Rumah Lima KK Terancam Abrasi Sungai Samblong
Abrasi di Sungai Samblong, Lingkungan Samblong, Kelurahan Sangkargung, Kecamatan Jembrana, semakin mengkhawatirkan.
NEGARA, NusaBali
Rumah milik 5 kepala keluarga (KK) di tepi sungai itu terancam tergerus. Pada tahun 2014, sisi sungai di bagian timur ambrol dan kandang babi milik warga ikut tergerus.
Selain menyebabkan kandang babi milik Ni Luh Sami Adnyani, 40, hancur tergerus tanah yang ambles, kini merajannya sudah mepet dengan bibir sungai. Jarak merajan dan bedeng tempat suaminya bekerja buat ukiran tinggal 1 meter dari tebing sungai. Tebing sungai itu setinggi 2,5 meter. Ditambahkan, bangunan rumahnya beserta tetangganya saat ini hanya berjarak sekitar 5 meter dari tebing sungai. “Kami was-was, takut terjadi banjir dan tebing sungai kembali tergerus,” ungkap Sami Adnyani, Senin (12/9).
Terpisah, Lurah Sangkaragung I Nyoman Gede Suardana mengatakan di sisi timur sungai itu merupakan kawasan pemukiman. Ada sekitar 20 KK yang tinggal di sana. Namun rumah yang paling terancam abrasi milik lima KK. “Kalau musim hujan, terjadi banjir di sungai. Terkadang airnya sampai naik,” terang Suardana. Pihaknya mengaku sudah sempat berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Jembrana. Harapannya segera ditindaklanjuti oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida.
Dikatakan, pasca laporan itu, baru beberapa petugas Dinas PU Jembrana yang turun melakukan pengecekan ke lokasi. “Warga kami berharap ada upaya pencegahan. Paling tidak dibuatkan bantu beronjong,” harapnya. Sementara Kepala Dinas PU Jembrana, Gusti Putu Mertadana, mengaku sudah menerima laporan abrasi yang mengancam pemukiman warga itu. Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan BWS Bali-Penida yang berwenang dalam masalah sungai maupun pantai. “Setiap ada laporan masuk, kami tindaklanjuti,” tandasnya. * ode
Selain menyebabkan kandang babi milik Ni Luh Sami Adnyani, 40, hancur tergerus tanah yang ambles, kini merajannya sudah mepet dengan bibir sungai. Jarak merajan dan bedeng tempat suaminya bekerja buat ukiran tinggal 1 meter dari tebing sungai. Tebing sungai itu setinggi 2,5 meter. Ditambahkan, bangunan rumahnya beserta tetangganya saat ini hanya berjarak sekitar 5 meter dari tebing sungai. “Kami was-was, takut terjadi banjir dan tebing sungai kembali tergerus,” ungkap Sami Adnyani, Senin (12/9).
Terpisah, Lurah Sangkaragung I Nyoman Gede Suardana mengatakan di sisi timur sungai itu merupakan kawasan pemukiman. Ada sekitar 20 KK yang tinggal di sana. Namun rumah yang paling terancam abrasi milik lima KK. “Kalau musim hujan, terjadi banjir di sungai. Terkadang airnya sampai naik,” terang Suardana. Pihaknya mengaku sudah sempat berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Jembrana. Harapannya segera ditindaklanjuti oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida.
Dikatakan, pasca laporan itu, baru beberapa petugas Dinas PU Jembrana yang turun melakukan pengecekan ke lokasi. “Warga kami berharap ada upaya pencegahan. Paling tidak dibuatkan bantu beronjong,” harapnya. Sementara Kepala Dinas PU Jembrana, Gusti Putu Mertadana, mengaku sudah menerima laporan abrasi yang mengancam pemukiman warga itu. Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan BWS Bali-Penida yang berwenang dalam masalah sungai maupun pantai. “Setiap ada laporan masuk, kami tindaklanjuti,” tandasnya. * ode
Komentar