Kisah Mistis Beredar Mengiringi Kuburan yang Dibongkar
Burung gagak beri isyarat sebelum kejadian pembongkaran makam diketahui warga Desa Panji, Sukasada.
SINGARAJA, NusaBali
Hingga kini kasus pembongkaran kuburan di setra Kedu Desa Adat Panji, Desa Panji masih misterius. Polsek Sukasada yang menangani kasus pembongkaran kuburan yang diketahui pada Rabu (27/5) kemarin belum menemukan titik terang siapa pelaku dan motif pelaku melakukan aksi kriminal yang cukup memukul mental keluarga korban.
Kapolsek Sukasada, Kompol I Nyoman Landung dihubungi Jumat (29/5) mengatakan hingga saat ini unit Reskrimnya masih menyelidiki lebih dalam kasus pembongkaran kuburan almarhum Dita Asriani, bocah 11 tahun asal Banjar Dinas Abasan Desa Panji Anon, Kecamatan Sukasada. Kapolsek Landung pun menjelaskan dari hasil pengumpulan data dan keterangan saksi-saksi belum menemukan titik terang siapa pelaku. “Sampai saat ini masih dalam penyelidikan sementara belum ada orang yang dicurigai melakukan pembongkaran kuburan itu,” kata Kompol Landung.
Di sisi lain pasca heboh peristiwa pembongkaran kuburan yang baru berumur sehari setelah proses pemakaman, muncul berbagai spekulasi di masyarakat sekitar kejadian. Pembongkaran kuburan itu pun mulai dikait-kaitkan dengan hal mistis, seseorang yang sedang mencari pesugihan hingga menjalankan ilmu hitam dengan sarana di kuburan. Rumor itu pun beredar di masyarakat melihat fakta di lokasi kejadian dengan posisi liang kubur masih terbuka setelah ada penggalian cukup dalam sedangkan kondisi jenazah dan bekal kubur tak ada yang hilang.
Perkebel Desa Panji, Mangku Made Ariwawan, dihubungi terpisah kemarin tak menampik jika rumor mistis mulai menjadi perbincangan hangat di masyarakat. “Kalau rumor di masyarakat memang lebih mengarah ke hal mistis dan banyak versi. Tetapi kami menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian untuk megungkap pelaku sesuai dengan fakta di lapangan,” jelas Perbekel Mangku Ariawan.
Namun pada satu hari sebelum kejadian, Perbekel yang juga mantan anggota DRPD Buleleng itu juga menjelaskan sempat menjumpai hal aneh. Seekor burung gagak tiba-tiba saja terbang dari arah selatan ke utara yang sempat dilihat dan didengar sejumlah warga termasuk dirinya. “Saat itu sekitar pukul 02.00 Wita, saya bersama Satgas masih ronda ada 4 titik dan terdengar suara goak terbang dari arah selatan (dekat setra) ke utara, sehingga menimbulkan pertanyaan akan ada apa ini, besoknya ada kejadian,” kata dia yang dihubungi melalui sambungan telepon.
Pihak Desa Dinas dan Desa Adat pun berencana akan mempertimbangkan pelaksanaan paruman agung menyangkut peristiwa pembongkaran kuburan yang tak pernah terjadi sebelumnya. Termasuk pertimbangan memperketat pengamanan wilayah desa sehingga kejadian serupa tak terulang kembali.
Menurut Perbekel Mangku Ariawan, jika dilihat dari dresta Desa Panji, krama desa yang memiliki halangan kematian karena salah pati (cara tidak wajar), ada ketentuan proses magebagan. “Kalau dulu yang meninggal salah pati, ada dresta magebagan di rumah selama satu bulan dan di setra tiga hari, namun karena krama desa panji berasal dari berbagai dadya sehingga berbeda tata cara dan sistem pemakamannya. Ini akan dipastikan dulu untuk menjalankan awig karena hampir seratus tahun tidak pernah terjadi,” jelas Mangku Ariawan.*k23
Komentar