Dukung PDIP di Tabanan-Denpasar-Bangli
Gerindra Belum Mau Gabung Koalisi Golkar di Pilkada
DENPASAR, NusaBali
Gerindra sebagai partai terbesar ketiga di Bali, belum mau masuk koalisi ‘Keroyok PDIP’ yang digalang Golkar-NasDem untuk Pilkada 2020.
Gerindra justru sudah merapat ke barian PDIP untuk Pilkada Tabanan 2020, Pilkada Denpasar 2020, dan Pilkada Bangli 2020. Ketua DPD Gerindra Bali, Ida Bagus Putu Sukarta alias Gus Sukarta, mengatakan partainya memang diundang hadir dalam pertemuan menggalang koalisi ‘Keroyok PDIP’ yang digelar Golkar-NasDem di Kantor Sekretariat DPD Demokrat Bali, Niti Mandala Denpasar, Jumat (5/6) lalu. Namun, DPD Gerindra Bali tidak datang, dengan alasan tak ingin koalisi untuk Pilkada 2020 diselesaikan di tingkat atas.
"Kami bukannya tidak mau datang ke Kantor DPD Demokrat Bali (hadiri undangan Golkar cs, Red). Tapi, kami DPD Gerindra Bali berpandangan koalisi untuk Pilkada 2020 itu lebih baik diselesaikan di bawah (kabupaten/kota), ketimbang nanti krodit di atas," ujar Gus Sukarta kepada NusaBali di Denpasar, Minggu (7/6).
Gus Sukarta beralasan, yang lebih tahu dan paham tentang situasi politik dan peta pertarungan jelang Pilkada 2020 adalah para Ketua DPC Gerindra Kabupaten/Kota, bukan DPD Gerindra Bali. "Mereka yang paham kondisi di lapangan. Kalau kami di DPD Gerindra Provinsi, tinggal menerima kesepakatan di bawah dan menindaklanjuti ke DPP Gerindra untuk dimintakan rekomendasi," beber mantan Wakil Ketua DPRD Bali 2009-2014 dan anggota Fraksi Gerindra DPR RI Dapil Bali 2014-2019 ini.
Disebutkan, dalam Pilkada serentak 6 daerah di Bali, 9 Desember 2020 mendatang, Gerindra cenderung merepat ke PDIP di tiga daerah, yakni Pilkada Tabanan 2020, Pilkada Denpasar 2020, dan Pilkada Bangli 2020. Di Pilkada Tabanan 2020, PDIP akan usung I Komang Gede Sanjaya sebagai Calon Bupati (Cabup). Di Pilkada Denpasar 2020, PDIP usung I Gusti Ngurah Jaya Negara sebagai Calon Walikota (Ca-wali). Sementara di Pilkada Bangli 2020, PDIP usung Sang Nyoman Sedana Arta sebagai Cabup.
Sedangkan di Pilkada Karangasem 2020, Gerindra masuk ke barian Golkar-NasDem yang usung kandidat incumbent I Gusti Ayu Mas Sumatri sebagai Cabup. Sebaliknya, untuk Pilkada Badung 2020 dan Pilkada Jembrana 2020, belum ada arah dukungan karena masih terjadi komunikasi antar elit DPC Partai.
Di Badung dan Jembrana, Gerindra belum putuskan merapat ke barian PDIP atau Golkar-NasDem. Di Pilkada Badung 2020, PDIP akan usung kembali incumbent I Nyoman Giri Prasta sebagai Cabup. Sementatra di Pilkada Jembrana 2020, PDIP usung Made Kembang Hartawan sebagai Cabup.
Gus Sukarta menyebutkan, Gerindra cenderung merapat ke PDIP di sejumlah daerah dalam Pilkada 2020 ini, karena berbagai alasan. Salah satunya, Gerindra sudah gabung dengan Fraksi PDIP di parlemen, seperti DPRD Tabanan. Selain itu, Gerindra merapat ke PDIP juga karena berhitung soal peta politik.
“Di Pilkada Denpasar 2020 dan Pilkada Bangli 2020, Gerindra merapat ke PDIP karena peta politik. Ada hitung-hitungannya itu. Semuanya kita serahkan kepada Ketua DPC Gerindra Kabupaten/Kota untuk berkomunikasi dan memutuskan ke mana arah dukungan," tandas politisi Gerindra asal Griya Buruan, Sanur, Denpasar Selatan uni.
Menurut Gus Sukarta, Gerindra punya strategi berbeda-beda di kabuten/kota. Di samping itu, Gerindra tak mau nantinya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. "Maksud saya, jangan sampai soliditas terganggu gara-gara koalisi Pilkada. Makanya, kita di DPD Gerindra Bali sifatnya menunggu keputusan dari kabupaten/kota. Nanti kita panggil kalau sudah final dan sama-sama bawa keputusannya ke DPP Gerindra," katanya.
