Gde Agung Nilai Enam Calon Dirjen Bimas Hindu Miliki Kapasitas
JAKARTA, NusaBali
Seleksi Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI telah memasuki tahapan kompetensi teknis menggunakan computer assisted test (CAT).
Hasilnya enam orang terpilih untuk mengikuti seleksi selanjutnya. Mereka adalah Prof Dr Ida Bagus Raka Suardana SE MM (Guru Besar Ilmu Manajemen Undiknas), Dr Tri Handoko Seto S.Si MSc (Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca BPPT).
Kemudian Drs Suminto MM (Tokoh Hindu dari Banyuwangi dan Ketua Yayasan Pendidikan Nasional atau Yapenas 17 Agustus 1945, Banyuwangi), Drs Ida Bagus Gede Subawa MSi (Kepala Biro Administrasi Umum, Akademik dan Kemahasiswaan IAHN Tampung Penyang Palangkaraya), Gede Narayana SE MSi (Ketua Komisi Informasi Publik Pusat) dan Prof Dr Drs I Nengah Duija MSi (Guru Besar IHDN Denpasar).
Anggota Komite III DPD RI yang antara lain membidangi masalah agama Anak Agung Gde Agung mengatakan, keenam calon Dirjen Bimas Hindu tersebut memiliki kapasitas. Dia berharap, Dirjen Bimas Hindu terpilih nanti betul-betul menjadi pembina umat Hindu se nusantara. "Keenam calon Dirjen Bimas Hindu punya kapasitas semua. Mereka kelak harus memperhatikan umat Hindu se nusantara, tidak hanya di Bali yang merupakan mayoritas umat Hindu berada," ujar Gde Agung saat NusaBali hubungi, Kamis (21/5).
Menurutnya, umat Hindu tidak hanya berada di Bali, melainkan di sejumlah tempat seperti Jawa, Kalimantan, dan Sumatra. Dimana mereka memiliki budaya serta kearifal lokal masing-masing sehingga perlu mendapat perhatian pula. "Dan ini harus menjadi prioritas bagi Dirjen Bimas Hindu terpilih nanti," kata Gde Agung. Dirjen Bimas Hindu haruslah sosok yang kerap melakukan pembinaan secara intens kepada umat. Minimal melakukan tatap muka secara langsung demi menyerap aspirasi umat Hindu di berbagai daerah. Selanjutnya membantu umat Hindu, khususnya di luar Bali melalui anggaran yang dimiliki. Dengan begitu, pembinaan terhadap umat berjalan baik dan umat juga memahami tentang ajaran-ajaran agama Hindu sehingga mereka merasa dilindungi dan diayomi oleh Dirjen Bimas Hindu yang baru.
Dirjen Bimas Hindu terpilih juga perlu mengambil langkah-langkah penting dan strategis. Antara lain, segera menegerikan pasraman di Bali. Tercatat ada 26 pasraman yang telah mengajukan proses tersebut. Lalu pendapatan penyuluh agama Hindu perlu ditingkatkan, karena mereka adalah ujung tombak dalam pembinaan umat.
"Gaji para guru agama Hindu perlu pula mendapat perhatian dari para calon Dirjen Bimas Hindu. Jangan sampai gaji mereka dibawah UMR. Sebagai wakil rakyat yang membidangi agama di Komite III DPD RI, saya selalu menyampaikan itu ketika rapat bersama Kementerian Agama RI. Semoga hal tersebut menjadi perhatian bagi Dirjen Bimas Hindu terpilih nanti," kata Gde Agung.
Para calon Dirjen Bimas Hindu sendiri masih akan menjalani empat tahapan seleksi lagi. Mulai dari penulisan makalah, seleksi kompetensi manajerial dan sosial kultural, wawancara akhir serta tes kesehatan yang waktunya belum ditentukan. Darisana akan ada tiga nama yang dikirimkan ke Presiden Joko Widodo untuk dipilih satu nama menggantikan Prof I Ketut Widnya untuk masa jabatan lima tahun ke depan, 2020-2025. *k22
Kemudian Drs Suminto MM (Tokoh Hindu dari Banyuwangi dan Ketua Yayasan Pendidikan Nasional atau Yapenas 17 Agustus 1945, Banyuwangi), Drs Ida Bagus Gede Subawa MSi (Kepala Biro Administrasi Umum, Akademik dan Kemahasiswaan IAHN Tampung Penyang Palangkaraya), Gede Narayana SE MSi (Ketua Komisi Informasi Publik Pusat) dan Prof Dr Drs I Nengah Duija MSi (Guru Besar IHDN Denpasar).
Anggota Komite III DPD RI yang antara lain membidangi masalah agama Anak Agung Gde Agung mengatakan, keenam calon Dirjen Bimas Hindu tersebut memiliki kapasitas. Dia berharap, Dirjen Bimas Hindu terpilih nanti betul-betul menjadi pembina umat Hindu se nusantara. "Keenam calon Dirjen Bimas Hindu punya kapasitas semua. Mereka kelak harus memperhatikan umat Hindu se nusantara, tidak hanya di Bali yang merupakan mayoritas umat Hindu berada," ujar Gde Agung saat NusaBali hubungi, Kamis (21/5).
Menurutnya, umat Hindu tidak hanya berada di Bali, melainkan di sejumlah tempat seperti Jawa, Kalimantan, dan Sumatra. Dimana mereka memiliki budaya serta kearifal lokal masing-masing sehingga perlu mendapat perhatian pula. "Dan ini harus menjadi prioritas bagi Dirjen Bimas Hindu terpilih nanti," kata Gde Agung. Dirjen Bimas Hindu haruslah sosok yang kerap melakukan pembinaan secara intens kepada umat. Minimal melakukan tatap muka secara langsung demi menyerap aspirasi umat Hindu di berbagai daerah. Selanjutnya membantu umat Hindu, khususnya di luar Bali melalui anggaran yang dimiliki. Dengan begitu, pembinaan terhadap umat berjalan baik dan umat juga memahami tentang ajaran-ajaran agama Hindu sehingga mereka merasa dilindungi dan diayomi oleh Dirjen Bimas Hindu yang baru.
Dirjen Bimas Hindu terpilih juga perlu mengambil langkah-langkah penting dan strategis. Antara lain, segera menegerikan pasraman di Bali. Tercatat ada 26 pasraman yang telah mengajukan proses tersebut. Lalu pendapatan penyuluh agama Hindu perlu ditingkatkan, karena mereka adalah ujung tombak dalam pembinaan umat.
"Gaji para guru agama Hindu perlu pula mendapat perhatian dari para calon Dirjen Bimas Hindu. Jangan sampai gaji mereka dibawah UMR. Sebagai wakil rakyat yang membidangi agama di Komite III DPD RI, saya selalu menyampaikan itu ketika rapat bersama Kementerian Agama RI. Semoga hal tersebut menjadi perhatian bagi Dirjen Bimas Hindu terpilih nanti," kata Gde Agung.
Para calon Dirjen Bimas Hindu sendiri masih akan menjalani empat tahapan seleksi lagi. Mulai dari penulisan makalah, seleksi kompetensi manajerial dan sosial kultural, wawancara akhir serta tes kesehatan yang waktunya belum ditentukan. Darisana akan ada tiga nama yang dikirimkan ke Presiden Joko Widodo untuk dipilih satu nama menggantikan Prof I Ketut Widnya untuk masa jabatan lima tahun ke depan, 2020-2025. *k22
1
Komentar