PDIP Resmi Usung Duet Incumbent PAS-Sutji
Koster menegaskan pihaknya segera mengusulkan kepada DPP PDIP agar Dewa Sukrawan segera diberikan sanksi.
Koster Ngaku Sempat ‘Larang’ Dewa Sukrawan Nyalon
SINGARAJA,NusaBali
Duet incumbent Putu Agus Suradnyana dan Nyoman Sutjidra (PAS-Sutji) resmi diusung kembali PDIP sebagai Calon Bupati dan Wakil Bupati (Cabup-Cawabup) di Pilkada Buleleng 2017. Keputusan itu diambil setelah pemilik jargon PAS-Sutji ini mendapat rekomendasi dari DPP PDIP yang disampaikan dalam rapat kerja cabang khusus (Rakercabsus) DPC PDIP Buleleng di hotel Melka, kawasan Lovina, Buleleng, Minggu (11/9).
Rakercabsus itu dihadiri seluruh kader PDIP mulai dari pengurus DPC, PAC di sembilan kecamatan, dan seluruh pengurus ranting di 148 desa/kelurahan di Buleleng, serta anggota DPRD Buleleng dan DPRD Bali asal Buleleng. Hadir pula pengurus DPC se kabupaten/kota lainnya di Bali, dan pengurus DPD PDIP Bali.
Dalam acara tersebut, rekomendasi DPP PDIP diserahkan langsung oleh Ketua DPD PDIP Bali I Wayan Koster kepada duet PAS-Sutji. Dalam pidato politiknya, Koster menegaskan semua kader harus tunduk dan patuh pada rekomendasi partai yang mencalonkan kembali duet PAS-Sutji. Koster juga menegaskan, semua kader harus mampu mengamankan dan memenangkan duet PAS-Sutji di masing-masing wilayahnya. “Ini perintah partai, dan perintah partai itu sudah jelas, semua kader harus mendukung, mengamankan, dan memenangkan pasangan calon Putu Agus Suradnyana dan Nyoman Sutjidra,” tegasnya.
Koster juga sempat mengungkapkan unek-uneknya terkait pencalonan Dewa Nyoman Sukrawan melalui jalur independen yang berpasangan dengan kader senior Partai Demokrat I Gede Dharma Wijaya. Koster mengaku, sempat melarang langkah Sukrawan nyalon di Pilkada Buleleng 2017. Namun sebelum melarang, Koster mengaku sulit bertemu apalagi berkomunikasi dengan Sukrawan. Bahkan untuk misi tersebut, Koster sempat minta bantuan pada anggota DPRD Bali Dewa Made Mahayadnya alias Dewa Jack, untuk membujuk Sukrawan agar menghintakan langkahnya nyalon. Namun usaha itu sia-sia karena Sukrawan tetap tidak mau menuruti utusan dari Koster.
“Saya utus Dewa Jack sampai dua kali agar membujuknya, tapi Sukrawan tetap tidak mau menghentikan niatnya. Alasannya kalau bertemu dengan saya, pasti niatnya nyalon akan dilarang. Ini perlu saya sampaikan, karena saya sudah mengambil upaya,” ungkap Koster, politisi asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula ini.
Koster mengaku, Dewa Sukrawan sudah dianggap sebagai saudaranya sendiri, karena sudah sejak lama berjuang di kancah politik. Karena itu ia terus berusaha agar bisa bertemu dengan Sukrawan sebelum menyerahkan syarat dukungan ke KPU. Pertemuan pun akhirnya terjadi tanpa sengaja ketika Sukrawan datang ke kediaman Bupati Badung, Nyoman Giri Prasta, beberapa waktu lalu.
“Saat itulah saya meminta agar Sukrawan mengurungkan niatnya nyalon. Tapi Sukrawan tetap pada keinginannya nyalon lewat jalur independen. Walaupun saya ini sangat dekat dengan Sukrawan, tapi karena aturan partai, maka saya harus melaksanakan aturan partai itu. Siapapun yang berseberangan dengan instruksi partai, maka harus dikenai sanksi,” katanya.
Koster menyatakan, pihaknya segera mengusulkan kepada DPP PDIP agar Sukrawan segera diberikan sanksi. Karena DPP juga telah memanggil Sukrawan terkait dengan pencalonannya di jalur independen. Terkait ini, Dewa Nyoman Sukrawan belum bisa dikonfirmasi terkait dengan pernyataan politik dari Ketua DPD PDIP Bali I Wayan Koster. Sukrawan yang dikonfirmasi melalui sambungan telepon tidak aktif. * k19
1
Komentar