Gerindra sendiri tidak bisa mengusung paket calon secara mandiri di Pilkiada 2020 serentak 6 daerah di Bali, karena perolehan kursi parlemen hasil Pileg 2020 tidak memenuhi syarat minimal 20,00 persen suara. Untuk bisa mengusung paloet calon, Gerindra harus berkoalisi dengan partai lainnya di Pilkada 2020.
Di Denpasar, misalnya, Gerindra hanya memiliki 4 kursi DPRD 2019-2024 atau 8,89 persen suara parlemen. Di Badung, Gerindra hanya memiliki 2 kursi DPRD 2019-2024 atau 5,00 persen suara parlemen. Sedangkan di Bangli, Gerindra hanya memiliki 1 kursi DPRD 2019-2024 atau 3,33 persen suara parlemen.
Sementara di Jembrana, Gerindra hanya memiliki 4 kursi DPRD 2019-2024 atau 11,83 persen suara parlemen. Demikian pula di Tabanan, Gerindra hanya memiliki 3 kursi DPRD 2019-2024 atau 7,50 persen suara parlemen. Sebaliknya di Karangasem, Gerindra hanya memiliki 5 kursi DPRD 2019-2024 atau 11,11 persen suara parlemen.
Sementara itu, Ketua DPD I Golkar Bali, I Nyoman Sugawa Korry, sebelumnya menegaskan telah menjajaki koalisi besar dengan Demokrat, Gerindra, Hanura, dan PSI untuk tarung Pilkada 2020 serentak di 6 daerah. Bahkan, koalisi akan ditingkatkan di level parlemen , mulai DPRD Bali sampai DPRD Kabupaten/kota se-Bali.
Artinya, koalisi besar di Pilkada 2020 akan diikuti juga dengan kerjasama melalui kekuatan di level parlemen. "Demokrat, Hanura, dan PSI sudah siap. Gerindra menyusul," ujar Sugawa Korry di Kantor Sekretariat DPD I Golkar Bali, Jalan Surapati 9 Denpasar, Jumat lalu.
Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Minggu kemarin, Ketua Fraksi Gerindra DPRD Bali, I Ketut Juliarta, mengatakan fraksinya tunggu perintah Ketua DPD Gerindra Bali untuk penjajakan koalisi di Pilkada maupun penggalangan kekuatan di parlemen sebagaimana yang dilontarkan Golkar dan NasDem.
"Kalau di DPRD Bali, komunikasi kita selama ini belum ada bicara untuk bekerja sama memenangkan Pilkada 2020. Karena koalisi di kabupaten/kota itu diserahkan kepada teman-teman di daerah. Kami di DPRD Bali menunggu perintah induk partai saja," tegas politisi muda Gerindra asal Banjar Nyamping, Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung ini. *nat
"Kami bukannya tidak mau datang ke Kantor DPD Demokrat Bali (hadiri undangan Golkar cs, Red). Tapi, kami DPD Gerindra Bali berpandangan koalisi untuk Pilkada 2020 itu lebih baik diselesaikan di bawah (kabupaten/kota), ketimbang nanti krodit di atas," ujar Gus Sukarta kepada NusaBali di Denpasar, Minggu (7/6).
Gus Sukarta beralasan, yang lebih tahu dan paham tentang situasi politik dan peta pertarungan jelang Pilkada 2020 adalah para Ketua DPC Gerindra Kabupaten/Kota, bukan DPD Gerindra Bali. "Mereka yang paham kondisi di lapangan. Kalau kami di DPD Gerindra Provinsi, tinggal menerima kesepakatan di bawah dan menindaklanjuti ke DPP Gerindra untuk dimintakan rekomendasi," beber mantan Wakil Ketua DPRD Bali 2009-2014 dan anggota Fraksi Gerindra DPR RI Dapil Bali 2014-2019 ini.
Disebutkan, dalam Pilkada serentak 6 daerah di Bali, 9 Desember 2020 mendatang, Gerindra cenderung merepat ke PDIP di tiga daerah, yakni Pilkada Tabanan 2020, Pilkada Denpasar 2020, dan Pilkada Bangli 2020. Di Pilkada Tabanan 2020, PDIP akan usung I Komang Gede Sanjaya sebagai Calon Bupati (Cabup). Di Pilkada Denpasar 2020, PDIP usung I Gusti Ngurah Jaya Negara sebagai Calon Walikota (Ca-wali). Sementara di Pilkada Bangli 2020, PDIP usung Sang Nyoman Sedana Arta sebagai Cabup.
