Tinju Tak Mau Bergantung KONI Bali
De Gadjah Usulkan KONI Bali dan Cabor Duduk Bersama
DENPASAR, NusaBali
Rasionalisasi anggaran KONI Bali dari Rp 50 miliar menjadi Rp 5,2 miliar bukan hanya berdampak insentif atlet PON.
Pemangkasan besar-besaran ini juga membuat cabang olahraga (cabor) harus siap mental tak dapat suntikan dana dari KONI Bali sepanjang 2020. Menanggapi situasi ini, Manajer Tinju PON Bali, Made Muliawan Arya,mengaku selama ini tidak mau bergantung atau mengandalkan bantuan anggaran dari KONI Bali. Anggota DPRD Kota Denpasar ini menyadari anggaran hibah KONI Bali sangat kecil. “Untuk itu, swadaya dengan penggalian sponsor dan donatur sering kami dilakukan dalam menunjang aktivitas tinju di Bali,” kata sosok yang akrab disapa De Gadjah ini, Selasa (2/6).
Termasuk soal Program Pelatda Bali dilanjutkan atau tidak, De Gadjah memilih tidak khawatir. “Sebab, atlet selalu rutin menggelar latihan dalam kondisi apapun. Kami pertegas, setiap cabor memang berbeda ya. Ada tidaknya uang, atlet tinju itu selalu latihan secara rutin. Jadi, tidak berhenti soal kewajiban latihan," ucap pria tinggi besar ini.
De Gadjah mengaku pihaknya lebih sering mencari dana secara mandiri untuk event nasional dan internasional yang diikuti selama ini. "Kami pertegas, tinju tidak terlalu bergantung dengan anggaran yang diberikan KONI Bali. Hibah kecil, jelas kami sangat maklumi. Jadi, logistik kecil, semua itu tergantung cabor saja. Dan, kami tetap ingin berprestasi. Makanya tetap menggelar latihan," tegas De Gadjah.
Jika program Pelatda Bali untuk atlet peraih tiket PON Papua distop,dinilai bukan masalah bagi cabor tinju. Namun untuk membicarakan masalah ini, De Gadjah sepakat semua pihak duduk bareng. Antara KONI Bali dengan perwakilan cabor bisa rapat virtual. "Bisa dilakukan pemanggilan secara bergelombang, mencari titik titik kisruhnya uang insentif latihan bagi atlet dan pelatih yang memang belum dibayarkan hingga sekarang ini. KONI Bali harus segera mencarikan jalan keluarnya," tandas De Gadjah.
Pria yang juga Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar menegaskan, tinju tidak pernah nuntut apapun itu atau berharap dapat uang ini itu. Mengingat, hal itu tidak mungkin bisa dituruti semuanya dengan anggaran yang sangat terbatas menuju persiapan PON Papua. "Bagi kami atlet itu perlu latihan rutin. Jadi, dihentikan saja program Pelatda Bali, jika mau berprestasi, atlet kan tetap menggelar latihan kalau mau berprestasi. Jika tidak latihan, kan drop nanti fisiknya. Apalagi tinju, tidak boleh berhenti latihan," papar De Gadjah.
Pada saat jumpa pers Jumat (29/5) lalu di ruangan KONI Bali, Ketua Umum KONi Bali Ketut Suwandi dijadwalkan akan kembali membahas kelanjutan program Pelatda Bali. Ada opsi tetap menggelar Pelatda Jangka Panjang. Dengan catatan tidak ada perubahan mengenai atlet lolos PON Papua XX/2021 yakni 261 atlet dari 28 cabang olahraga. Hanya saja, uang insentif latihan atlet dan pelatih, dipastikan hanya dibayar hitungan sampai 3 bulan saja. Itu menyesuaikan anggaran yang diterima KONI Bali. *dek
Komentar