Umat Hindu di Malang Curhat ke Permudhita
Tirtayatra yang dilakukan Perhimpunan Pemuda Pemudi Hindu Tangerang (Permudhita) pada 8-11 September kemarin menjadi ajang curhat umat Hindu di Malang untuk menceritakan berbagai persoalan.
JAKARTA, NusaBali
Mereka tak sungkan memaparkannya kepada organisasi kepemudaan dari pura Kertajaya, Tangerang ini serta anggota Peradah provinsi Banten maupun Peradah setempat yang juga turut hadir. Tak ketinggalan Permudhita memberikan saran-saran untuk mengatasi persoalan tersebut.
"Di beberapa pura yang kami kunjungi memang sedang memiliki beberapa persoalan, seperti di pura Eka Dharma Bakti. Ternyata umat di sana sedang mengumpulkan dana untuk mensertifikasi tanah pura," ujar Ketua Permudhita I Gusti Putu Mahardika kepada NusaBali, Selasa (13/9).
Sertifikasi perlu mereka lakukan agar lahan hibah yang mereka gunakan untuk tempat sembahyang menjadi sah secara hukum. Lalu di pura Dharmayasa, umat disana sedang gotong royong memgumpulkan dana untuk membuat Kori Agung atau pintu masuk ke dalam pura. Disisi lain, dalam waktu dekat mereka akan mengadakan piodalan sehingga sangat membutuhkan dana guna mendukung semua kegiatan tersebut.
"Tanggal 16 nanti mereka piodalan. Adanya bakti sosial dengan menyerahkan peralatan sembahyang, tedung dan dana punia ke mereka sangat bermaanfaat sekali," kata Mahardika.
Terkait persoalan yang dihadapi pura Eka Dharma Bakti, Permudhita menyarankan agar mereka membuat proposal. Kemudian diajukan ke pemda setempat. Lalu bekerja sama dengan pura lain untuk membuat event semisal pergelaran kesenian. "Nah, nanti hasilnya bisa dibagi-bagi sesuai kesepakatan," terang Mahardika.
Pura Eka Dharma Bakti, lanjut Mahardika, baru pertama kali dikunjungi oleh umat Hindu di luar Malang. Oleh karena itu, mereka sangat senang dikunjungi oleh Permudhita dan Peradah provinsi Banten. Menurut Mahardika, kondisi umat Hindu di pedesaan sangat sederhana.
"Namun dibalik kesederhanaan itu, mereka memiliki semangat kuat untuk mempertahankan kehinduan mereka. Mereka sangat senang sekali kami kunjungi. Salah satu dari mereka mengatakan, seperti di tengok oleh saudara sendiri," ucap Mahardika. Permudhita dan Peradah provinsi Banten sendiri mengunjungi tujuh pura. Saat mengunjungi, mereka ditemani oleh tiga atau empat orang dari Peradah setempat.
Mereka tak mengalami kesulitan ketika menyambangi satu demi satu pura di Malang, meski lokasinya berjauhan. "Teman-teman sangat senang melakukan kegiatan bakti sosial dan Tirtayatra di Malang. Apalagi masih banyak pura yang ada di pelosok Malang belum kami kunjungi. Jadi, kemungkinan untuk ke sana lagi pasti ada, hanya saja waktunya belum tahu kapan," imbuh Mahardika. k22
"Di beberapa pura yang kami kunjungi memang sedang memiliki beberapa persoalan, seperti di pura Eka Dharma Bakti. Ternyata umat di sana sedang mengumpulkan dana untuk mensertifikasi tanah pura," ujar Ketua Permudhita I Gusti Putu Mahardika kepada NusaBali, Selasa (13/9).
Sertifikasi perlu mereka lakukan agar lahan hibah yang mereka gunakan untuk tempat sembahyang menjadi sah secara hukum. Lalu di pura Dharmayasa, umat disana sedang gotong royong memgumpulkan dana untuk membuat Kori Agung atau pintu masuk ke dalam pura. Disisi lain, dalam waktu dekat mereka akan mengadakan piodalan sehingga sangat membutuhkan dana guna mendukung semua kegiatan tersebut.
"Tanggal 16 nanti mereka piodalan. Adanya bakti sosial dengan menyerahkan peralatan sembahyang, tedung dan dana punia ke mereka sangat bermaanfaat sekali," kata Mahardika.
Terkait persoalan yang dihadapi pura Eka Dharma Bakti, Permudhita menyarankan agar mereka membuat proposal. Kemudian diajukan ke pemda setempat. Lalu bekerja sama dengan pura lain untuk membuat event semisal pergelaran kesenian. "Nah, nanti hasilnya bisa dibagi-bagi sesuai kesepakatan," terang Mahardika.
Pura Eka Dharma Bakti, lanjut Mahardika, baru pertama kali dikunjungi oleh umat Hindu di luar Malang. Oleh karena itu, mereka sangat senang dikunjungi oleh Permudhita dan Peradah provinsi Banten. Menurut Mahardika, kondisi umat Hindu di pedesaan sangat sederhana.
"Namun dibalik kesederhanaan itu, mereka memiliki semangat kuat untuk mempertahankan kehinduan mereka. Mereka sangat senang sekali kami kunjungi. Salah satu dari mereka mengatakan, seperti di tengok oleh saudara sendiri," ucap Mahardika. Permudhita dan Peradah provinsi Banten sendiri mengunjungi tujuh pura. Saat mengunjungi, mereka ditemani oleh tiga atau empat orang dari Peradah setempat.
Mereka tak mengalami kesulitan ketika menyambangi satu demi satu pura di Malang, meski lokasinya berjauhan. "Teman-teman sangat senang melakukan kegiatan bakti sosial dan Tirtayatra di Malang. Apalagi masih banyak pura yang ada di pelosok Malang belum kami kunjungi. Jadi, kemungkinan untuk ke sana lagi pasti ada, hanya saja waktunya belum tahu kapan," imbuh Mahardika. k22
Komentar