'Tidak Ada Hubungannya Donor Darah dengan Menurunnya Imun'
DENPASAR, NusaBali
Dalam situasi pandemik Covid-19, tidak banyak organisasi yang menggelar kegiatan donor darah.
Selain karena tidak dibolehkan membuat kerumunan, ada juga ketakutan yang disebar bahwa donor darah menurunkan imun tubuh. Padahal hal tersebut sama sekali tidak ada hubungannya. Karena melihat tipisnya stok darah, Pengurus Daerah (PD) Federasi Serikat Pekerja Pariwiata-Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP PAR-SPSI) Provinsi Bali kemudian bekerjasama dengan Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Provinsi Bali untuk menggelar kegiatan donor darah, di Jalan Gurita, Denpasar Senin (1/6) kemarin.
Sebenarnya pada 1 Mei 2020 yang lalu telah melakukan kegiatan donor rutin seperti agenda biasanya di organisasi tersebut. Namun melihat kondisi UTD PMI Provinsi Bali yang sangat membutuhkan pendonor untuk memenuhi kebutuhan darah per hari, organisasi itu pun kembali mengadakan kegiatan donor darah pada bulan berikutnya, yaitu Senin kemarin. Kegiatan donor darah ini sekaligus untuk memperingati hari lahirnya Pancasila.
“Bulan Mei kemarin kami sebenarnya sempat ragu untuk mengadakan kegiatan donor darah. Ya karena ada covid-19 ini. Di samping itu, ada yang mengatakan bahwa donor darah ini bisa menurunkan imun tubuh. Setelah diyakinkan oleh Bu Dokter (Kepala UTD Provinsi Bali, red) bahwa tidak ada hubungannya antara donor darah dengan menurunnya imun tubuh, kami berkomunikasi dengan aparat dan satgas Covid-19, dan kami diizinkan melaksanakan kegiatan donor darah,” ujar Ketua PD FSP PAR-SPSI Provinsi Bali, Putu Satyawira Marhaendra di sela kegiatan donor darah, kemarin.
Tentunya pelaksanaan kegiatan donor darah selama masa pandemi Covid-19 harus menerapkan protokol pencegahan kesehatan. Baik peserta maupun pelaksana kegiatan semuanya wajib memakai masker. Saat baru datang, para peserta langsung diarahkan mencuci tangan di tempat yang telah disediakan. Selain itu, proses dari awal sampai pengambilan darah menerapkan physical distancing atau jaga jarak. “Kami melihat kondisi UTD Provinsi Bali saat ini keterbatasan stok darah. Kami tawarkan untuk membuat kembali acara donor darah, dengan peserta donor yang berbeda dari bulan lalu. Akhirnya hari ini kami gelar kembali, dengan peserta yang dibatasi. Jadi setiap satu jam itu dibatasi cuma 24 orang. Peserta yang mendaftar sudah 94 orang,” ungkap Satyawira.
Dari kegiatan donor darah kemarin didapatkan hasil sebanyak 77 kantong darah, di antaranya 10 kantong golongan darah A, 22 kantong golongan darah B, 4 kantong golongan darah AB, dan 41 kantong golongan darah O.
Kepala UTD PMI Provinsi Bali, dr AA Sagung Mas Dwipayani MKes, menyampaikan rasa terima kasihnya karena di tengah pandemik covid-19 ini tidak banyak organisasi ataupun kelompok donor lainnya yang bisa melakukan kegiatan donor darah. Pihaknya merasa sangat terbantu. “Kondisi stok darah kami saat tipis, terutama dolongan darah B dan O, bahkan tidak mampu memenuhi kebutuhan hingga 2 hari ke depan. Dengan adanya kegiatan donor darah hari ini (kemarin, red) kami merasa sangat terbantu,” ungkapnya.
Sagung Mas mengatakan, di masa pandemik Covid-19 yang menyebabkan masyarakat membatasi kegiatan di luar rumah, UTD PMI Provinsi Bali hanya mampu memenuhi kebutuhan 46 persen dari total kebutuhan darah per hari. Biasa kebutuhan dari sampai 120 kantong per hari. Pada situasi normal, kegiatan donor darah biasa dilakukan secara rutin di hotel, mall, institusi, swasta, bank, sekolah, perguruan tinggi, tempat ibadah ataupun banjar, dan lain-lain. Namun kondisi ini mengakibatkan pendonor darah sukarela yang rutin melaksanakan donor menjadi menurun, dari semula 99 persen menjadi 74,4 persen.
Padahal, permintaan dari rumah sakit, bank darah rumah sakit ataupun dari UTD PMI Kabupaten/Kota mengalami peningkatan yang signifikan. Sedangkan jika mengandalkan donor darah pengganti yakni berasal dari keluarga pasien, seringkali terkendala bebarap hal seperti tenanan darah, hemoglobin, dan sedang mengonsumsi obat-obatan. Sehingga belum tentu donor darah pengganti juga lolos untuk mendonor.
“Karena kondisi begini, sekolah, kampus, mall, hotel, dan lain-lain masih belum dibuka, kami kesulitan mencari pendonor. Kami harus jemput bola, berapapun dapatnya. Kalau saat situasi normal kayak dulu, kita biasanya jadwalkan kegiatan donor darahnya. Karena kalau kelebihan darah juga tidak baik, karena darah ada umurnya. Kalau melewati waktu tertentu, harus dimusnahkan,” tandasnya. *ind
1
Komentar