Pasar Desa Bondalem Tetap Ditutup
4 Desa Bertetangga Wajib Taati Protap Covid-19
SINGARAJA, NusaBali
Status karantina desa di Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula, Buleleng selama 14 hari secara resmi akan dicabut keseluruhan oleh pemerintah, Senin (18/5) ini.
Namun, Pasar Desa Bondalem yang selama ini diduga jadi tempat penularan Covid-19 tetap akan ditutup hingga dua pekan ke depan.
Pedagang di Pasar Desa Bondalem rencananya akan diurai di beberapa tempat berbeda, agar roda perekonomian tetap berputar. Hal ini akan berlaku selama dua pekan ke depan saat penutupan Pasar Desa Bondalem.
Sedangkan tiga desa tetangga Desa Bondalem di wilayah Kecamatan Tejakula, yakni Desa Tejakula, Desa Madenan, dan Desa Julah mulai diwajibkan mentaati protokol kesehatan penangan Covid-19, dengan pengawasan ketat. Khusus Pasar Desa Madenan, yang biasanya buka tiga hari sekali, kini diminta untuk buka setiap hari guna menghidari kerumuman warga.
Keputusan itu diambil dalam rapat koordinasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Buleleng, bersama aparat desa dan prajuru adat dari Desa Bondalem, Desa Tejakula, Desa Madenan, dan Desa Julah, di Rumah Jabatan Bupati Buleleng, Jalan Ngurah Rai Singaraja, Minggu (17/5). Rapat koordinasi kemarin dipimpin langsung Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, dihadiri Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Buleleng.
“Untuk Pasar Desa Bondalem, tetap ditutup untuk sementara sambil melihat perkembangan situasi, meskipun karantina desa telah dicabut. Tetapi, pasarnya kami urai di beberapa tempat,” ujar Bupati Agus Suradnyana yang juga Ketua GTPP Covid-19 Kabupaten Buleleng seusai memimpin rapat koordinasi kemarin.
Bupati Agus Suradnyana menjelaskan, Pasar Desa Bondalem tetap ditutup sementara, dengan alasan untuk memastikan lokasi pasar benar-benar terbebas dari wabah virus Corana. Masalahnya, kasus trasmisi lokasi (penularan lokal) Covid-19 di Desa Bondalem terjadi di dalam pasar tersebut.
“Nah, selama Pasar Desa Bondalem ditutup, lokasi pasar tetap disemprot disinfektan, sehingga aman ketika kelak aktivitas pasar dibuka kembali. Ya, paling penutupan selama dua minggu ke depan, tergantung situasi nanti,” tandas Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang juga menjabat Ketua DPC PDI Per-juangan Buleleng ini.
Menurut Agus Suradnyana, status karantina Desa Bondalem secara keseluruhan resmi dicabut, mulai Senin ini. Meski demikian, warga Desa Bondalem tetap wajib mentaati protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Demikian juga dengan tiga desa tetangganya, yakni Desa Tejakula, Desa Madenan, dan Desa Julah, di mana seluruh warganya wajib mentaati protap kesehatan.
Untuk melaksanakan protap kesehatan di empat desa bertetangga kawasan Buleleng Timur tersebut, Agus Suradnyana sudah meminta jajaran TNI/Polri ikut membantu pengawasan. Selain itu, jumlah wastafel (tempat cuci tangan, Red) juga akan diperbanyak di setiap desa, hingga ke lokasi-lokasi ngumpul para nelayan.
“Pertama, seluruh warga di empat desa bertetangga itu wajib memakai masker bila keluar rumah. Kemudian, mereka wajib melaksanakan prilaku hidup bersih dan sehat, nanti wastafel akan diperbanyak. Dan kami sudah minta pak Kapolres Buleleng dan Pak Dadim Buleleng agar melibatkan anggotanya memantau aktivias warga, guna memberikan imbauan-imbauan,” tegas mantan anggota Komisi III DPRD Bali tiga kali periode ini.
Sementara itu, Bendesa Adat Bondalem, Desa Bondalem, Jro Made Pendra, mengatakan pihaknya bersama aparat desa dinas akan mengamankan hasil keputusan rapat koordinasi pasca pasca status karantina desa dicabut. “Untuk penutupan Pasar Desa Bondalem, nanti seluruh pedagang kami anjurkan berjualan dari tempat asalnya masing-masing, sehingga ekonomi tetap jalan. Jadi, mereka tidak harus jualan terpusat di satu tempat yakni pasar desa,” terang Jro Made Pendra usai hadiri rapat koordinasi di Ruma Jabatan Bupati Buleleng, Minggu kemarin.
Selain itu, kata Jro Made Pendra, meskipun status karantina desa sudah dibuka keseluruhan, namun pihaknya tetap tidak mengizinkan pelaksanaan kegiatan upacara keagamaan yang melibatkan krama dalam jumlah banyak. Menurut Jro Made Pendra, pihaknya tetap taat terhadap imbauan pemerintah guna mencegah penyebaran wabah Covid-19,
“Upacara ngaben tetap kami larang untuk sementara. Untuk upacara kegamaan lainnya, kecuali Tiga Sasih, kami lakukan mapakeling, tidak boleh besar upacaranya. Mapakeling ini agar upacara tidak putus, tetap bisa dilaksanakan dengan sederhana dan jumlah warga terbatas,” katanya. *k19
1
Komentar