Kasus DBD Alami Peningkatan
Paling Banyak Terjadi di Buleleng: 2.057 Kasus
Meski angka kematiannya rendah, di bawah 1 persen, namun bukan berarti masyarakat boleh bersantai. Masyarakat harus tetap waspada.
DENPASAR, NusaBali
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) khususnya di Bali juga mengalami peningkatan. Namun luput dari perhatian karena sedang mewabah Covid-19. Peningkatan DBD paling tinggi terjadi di Kabupaten Buleleng dan beberapa kabupaten lainnya.
Berdasarkan data kasus DBD Dinas Kesehatan Provinsi Bali, selama Januari-April 2020, kasus DBD paling banyak terjadi di Kabupaten Buleleng yakni 2.057 kasus. Disusul dengan Kabupaten Badung sebanyak 1.355 kasus, Kota Denpasar sebanyak 858 kasus, Gianyar 774 kasus, Kabupaten Karangasem sebanyak 304 kasus, Kabupaten Klungkung sebanyak 245 kasus, Kabupaten Tabanan 198 kasus, Kabupaten Bangli 155 kasus dan terakhir Kabupaten Jembrana 104 kasus.
Sementara kasus DBD hingga menyebabkan kematian sebanyak 13 kasus, yang berada di Kabupaten Buleleng, Jembrana, Gianyar, Klungkung dan Kota Denpasar. Meski angka kematiannya rendah, di bawah 1 persen, namun bukan berarti masyarakat boleh bersantai. Masyarakat harus tetap waspada dengan melakukan upaya pencegahan yakni dengan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk).
“Memang angka kematiannya masih kecil, tetapi jangan diabaikan yang namanya kematian sekecil apapun itu tetap berbahaya,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya, Senin (11/5).
Dia menyebut, jika dibandingkan, kasus DBD tahun ini jika dengan tahun lalu memang mengalami peningkatan. Bahkan kasus di Bangli juga meningkat belakangan ini. “Padahal Bangli termasuk daerah dataran tinggi dan biasanya populasi nyamuknya jarang,” bebernya.
“Kita selalu ingatkan jangan lengah, selain mewaspadai Covid-19 kita juga harus mewaspadai wabah DBD. Kita harus tetap hati-hati karena DBD mengincar orang yang ada di rumah. Maka dari itu rumah harus bersih dan terapkan PSN,” tutupnya. *ind
Berdasarkan data kasus DBD Dinas Kesehatan Provinsi Bali, selama Januari-April 2020, kasus DBD paling banyak terjadi di Kabupaten Buleleng yakni 2.057 kasus. Disusul dengan Kabupaten Badung sebanyak 1.355 kasus, Kota Denpasar sebanyak 858 kasus, Gianyar 774 kasus, Kabupaten Karangasem sebanyak 304 kasus, Kabupaten Klungkung sebanyak 245 kasus, Kabupaten Tabanan 198 kasus, Kabupaten Bangli 155 kasus dan terakhir Kabupaten Jembrana 104 kasus.
Sementara kasus DBD hingga menyebabkan kematian sebanyak 13 kasus, yang berada di Kabupaten Buleleng, Jembrana, Gianyar, Klungkung dan Kota Denpasar. Meski angka kematiannya rendah, di bawah 1 persen, namun bukan berarti masyarakat boleh bersantai. Masyarakat harus tetap waspada dengan melakukan upaya pencegahan yakni dengan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk).
“Memang angka kematiannya masih kecil, tetapi jangan diabaikan yang namanya kematian sekecil apapun itu tetap berbahaya,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya, Senin (11/5).
Dia menyebut, jika dibandingkan, kasus DBD tahun ini jika dengan tahun lalu memang mengalami peningkatan. Bahkan kasus di Bangli juga meningkat belakangan ini. “Padahal Bangli termasuk daerah dataran tinggi dan biasanya populasi nyamuknya jarang,” bebernya.
“Kita selalu ingatkan jangan lengah, selain mewaspadai Covid-19 kita juga harus mewaspadai wabah DBD. Kita harus tetap hati-hati karena DBD mengincar orang yang ada di rumah. Maka dari itu rumah harus bersih dan terapkan PSN,” tutupnya. *ind
1
Komentar