Ombudsman dan Jurnalis Bagikan Sembako ke Pelaku Wisata Bahari
Bantuan Berasal dari Wakil Gubernur Bali
MANGUPURA, NusaBali
Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan Bali bersama Perhimpunan Jurnalis (Pena) NTT di Bali mendistribusikan puluhan paket sembako kepada pelaku wisata bahari yang bermukim di Kampung Flores, Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Senin (25/5).
Puluhan paket sembako itu berasal dari Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati yang diinisiasi oleh Kepala ORI Perwakilan Bali Umar Ibnu Alkhatab. Umar Ibnu Alkhatab mengatakan, bantuan yang diberikan kepada warga Tanjung Benoa berasal dari Wagub Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace. Sementara ORI Bali hanya fasilitasi, mengkoordinasikan, dan mendistribusikan bantuan ini kepada masyarakat yang ada di Kampung Flores Tanjung Benoa, Kuta Selatan, Badung.
“Bantuan ini langsung kami berikan kepada masyarakat yang paling membutuhkan karena dampak Covid-19. Kami berharap jangan melihat nilainya tetapi kerjasama yang baik ini agar semakin ditingkatkan. Tugas kami adalah fasilitasi bantuan yang datang dari berbagai pihak dan akan disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan dan yang sangat berdampak akibat wabah covid-19,” ujar Umar Ibnu Alkhatab didampingi Sekjen Pena NTT Bali Agustinus Apolo Fatin.
Selain sembako, seluruh penerima bantuan diberikan masker secara gratis. Penerima paket sembako diwajibkan mengenakan masker. Proses pembagian sembako tetap dijalankan sesuai protokol kesehatan seperti menjaga jarak, tidak bersalaman atau bersentuhan, serta cuci tangan.
“Penerima bantuan adalah warga yang kesehariannya beraktivitas di wisata bahari. Saat ini, mereka sudah tidak ada kerja lagi, karena sebagian besar wahana sudah ditutup karena wabah global Covid-19 ini,” tutur Umar Ibu Alkhatab.
Sesepuh warga Kampung Flores Tanjung Benoa, Yuven Laka, mengatakan banyak warga Kampung Flores di Tanjung Benoa hidup dari sektor pariwisata. Namun karena pandemi Covid-19, semua akses pekerjaan menjadi terganggu dan banyak sekali warga kehilangan pekerjaan. Untuk bertahan hidup sehari-hari masyarakat yang ada di Tanjung Benoa beralih menjadi nelayan. “Kesulitan yang kami alami adalah bagaimana caranya memperoleh bahan pokok seperti beras, minyak, gula, dan garam. Sementara untuk lauknya kami bisa mencari sendiri di laut karena hampir semua warga ini adalah nelayan,” ujar pria asal Pulau Palue, Kabupaten Sikka, NTT, ini. *dar
Komentar