'Panca Svara' di Tengah Pandemi Covid-19
Lagu yang sesuai dengan tajuknya, yaitu Panca Svara ‘Nang Ning Nung Neng Nong’ merupakan lagu yang merespon suara alam.
DENPASAR, NusaBali
Kumpulan seniman dan musisi Bali kembali melakukan aksi sosial menggalang dana di tengah situasi pandemi Covid-19 dalam sebuah project Panca Svara yang diproduksi oleh Pregina Studio. Project berupa karya sebuah lagu dan video klip yang dirilis secara resmi melalui siaran langsung Facebook Bali pada Kamis (14/5) lalu melalui akun Pregina Art & Showbiz Bali.
Lagu ini turut melibatkan seniman yang tergabung dalam kelompok pencinta taksu pusaka bali, Bali Taksu Legacy. Jajaran musisi yang menghiasi lagu ini, yaitu Agung Ocha, Gus Wicaksana, Gus Agung, Gde Kurniawan, Joni Agung, dan Gustut ‘Small Axe’ pada vocal. Khusus bagi Gustut ‘Small Axe’ juga terlibat sebagai dalang, dan Joni Agung menghiasi video klip lagu ini melalui tari topeng. Selain itu, bergabung pula Gde Kurniawan pada gitar, Agung Bagus Mantra pada drum, Sandi Lazuardi pada violin, dan Gus Teja pada suling.
Lagu yang sesuai dengan tajuknya, yaitu Panca Svara ‘Nang Ning Nung Neng Nong’ merupakan lagu yang merespon suara alam. Diungkapkan oleh Agung Bagus Mantra, lagu ini memiliki esensi bagaimana manusia mengikuti suara hati, suara alam, suara bumi, dari dasar-dasar suara dalam aplikasi musik tradisi.
Ide untuk project Panca Svara ini tak datang dengan sendirinya, melainkan melalui pesan berantai (broadcast) di aplikasi WhatsApp. “Awalnya, saya menerima pesan berantai via WA mengenai metode untuk kita bisa merespon Panca Suara, hidup dalam menghadapi pandemi Covid ini. Saya ingin tahu siapa yang punya ide broadcast itu, agak susah karena sifatnya berantai. Bagi saya konsep sederhana berdasarkan suara itu sangat menarik dan bisa menjadi ide dalam menghasilkan karya lagu yg dikomposisi,” ujarnya saat dihubungi NusaBali, Minggu (17/5).
Selain memiliki unsur seni tradisi dan religi, lagu yang kemudian juga hadir dalam bentuk video klip ini juga memiliki tujuan untuk menggalang dana. “Secara garis besar lagu ini tercipta untuk kita bisa terus berkarya, beraktivitas, dan positif thinking, mengikuti segala himbauan baik dari adat maupun dinas untuk mencapai tujuan bersama secara baik. Konsep punia penggalian dana nya pun kami buat agar kita bisa saling membantu walaupun dalam kondisi seperti ini, semua terdampak. Paling tidak ada yang kita tanam dalam diri untuk bekal kita nantinya,” lanjut pria yang akrab dengan sapaan Gus Mantra ini.
Dalam proses pembuatannya, dilakukan secara terpisah dengan komunikasi yang dilakukan via WhatsApp. Untuk proses rekamannya pun, dilakukan di rumah masing-masing terkecuali oleh Gus Mantra di Studio Pregina, Gus Teja melalui Studio Gus Teja di Ubud, dan Gde Kurniawan di Studio Demores Singaraja. Proses ini berlangsung selama tiga hari, satu hari untuk pengambilan gambar video dan dua hari untuk proses editing.
Penggalangan dana yang dilakukan melalui project Panca Svara ini yakni melalui lukisan oleh Wayan Paramarta, seniman kelahiran Sanur yang merespon lagu ini melalui lukisan cat minyak berukuran 120x100 cm yang dilukis langsung selama proses pembuatan video klip.
“Dalam karya ini saya mengungkapan penjabaran dari tembang Nang Ning Nung Neng Nong dalam bahasa rupa, yang mana saya visualkan sosok duduk bersila menghadap ke atas, terkait dgn situasi saat ini, seolah kita kembali ke dalam diri kita sendiri. Nang; tenangkan diri, Ning; mengening, Nung; merenung, Neng; meneng, Nong; meklenong,” beber pelukis kelahiran 22 September 1974 ini pada Sabtu (16/5).
