Kasus DB Meningkat, Anggaran Fogging Tersisa 29 Kali
Hingga pertengahan bulan Mei, Dinas Kesehatan Bangli telah melakukan fogging sebanyak 91 kali
BANGLI, NusaBali
Kasus demam berdarah (DB) di Kabupaten Bangli mengalami peningkatan. Lonjakan kasus terjadi pada bulan Maret dengan jumlah 65 kasus Hingga April 2020 terdata 170 kasus. Anggaran untuk fogging masih tersisa untuk 29 kali kegiatan. Pencegahan DB paling efektif dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Kasi Pencegahan Dinas Kesehatan Bangli, I Nyoman Sudarma, mengatakan kasus DB sudah menyentuh angka 170 kasus per bulan April. Sementara kasus DB di tahun 2019 sebanyak 230 kasus. Data kasus DB mengacu pada laporan dari rumah sakit dan juga informasi dari masyarakat. Menurut Nyoman Sudarma, kebanyakan kasus bukan importer atau sumbernya didapat dari luar daerah. “Setiap ada laporan kasus demam berdarah, akan disikapi dengan melakukan fogging di wilayah tersebut,” jelas Nyoman Sudarma, Rabu (13/5).
Hingga pertengahan bulan Mei, Dinas Kesehatan Bangli telah melakukan fogging sebanyak 91 kali. Anggaran untuk fogging yang terpasang di APBD Induk sebanyak Rp 170 juta untuk 120 kali kegiatan. Anggaran yang masih tersisa untuk 29 kali kegiatan foging. “Kami akan merancang kegiatan fogging di APBD Perubahan untuk 100 kali kegiatan,” jelasnya. Peran masyarakat sangat menentukan DB tidak merebak. Kunci utama dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) menerapkan 3 M yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk. “Lebih efektif PSN dibandingkan fogging,” tegasnya. *esa
Kasi Pencegahan Dinas Kesehatan Bangli, I Nyoman Sudarma, mengatakan kasus DB sudah menyentuh angka 170 kasus per bulan April. Sementara kasus DB di tahun 2019 sebanyak 230 kasus. Data kasus DB mengacu pada laporan dari rumah sakit dan juga informasi dari masyarakat. Menurut Nyoman Sudarma, kebanyakan kasus bukan importer atau sumbernya didapat dari luar daerah. “Setiap ada laporan kasus demam berdarah, akan disikapi dengan melakukan fogging di wilayah tersebut,” jelas Nyoman Sudarma, Rabu (13/5).
Hingga pertengahan bulan Mei, Dinas Kesehatan Bangli telah melakukan fogging sebanyak 91 kali. Anggaran untuk fogging yang terpasang di APBD Induk sebanyak Rp 170 juta untuk 120 kali kegiatan. Anggaran yang masih tersisa untuk 29 kali kegiatan foging. “Kami akan merancang kegiatan fogging di APBD Perubahan untuk 100 kali kegiatan,” jelasnya. Peran masyarakat sangat menentukan DB tidak merebak. Kunci utama dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) menerapkan 3 M yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk. “Lebih efektif PSN dibandingkan fogging,” tegasnya. *esa
1
Komentar