Berolahraga di Gym Selama Pandemi, Seperti Apa?
DENPASAR, NusaBali
Salah satu cara untuk meningkatkan daya tahan tubuh, utamanya di masa pandemi, yaitu berolahraga. Bagi masyarakat yang kesulitan utnuk berolahraga di rumah, kadang pusat kebugaran atau gym menjadi pilihan. Namun, seperti apa berolahraga di tempat gym yang dianjurkan?
Menurut anjuran dari Pemerintah Kota Denpasar melalui Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai, setiap tempat gym hendaknya menerapkan protokol kesehatan, seperti disinfeksi pada ruangan dan alat, pengecekan suhu tubuh, penggunaan masker bagi pengguna dan pengelola, dan penerapan kebersihan seperti cuci tangan.
Pusat kebugaran seperti gym, seperti tempat usaha lainnya, memang bukan sesuatu yang dilarang dalam Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) yang telah diterapkan di Kota Denpasar sejak 15 Mei 2020 lalu. “Kalau gym memang masih ada yang buka ya kita mengimbau penerapan protokol kesehatan. Jadi bagaimana pengelola gym itu melakukan protokol kesehatan sebagai keamanan,” lanjut I Dewa Gede Rai.
Seperti yang juga telah dilakukan Pemerintah Kota Denpasar pada sektor lainnya, pengecekan dan sosialisasi pun telah secara rutin dilaksanakan, tak terkecuali pula ke tempat berolahraga seperti gym yang dalam hal ini termasuk dalam tempat rekreasi. “Jadi ya karaoke, tempat hiburan, termasuk gym, rumah makan, restoran, perajin, itu ada dari Dinas Pariwisata,” paparnya.
Dari hasil penelusuran NusaBali ke sejumlah gym di Kota Denpasar, beberapa gym yang masih beroperasi telah menerapkan sejumlah pembatasan. Meskipun sempat tutup selama beberapa waktu, namun beberapa gym ini kembali beroperasi dengan melakukan protokol kesehatan.
Salah satunya, yaitu Dinar Gym yang berlokasi di kawasan Jalan Merdeka, Denpasar. Gym yang satu ini sempat ditutup sementara sejak 23 Maret 2020 lalu dan baru dibuka kembali pada 23 Mei 2020. Hal ini tentu saja dibarengi dengan sejumlah perubahan, seperti perubahan jam operasional dan pembatasan jumlah pengguna gym.
“Kita tetap menerapkan protokol kesehatan seperti pembatasan jumlah member yang di dalam area gym, maksimal 15 orang dengan waktu yang dibatasi agar semua kebagian, tetap menggunakan masker dan cuci tangan. Dengan jam operasional yang berbeda juga dari sebelumnya kalau sekarang selama pandemi Covid ini kita buka dari hari Senin-Sabtu dari jam 8 pagi sampai jam 6 sore saja, hari Minggu kita tutup,” ujar pemilik Dinar Gym, Ni Luh Gede Puspa Indrayani.
Selain itu, pihak gym juga telah melakukan pengecekan suhu yang dibarengi dengan penggunaan hand sanitizer sebelum memasuki gym. Untuk alatnya sendiri, Puspa Indrayani menjelaskan bahwa bahkan sebelum adanya pandemi, alat-alat gym tetap dibersihkan secara rutin dengan cairan antiseptik. Tak hanya itu, para pengguna gym juga kini telah menggunakan masker selama berolahraga. “Awal nya pasti agak sesak tapi ada beberapa member memakai masker khusus untuk olahraga, demi kesehatan dan keamanan kita bersama,” lanjut Puspa Indrayani
Hal serupa juga diutarakan Ida Bagus Made Windu Dwiwidanta, Leader Personal Trainer di Elite Private Gym yang juga telah melakukan sejumlah protokol kesehatan. Penerapan protokol kesehatan yang dilakukan di gym yang berada di Jalan Hayam Wuruk ini terbilang tak terlalu sulit dilakukan, karena konsep gym ini yang berupa ruangan privat untuk satu pengguna dan satu instruktur dalam satu waktu.
“Di gym ini menerapkan konsep private gym, kalau di sini kita satu ruangan untuk satu trainer dan satu member. Jadi latihannya bisa lebih fokus dan kita tetap selalu bisa menjaga jarak,” ujar pria yang akrab dengan sapaan Gus Windu ini.
Sebenarnya, bagaimana tips-tips untuk berolahraga di tempat seperti gym di masa pandemi ini? Hal ini dijelaskan oleh dr Tanjung Subrata, praktisi olahraga yang juga merupakan dosen di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa. Salah satu kiat yang disebutkan yang juga telah diterapkan oleh sejumlah gym, yakni dengan pembatasan jumlah anggota dalam satu ruangan.
Foto : dr Tanjung Subrata MRepro.-IST
Namun, terdapat dua hal lainya yang perlu diperhatikan, yakni penggunaan masker selama berolahraga dan penggunaan alat secara bergantian. Masalah yang terjadi saat penggunaan masker, yaitu saat manusia menghembuskan nafas, CO2 yang dihembuskan tertahan oleh masker dan dihirup lagi.
“Dalam kondisi beban tidak terlalu berat tidak masalah, tapi kalau saat itu ada aktivitas fisik bagaimana, jantung naik tapi nafas harus kompensasi. Jadi frekuensi nafas pasti naik. Lebih cepat, lebih banyak. Akhirnya CO2 yang terhisap banyak,” paparnya.
Cara menyiasatinya, yaitu menurunkan intensitas olahraga saat nafas sudah dirasa terengah-engah atau memburu sehingga tidak menimbulkan rasa sesak saat berolahraga. Selain itu, penggunaan alat gym yang bergantian juga bisa disiasati dengan memastikan agar tangan tidak menyentuh wajah.
“Kalaupun terpaksa, siapkan dua handuk. Satunya handuk yang digunakan untuk alas, biar keringatnya tidak bercampur. Nah satu lagi adalah handuk yang kita pegang, untuk menyeka wajah, jadi meminimalkan kontak tangan ke wajah. Dan yang paling penting, setelah aktivitas fisik, cuci tangan, kalau bisa mandi, dan batasi kontak,” jelas dokter yang juga berpraktik di Rumah Sakit Balimed Denpasar ini.*cr74
Komentar