Lukisan ini, akan dilelang yang kemudian hasilnya akan digunakan untuk donasi ke masyarakat, yang saat ini tengah ditawarkan kepada para pecinta lukisan di Eropa. “Tidak ada target, mungkin kita akan coba tutup minggu depan,” tandas Gus Mantra.*cr74
Lagu ini turut melibatkan seniman yang tergabung dalam kelompok pencinta taksu pusaka bali, Bali Taksu Legacy. Jajaran musisi yang menghiasi lagu ini, yaitu Agung Ocha, Gus Wicaksana, Gus Agung, Gde Kurniawan, Joni Agung, dan Gustut ‘Small Axe’ pada vocal. Khusus bagi Gustut ‘Small Axe’ juga terlibat sebagai dalang, dan Joni Agung menghiasi video klip lagu ini melalui tari topeng. Selain itu, bergabung pula Gde Kurniawan pada gitar, Agung Bagus Mantra pada drum, Sandi Lazuardi pada violin, dan Gus Teja pada suling.
Lagu yang sesuai dengan tajuknya, yaitu Panca Svara ‘Nang Ning Nung Neng Nong’ merupakan lagu yang merespon suara alam. Diungkapkan oleh Agung Bagus Mantra, lagu ini memiliki esensi bagaimana manusia mengikuti suara hati, suara alam, suara bumi, dari dasar-dasar suara dalam aplikasi musik tradisi.
Ide untuk project Panca Svara ini tak datang dengan sendirinya, melainkan melalui pesan berantai (broadcast) di aplikasi WhatsApp. “Awalnya, saya menerima pesan berantai via WA mengenai metode untuk kita bisa merespon Panca Suara, hidup dalam menghadapi pandemi Covid ini. Saya ingin tahu siapa yang punya ide broadcast itu, agak susah karena sifatnya berantai. Bagi saya konsep sederhana berdasarkan suara itu sangat menarik dan bisa menjadi ide dalam menghasilkan karya lagu yg dikomposisi,” ujarnya saat dihubungi NusaBali, Minggu (17/5).
Selain memiliki unsur seni tradisi dan religi, lagu yang kemudian juga hadir dalam bentuk video klip ini juga memiliki tujuan untuk menggalang dana. “Secara garis besar lagu ini tercipta untuk kita bisa terus berkarya, beraktivitas, dan positif thinking, mengikuti segala himbauan baik dari adat maupun dinas untuk mencapai tujuan bersama secara baik. Konsep punia penggalian dana nya pun kami buat agar kita bisa saling membantu walaupun dalam kondisi seperti ini, semua terdampak. Paling tidak ada yang kita tanam dalam diri untuk bekal kita nantinya,” lanjut pria yang akrab dengan sapaan Gus Mantra ini.
Dalam proses pembuatannya, dilakukan secara terpisah dengan komunikasi yang dilakukan via WhatsApp. Untuk proses rekamannya pun, dilakukan di rumah masing-masing terkecuali oleh Gus Mantra di Studio Pregina, Gus Teja melalui Studio Gus Teja di Ubud, dan Gde Kurniawan di Studio Demores Singaraja. Proses ini berlangsung selama tiga hari, satu hari untuk pengambilan gambar video dan dua hari untuk proses editing.
Penggalangan dana yang dilakukan melalui project Panca Svara ini yakni melalui lukisan oleh Wayan Paramarta, seniman kelahiran Sanur yang merespon lagu ini melalui lukisan cat minyak berukuran 120x100 cm yang dilukis langsung selama proses pembuatan video klip.
“Dalam karya ini saya mengungkapan penjabaran dari tembang Nang Ning Nung Neng Nong dalam bahasa rupa, yang mana saya visualkan sosok duduk bersila menghadap ke atas, terkait dgn situasi saat ini, seolah kita kembali ke dalam diri kita sendiri. Nang; tenangkan diri, Ning; mengening, Nung; merenung, Neng; meneng, Nong; meklenong,” beber pelukis kelahiran 22 September 1974 ini pada Sabtu (16/5).
Lukisan ini, akan dilelang yang kemudian hasilnya akan digunakan untuk donasi ke masyarakat, yang saat ini tengah ditawarkan kepada para pecinta lukisan di Eropa. “Tidak ada target, mungkin kita akan coba tutup minggu depan,” tandas Gus Mantra.*cr74
1
Komentar