Buatan Sang Istri, Putu Suparta Jajakan Face Shield di Pinggir Jalan
DENPASAR, NusaBali
Bukan hanya masker, kini penggunaan face shield menjadi salah satu Alat Pelindung Diri (APD) yang dicari orang.
Momen ini pun ditangkap oleh Putu Suparta yang berjualan mika pelindung wajah di kawasan Jalan Raya Cok Agung Tresna, Denpasar. Putu Suparta yang awalnya bekerja di sebuah usaha percetakan di Denpasar ini beralih menjadi penjual face shield di pinggir jalan. “Sebelumnya kita mengerjakan kebutuhan hotel seperti nota-nota, sekarang hotelnya tutup, otomatis tidak ada order, ada beberapa untuk restoran. Bulan kemarin cuma lima hari kerja dihitung harian,” ujar pria asal Singaraja ini, Rabu (3/6).
Tak mau pasrah merenungi hantaman ekonomi akibat Covid-19 ini, Putu Suparta memilih bergerak. Dipilihlah face shield buatan istrinya yang berprofesi sebagai perajin souvenir. “Kebetulan istri saya kan mengerjakan souvenir, karena itu sambil buat face shield juga,” lanjut pria berusia 38 tahun ini.
Putu Suparta memiliki alasannya tersendiri untuk berjualan di pinggir jalan. Istrinya yang melakukan promosi melalui media sosial tidak mendapatkan respon, sementara dirinya juga tidak tahu ke mana atau bagaimana untuk memasarkan produk face shield tersebut. “Saya kan hanya bekerja di percetakan, jadi tidak sejauh itu saya tahunya,” kata Suparta sambil menata face shield yang dipajang di sepeda motor yang dijadikan lapak dadakan tersebut
Face shield yang dijual oleh Putu Suparta terdiri dari dua ukuran, untuk dewasa dan anak-anak, yang masing-masing dijual dengan harga Rp 20.000 dan Rp 15.000. Bagian depan face shield terbuat dari plastik mika, yang dalam pemakaiannya dihubungkan dengan karet. Bagian face shield yang bersentuhan dengan dahi pemakai ini dilapisi juga dengan gabus agar terasa lebih nyaman.
Untuk produksinya sendiri, Putu Suparta mengaku bahwa pembuatan face shield ini tidak menentu. Hal ini dipengaruhi oleh laku-tidaknya face shield jualannya. Sekali pembuatan face shield yang berjumlah 15 buah bisa laku selama dua hari. Jika telah habis, barulah istrinya membuat face shield kembali.
Dalam setengah hari waktu berjualan, Putu Suparta mampu menjual sekitar 5-6 buah faceshield. Seperti pada Selasa (2/6), dirinya berjualan selama setengah hari dan berhasil menjual 5 buah, sementara saat ditemui NusaBali pada tengah hari, dirinya telah menjual 6 buah face shield.
Kebanyakan, para pembeli faceshield Putu Suparta ini ditujukan untuk orang dewasa yang bekerja, utamanya untuk menutupi bagian mata atau bagian wajah yang tidak tertutupi masker. Sementara, untuk face shield anak-anak sendiri tidak terlalu laris. “Mungkin karena sekolahnya belum buka, masih belum begitu perlu,” tutupnya. *cr74
Tak mau pasrah merenungi hantaman ekonomi akibat Covid-19 ini, Putu Suparta memilih bergerak. Dipilihlah face shield buatan istrinya yang berprofesi sebagai perajin souvenir. “Kebetulan istri saya kan mengerjakan souvenir, karena itu sambil buat face shield juga,” lanjut pria berusia 38 tahun ini.
Putu Suparta memiliki alasannya tersendiri untuk berjualan di pinggir jalan. Istrinya yang melakukan promosi melalui media sosial tidak mendapatkan respon, sementara dirinya juga tidak tahu ke mana atau bagaimana untuk memasarkan produk face shield tersebut. “Saya kan hanya bekerja di percetakan, jadi tidak sejauh itu saya tahunya,” kata Suparta sambil menata face shield yang dipajang di sepeda motor yang dijadikan lapak dadakan tersebut
Face shield yang dijual oleh Putu Suparta terdiri dari dua ukuran, untuk dewasa dan anak-anak, yang masing-masing dijual dengan harga Rp 20.000 dan Rp 15.000. Bagian depan face shield terbuat dari plastik mika, yang dalam pemakaiannya dihubungkan dengan karet. Bagian face shield yang bersentuhan dengan dahi pemakai ini dilapisi juga dengan gabus agar terasa lebih nyaman.
Untuk produksinya sendiri, Putu Suparta mengaku bahwa pembuatan face shield ini tidak menentu. Hal ini dipengaruhi oleh laku-tidaknya face shield jualannya. Sekali pembuatan face shield yang berjumlah 15 buah bisa laku selama dua hari. Jika telah habis, barulah istrinya membuat face shield kembali.
Dalam setengah hari waktu berjualan, Putu Suparta mampu menjual sekitar 5-6 buah faceshield. Seperti pada Selasa (2/6), dirinya berjualan selama setengah hari dan berhasil menjual 5 buah, sementara saat ditemui NusaBali pada tengah hari, dirinya telah menjual 6 buah face shield.
Kebanyakan, para pembeli faceshield Putu Suparta ini ditujukan untuk orang dewasa yang bekerja, utamanya untuk menutupi bagian mata atau bagian wajah yang tidak tertutupi masker. Sementara, untuk face shield anak-anak sendiri tidak terlalu laris. “Mungkin karena sekolahnya belum buka, masih belum begitu perlu,” tutupnya. *cr74
1
Komentar