Bappeda Buleleng. *k23
Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid 19 Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa, mengatakan 3 warga Desa Bondalem yang dinyatakan positif, Kamis kemarin, masing-masing Pasien Dalam Pengawasan (PDP) berkode 44, PDP 46, da PDP 45. Khusus PDP 45 merupakan anak dari PDP 35, pedagang di pasar Desa Bondalem yang telah dirujuk ke RSUP Sanglah, Denpasar, Senin (4/5) lalu.
Menurut Suyasa, 3 orang positif Covid-19 yang baru diumumkan kemarin ini merupakan bagian dari 16 warga Desa Bondalem yang hasil rapid tesynya dinyatakan reakhir, Senin lalu. Setelah dilanjut dengan tes swab, 3 orang dinyatakan positif Corona, sementara 13 orang lagi negatif.
Dengan penambahan 3 kasus baru ini, maka jumlah warga Desa Bondalem yang positif Covid-19 kini mencapai 25 orang. Hampir semuanya merupakan kasus transmisi lokal (penularan terjadi di daerah), hingga menyebabkan Desa Bondalem dikarantina, sejak Minggu (3/5) malam.
Secara keseluruhan, jumlah positif Covid-19 di Kabupaten Buleleng hingga saat ini mencapai 40 kasus. Dari jumlah itu, terbanyak terjadi di wilayah Kecamkatan Tejakula yakni 29 kasus, disusul; Kecamatan Buleleng (5 kasus), Kecamatan Seririt (2 kasus), Kecamatan Banjar (2 kasus), Kecamatan Sawan (1 kasus), dan Kecamatan Kubutambahan (1 kasus).
“Dari jumlah 40 kasus positif Covid-19 itu, 18 orang di antaranya sudah sembuh. Sedangkan 22 orang lagi masih dirawat. Mereka itru 18 orang dirawat di RS Giri Emas (Desaa Giriu Emas, Kecamatan Sawan, Buleleng), 2 orang di RSUD Buleleng (di Singaraja), dan 4 orang di RSUP Sanglah (Denpasar), ujar Suyasa yang juga Sekda Kabupaten Buleleng di Singaraja, Kamis kemarin.
Sementara itu, di tengah penerapan karantina Desa Bondalem, ditemukan distribusi beras yang dikembalikan warga karena dianggap tak layak konsumsi. Hal ini juga diakui Sekda Gede Suyasa. Menurut Suyasa, dalam distribusi beras tahap kedua yang didrop dari Bulog memang ditemukan beberapa tak layak konsumsi. Padahal, sebelumnya sudah dilakukan sampling pengecekan agar beras cadaangan pemerintah yang dialokasikan untuk suplai sembako bagi warga Desa Bondalem dapat dijamin kualitasnya.
“Saat ditetapkan karantina Desa Bondalem, kami memang amprahkan beras cadangan pemerintah. Sebelum didrop 30 ton itu, kami juga sudah meminta supaya bisa dipastikan semuanya dalam kondisi layak konsumsi. Namun, setelah sampai di lapangan, ternyata ada beberapa karung beras yang kualitasnya kurang bagus, sehingga dikembalikan warga. Beras yang tak layak konsumsi itu siap diganti,” jelas Suyasa, Kamis kemarin.
Suyasaa merinci pemenuhan kebutuhan beras untuk suplai sembako bagi 3.525 kepala keluarga (KK) dengan 11.924 jiwa di Desa Bondalem sudah didrop 40 ton. Ini bagian dari total kebutuhan 67 ton beras untuk karantina warga Desa Bondalem selama 14 hari. Dari jumlah itu, 10 ton pengadaan awal (tahap pertama) untuk kebutuhan dua hari Senin (4/5) dan Selasa (5/5). Kemudian, 30 ton didrop Bulog untuk keperluan 7 hari, sejak Rabu (6/5). Jadi, kebutuhan beras yang sudah didrop ke Desa Bondalem melebihi 50 persen.
Sampai saat ini, GTPP Covid-19 Buleleng masih menunggu data pasti berapa jumlah beras yang dikembalikan dan tidak dimanfaatkan oleh warga Desa Bondalem. Beras kualitas buruk itu segera akan diambil dan ganti kembali oleh Bulog. “Besok (hari ini) Bulog akan mentransfer lagi beras yang datang dari NTB sebanyak 30 ton. Sehingga setelah ini sampai, sudah ada 70 ton beras untuk karantina Desa Bondalem,” tandas birokrat asal Desa/Kecamatan Tejakula yang mantan Kadisdikpora Buleleng ini.
Skema pengemasan beras juga akan berubah. Pengepakan sebelumnya yang diserahkan kepada pemerintah desa, mulai hari ini akan dibantu oleh 30 OPD Pemkab Buleleng. Menurut Suyasa, masing-masing OPD akan bantu memecah dan mengepak beras, sehingga saat pengiriman ke Desa Bondalem sudah langsung didistribusikan kepada warga. Pengepakan kembali beras yang satu kantongnya diisi 2,4 kilogram ini akan diterima seorang warga untuk kebutuhan 6 hari.
“Kita bantu dengan mengerahkan 10-15 orang pegawai di masing-masing OPD dengan protokol Covid-19 tetap jalan, karena kemarin persoalan di desa ruwet soal pemecahan, mengingat jumlahnya banyak. Ini terus kita evaluasi, sesuai dengan kondisi yang ada dan dicarikan jalan keluar,” jelas Suyasa yang juga mantan Kepala Bappeda Buleleng. *k23
1
Komentar