Gerindra Beralih ke PAS-Sutji
Demokrat dikabarkan cenderung dukung Paket Surya, sementara Golkar lebih memilih usung Rochineng-Ariadi di Buleleng
KBM Masih Abu-abu
SINGARAJA, NusaBali
Gerindra dikabarkan berbalik arah ke barisan PDIP untuk mengusung pasangan in-cumbent Putu Agus Suradnyana-Nyoman Sutjidra (PAS-Sutji) dalam Pilkada Buleleng 2017. Gerindra banting haluan, karena kecewa sikap Golkar-Demokrat yang dianggap tidak jelas membahas Koalisi Bali Mandara (KBM) menuju Pilkada Buleleng 2017.
Semula, Gerindra menjadi mitra Golkar-Demokrat dalam awal-awal komunikasi untuk membangun KBM menuju Pilkada Buleleng 2017. Namun, Gerindra tidak terlibat dalam penandatanganan kesepakatan koalisi yang dilakukan Golkar-Demokrat-PPP-PKS-PKB-PAN di sebuah rumah makan di Denpasar, 31 Juli 2016 lalu.
Kesepakatan koalisi kala itu resmi ditandatangani setelah Ketua DPD I Golkar Bali Ketut Sudikerta turun tangan bersama Sekretaris DPD I Golkar Bali, Nyoman Sugawa Korry. Nah, tidak dilibatkannya dalam penandatanganan koalisi itulah yang disebut-sebut membuat Gerindra kecewea berat, hingga akhirnya banting haluan merapat ke PAS-Sutji, pasangan incumbent yang diusung PDIP bersama Hanura-NasDem.
Saat dikonfirmasi NusaBali di Singaraja, Selasa (13/9), Ketua DPC Gerindra Buleleng, Jro Nyoman Ray Yusha, tidak menampik maupun mengiyakan terkait informasi bahwa partainya balik haluan mendukung PAS-Sutji. Ray Yusha menegaskan, situasi politik jelang tahap pendaftaran paket calon ke KPU Buleleng, 21-23 September 2016, masih akan berkembang.
Menurut Ray Yusha, pihaknya masih menunggu petunjuk dari DPP Gerindra, karena kewenangan berada di pusat. “Ini kan dinamis sekali. Sebelum KPU Buleleng menutup pendaftaran calon, apa pun bisa terjadi. Kita masih menunggu petunjuk dari pusat (DPP Gerindra),” tegas nakhoda partai asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng ini.
Dikmonfirmasi terpisah, Selasa kemarin, Ketua DPC PDIP Buleleng, Putu Agus Surad-nyana alias PAS, menyatakan pihaknya selalu membuka diri jika ada parpol yang ber-gabung dukung PAS-Sutji. Bahkan, kandidat incumbent yang menempati posisi Calon Bupati (Cabup) Buleleng dalam PAS-Sutji ini berharap semua parpol bisa menyatukan diri, demi pembangunan Gumi Panji Sakti yang lebih baik dan sudah berjalan saat ini.
“Tentu kami selalu membuka diri, bila perlu semua parpol bergabung. Toh muaranya nanti demi pembangunan Buleleng,” ujar Agus Suradnyana, politisi PDIP asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang masih menjabat Bupati Buleleng 2012-2017.
Sejauh ini, PAS-Sutji sudah diusung tiga parpol, yakni PDIP, Hanura, dan NasDem. Jika nanti Gerindra benar-benar bergabung, berarti PAS-Sutji akan maju ke Pilkada Buleleng 2017 dengan modal awal kekuatan 31 kursi DPRD Buleleng (dominasi 68,89 persen suara parlemen) hasil Pileg 2014). Rinciannya, 15 kursi milik PDIP, 6 kursi milik Hanura, 6 kursi milik Gerindra, dan 4 kursi milik NasDem.
Sementara, Koalisi Bali Mandara (KBM) yang hingga kini belum melahirkan paket calon, akan maju dengan kekuatan 14 kursi DPRD Buleleng (kuasai 31,11 persen suara parlemen) hasil Pileg 2014. Rinciannya, 7 kursi milik Golkar, 6 kursi milik Demokrat, dan 1 kursi milik PPP.
Sementara itu, KBM yang dimotori Golkar-Demokrat-PPP untuk Pilkada Buleleng 2017 hingga kini belum melahirkan paket calon. Isu yang beredar, Golkar dan Demokrat masih tarik ulur soal kandidat yang diusung. Konon, Demokrat menghendaki dukung pasangan Dewa Nyoman Sukrawan-Gede Dharma Wijaya (Paket Surya), yang tengah berjuang memenuhi tambahan syarat KTP dukungan untuk maju melalui jalur Independen. Secara kalkulasi politik, Demokrat memang diuntungkan oleh Paket Surya, karena Gede Dharma Wijaya merupakan kader mereka.
Nah, sikap Demokrat ini belum mendapat persetujuan dari kubu Golkar. Sebab, secara politik, Golkar jelas tidak diuntungkan, karena tidak satu pun dari Paket Surya ini kader mereka. Dewa Nyoman Sukrawan yang menempati posisi Cabup Buleleng adalah kader PDIP. Golkar menginginkan usung pasangan I Ketut Rochineng-I Gede Ariadi ke Pilkada Buleleng 2017. Rochineng merupakan kandindat non kader, sementara riadi adalah kader Golkar.
Namun sayang, Rochineng yang digadang-gadang sebagai Cabup Buleleng yang diusung KBM, justru belum menentukan sikap karena masih melihat proses pencalonan dari Paket Surya. Masalahnya, Rochineng tidak akan nyalon jika Paket Surya lolos, karena sejak awal dia menginginkan tarung head to head melawan incumbent PAS-Sutji.
“Karenanya, ada deal politik, Golkar dan Demokrat masih bersabar menunggu per-kembangan pencalonan Paket Surya di KPU Buleleng. Jika Paket Surya lolos pencalonan, maka KBM akan mendukungnya. Tapi, jika Paket Surya terpental, KBM akan usung Rochineng-Ardiadi,” ungkap sumber terpercaya NusaBali di lingkaran KBM, Selasa kemarin.
Betulkah? Sekretaris DPD II Golkar Buleleng, Nyoman Gede Wandira Adi, menepis isu tersebut. Wandira Adi menegaskan Golkar tidak pasang ‘dua kaki’ untuk pencalonan Paket Surya maupun Rochineng-Ariadi. “Ah, tidak ada itu. Yang jelas, kita tetap mengusung calon ke Pilkada Buleleng 2017. Pokoknya sabar dulu, care omongane (seperti katanya, Red) Gede Prama, Sabarrrr...,” tandas Wandira Adi di Singaraja, Selasa kemarin.
Penegasan senada juga disampaikan Ketua DPD Demokrat Bali, Made Mudarta, yang Selasa kemarin menggadakan rapat internal dengan seluruh anggota Fraksi Demokrat DPRD Buleleng di Singaraja. Mudarta menyebutkan, KBM tetap akan mendeklarasikan paket calon, karena hasil survei kandidat sudah turun.
Hanya saja, karena terbentur libur Galungan dan Idul Adha, maka pertemuan KBM belum bisa dilaksanakan. “Inilah karena terbentur hari raya, makanya kita belum bisa bertemu mematangkan koalisi. Yang jelas, sebelum penutupan pendaftaran calon, kita pasti deklarasikan paket calon,” tegas Mudarta. * k19
1
Komentar