Ni Nengah Widiasih Persembahkan Perunggu
Lifter Bali Ni Nengah Widiasih mencatat prestasi membanggakan dengan meraih medali di ajang Paralympic Games 2016.
Bupati Mas Sumatri Terharu Prestasi Lifter Karangasem
RIO DE JANEIRO, NusaBali
Kontingen Indonesia sukses merebut medali pertama dari cabang olahraga angkat berat setelah liter asal Bali, Ni Nengah Widiasih, meraih perunggu kelas 41 kg pada kejuaraan bergengsi Paralympic Games 2016 di Rio de Janeiro, Brasil. " Ini adalah awal yang bagus bagi kontingen Indonesia," kata CdM Kontingen Paralympic Indonesia Sukarno, Jumat (9/9).
Ni Nengah Widiasih meraih perunggu setelah mampu mengangkat beban seberat 95 kg. Sedangkan untuk medali emas direbut atlet Turki Nazmiye Muratli dengan angkatan 104 kg (rekor dunia), dan peraih perak direbut atlet China Zhe Cui dengan angkatan 102 kg.
Medali yang direbut oleh Ni Nengah Widiasih, kata dia, diharapkan mampu memberi motivasi bagi atlet lain yang juga turun pada kejuaraan yang pelaksanaannya setelah Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, Brasil ini. Sukarno menjelaskan, awal yang bagus juga diraih oleh atlet tenis meja David Jacob.
Peraih perunggu Paralympic London ini sukses melewati rintangan pertama babak penyisihan setelah mengalahkan atlet asal Belanda. "Untuk atlet lain masih menunggu jadwal bertanding. Mereka saat ini terus berlatih demi hasil terbaik. Mohon bantuan dan doanya," kata Sukarno.
Sementara itu Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mengaku bangga atas prestasi Ni Nengah Widiasih dan pencapaian atlet angkat berat ini dinilai sebagai kado Hari Olahraga Nasional (Haornas) 2016. "Selamat dan terima kasih buat Ni Nengah Widiasih yang telah merebut medali perunggu saat kita tengah memperingati Haornas. Dengan medali ini, Indonesia sudah memastikan tradisi medali di Paralympic," kata Menpora.
Bagi atlet kelahiran Banjar Bukit, Desa Sukadana, Kecamatan Kubu, Karangasem 12 Desember 1989 ini, meraih medali di ajang Paralympic adalah yang pertama. Namun, beberapa prestasi lain sudah pernah diraih, seperti medali perak Asian Para Games 2014 dan perunggu pada Kejuaraan Dunia 2014 di Dubai.
Atas prestasi ini Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri mengaku terharu. “Nanti saya akan buat sambutan khusus buat atlet kita yang telah mengharumkan nama bangsa dan tanah kelahiran,” jelas Bupati Mas Sumatri di Amlapura, Jumat (9/9).
Widiasih mengalami sakit polio berawal demam dengan panas tinggi semasih berusia 3 tahun. Setelah berobat ke seorang mantri, kemudian diinjeksi, justru penyakitnya tambah parah, badannya lemas, tak bisa bangun dan kedua kakinya tidak bisa digerakkan. Tetapi tekad dan semangat juangnya begitu tinggi, sehingga mampu menjadi pahlawan olahraga, hal itu layak diteladani. “Makanya jangan mudah menyerah, berjuanglah sekuat tenaga, seluruh warga masyarakat Karangasem mendukung perjuangannya,” tambah Mas Sumatri.
Dengan meraih medali perunggu bisa dipastikan Ni Nengah Widiasih akan mendapatkan bonus besar dari pemerintah. Besaran bonus ini sama dengan peraih perunggu bagi atlet yang turun di Olimpiade 2016 Brasil beberapa waktu lalu, yakni mencapai Rp 1 miliar. Pada kejuaraan yang merupakan Olimpiade-nya para atlet difabel ini, Indonesia mengirimkan sembilan atlet terbaik yang terdiri dari angkat berat yaitu Ni Nengah Widiasih dan Siti Mahmudah, atletik yaitu Setyo Budi Hartanto dan Abdul Halim Dalimonte. Pada cabang olahraga renang, Indonesia mengirimkan Agus Ngaimin, Jendi Panggabean, Syuci Indriyani, dan Marinus Melianus Yowey, dan tenis meja mengirimkan David Jacob. *ant, k16
1
Komentar