Sedangkan di Pilkada Karangasem 2020, Gerindra masuk ke barian Golkar-NasDem yang usung kandidat incumbent I Gusti Ayu Mas Sumatri sebagai Cabup. Sebaliknya, untuk Pilkada Badung 2020 dan Pilkada Jembrana 2020, belum ada arah dukungan karena masih terjadi komunikasi antar elit DPC Partai.
Di Badung dan Jembrana, Gerindra belum putuskan merapat ke barian PDIP atau Golkar-NasDem. Di Pilkada Badung 2020, PDIP akan usung kembali incumbent I Nyoman Giri Prasta sebagai Cabup. Sementatra di Pilkada Jembrana 2020, PDIP usung Made Kembang Hartawan sebagai Cabup.
Gus Sukarta menyebutkan, Gerindra cenderung merapat ke PDIP di sejumlah daerah dalam Pilkada 2020 ini, karena berbagai alasan. Salah satunya, Gerindra sudah gabung dengan Fraksi PDIP di parlemen, seperti DPRD Tabanan. Selain itu, Gerindra merapat ke PDIP juga karena berhitung soal peta politik.
“Di Pilkada Denpasar 2020 dan Pilkada Bangli 2020, Gerindra merapat ke PDIP karena peta politik. Ada hitung-hitungannya itu. Semuanya kita serahkan kepada Ketua DPC Gerindra Kabupaten/Kota untuk berkomunikasi dan memutuskan ke mana arah dukungan," tandas politisi Gerindra asal Griya Buruan, Sanur, Denpasar Selatan uni.
Menurut Gus Sukarta, Gerindra punya strategi berbeda-beda di kabuten/kota. Di samping itu, Gerindra tak mau nantinya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. "Maksud saya, jangan sampai soliditas terganggu gara-gara koalisi Pilkada. Makanya, kita di DPD Gerindra Bali sifatnya menunggu keputusan dari kabupaten/kota. Nanti kita panggil kalau sudah final dan sama-sama bawa keputusannya ke DPP Gerindra," katanya.
Gerindra sendiri tidak bisa mengusung paket calon secara mandiri di Pilkiada 2020 serentak 6 daerah di Bali, karena perolehan kursi parlemen hasil Pileg 2020 tidak memenuhi syarat minimal 20,00 persen suara. Untuk bisa mengusung paloet calon, Gerindra harus berkoalisi dengan partai lainnya di Pilkada 2020.
Di Denpasar, misalnya, Gerindra hanya memiliki 4 kursi DPRD 2019-2024 atau 8,89 persen suara parlemen. Di Badung, Gerindra hanya memiliki 2 kursi DPRD 2019-2024 atau 5,00 persen suara parlemen. Sedangkan di Bangli, Gerindra hanya memiliki 1 kursi DPRD 2019-2024 atau 3,33 persen suara parlemen.
Sementara di Jembrana, Gerindra hanya memiliki 4 kursi DPRD 2019-2024 atau 11,83 persen suara parlemen. Demikian pula di Tabanan, Gerindra hanya memiliki 3 kursi DPRD 2019-2024 atau 7,50 persen suara parlemen. Sebaliknya di Karangasem, Gerindra hanya memiliki 5 kursi DPRD 2019-2024 atau 11,11 persen suara parlemen.
Sementara itu, Ketua DPD I Golkar Bali, I Nyoman Sugawa Korry, sebelumnya menegaskan telah menjajaki koalisi besar dengan Demokrat, Gerindra, Hanura, dan PSI untuk tarung Pilkada 2020 serentak di 6 daerah. Bahkan, koalisi akan ditingkatkan di level parlemen , mulai DPRD Bali sampai DPRD Kabupaten/kota se-Bali.
Artinya, koalisi besar di Pilkada 2020 akan diikuti juga dengan kerjasama melalui kekuatan di level parlemen. "Demokrat, Hanura, dan PSI sudah siap. Gerindra menyusul," ujar Sugawa Korry di Kantor Sekretariat DPD I Golkar Bali, Jalan Surapati 9 Denpasar, Jumat lalu.
Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Minggu kemarin, Ketua Fraksi Gerindra DPRD Bali, I Ketut Juliarta, mengatakan fraksinya tunggu perintah Ketua DPD Gerindra Bali untuk penjajakan koalisi di Pilkada maupun penggalangan kekuatan di parlemen sebagaimana yang dilontarkan Golkar dan NasDem.
"Kalau di DPRD Bali, komunikasi kita selama ini belum ada bicara untuk bekerja sama memenangkan Pilkada 2020. Karena koalisi di kabupaten/kota itu diserahkan kepada teman-teman di daerah. Kami di DPRD Bali menunggu perintah induk partai saja," tegas politisi muda Gerindra asal Banjar Nyamping, Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung ini. *nat
1
Komentar