Sapi Berkeliaran di Underpass Dewa Ruci
Telah ada kesepakatan antara pemilik ternak dengan SKPD terkait Pemkab Badung. Jika kedapatan berkeliaran lagi, sapi akan ditembak bius, karena mengganggu keamanan dan ketertiban.
MANGUPURA, NusaBali
Empat ekor sapi berkeliaran masuk jalur berbahaya di underpass kawasan Simpang Dewa Ruci Jalan Bypass Ngurah Rai, Kuta, Badung pada Rabu (14/9) pagi. Kejadian itu dipotret oleh pengguna jalan dan mempostingnya di akun media social. Kejadian itupun menjadi ramai diperbincangkan.
Komandan Regu (Danru) Pol PP BKO Kuta Ketut Soma saat dikonfirmasi, kemarin, mengaku heran, karena kejadian serupa terulang kembali. Ketut Soma mengatakan bahwa pihaknya telah membuat kesepakatan dengan peternak sapi agar sapinya dikandangkan.
“Kami sudah membuat kesepakatan, yang intinya apabila sapi peliharaan mereka dilepasliarkan maka hak kepemilikannya dihapus. Nyatanya peristiwa ini terjadi lagi. Pendekatan, pembinaan bersama dinas dan kepala lingkungan (kaling) sudah kami lakukan terhadap pemilik sapi. Tapi sepertinya tak ada efek untuk peternak kalau melihat kejadian ini,” tuturnya.
Ketut Soma menceritakan peristiwa seperti ini untuk kesekian kalinya terjadi. Dalam penertiban terdahulu pihaknya turun ke lokasi untuk menangkap sapi yang berkeliaran di jalan raya. Saat itu pemilik sapi bersedia untuk mengandangkan sapinya. “Jangan salahkan petugas jika sapi ini nantinya ditangkap dan ditahan. Kesepakatan sudah ada dan sudah diketahui secara bersama. Pemilik sapi tolonglah mengindahkan perjanjian,” tandas Ketut Soma.
Dirinya meminta pemilik sapi tersebut untuk ikut memikirkan dampak dari sapi yang berkeliaran di jalan raya. Karena peristiwa seperti itu sangat mengganggu keamanan, ketertiban, dan kebersihan. “Kalau terjadi insiden tabrakan gara-gara sapi itu siapa yang bertanggungjawab. Jadi mohon pengertiannya,” kata Ketut Soma.
Ketut Soma mengaku ternak sapi yang berkeliaran itu tak hanya milik warga Kuta, tapi ada juga milik warga Denpasar Selatan. Menurutnya ada beberapa peternak yang diketahuinya tinggal di Gelogor Carik. Ke depannya pihaknya akan berkoordinasi dengan DKP Kabupaten Badung untuk bersama-sama mengatasi masalah ini. “Kami menunggu arahan dari Disnakanlut untuk menyikapi hal ini,” ucapnya.
Sementara itu Kadisnakanlut Kabupaten Badung I Made Badra mengaku tak habis pikir dengan kejadian itu. Dikemukakannya, pembinaan dan penegasan sudah dilakukan, namun kenyataannya tak diindahkan oleh pemilik ternak. Dirinya akan berkoordinasi dengan Pol PP untuk mengatasi masalah ini. “Kami akan cek lagi. Jika masih kami temukan sapi berkeliaran, kami langsung tembak bius saja. Karena ini membahayakan dan merusak fasilitas umum,” tuturnya.
Pihaknya telah berkoordinasi dengan Disnakanlut Kota Denpasar untuk mencari solusi bersama, karena sapi-sapi yang berkeliaran itu ada juga yang berasal dari wilayah Denpasar Selatan. * cr64
Komandan Regu (Danru) Pol PP BKO Kuta Ketut Soma saat dikonfirmasi, kemarin, mengaku heran, karena kejadian serupa terulang kembali. Ketut Soma mengatakan bahwa pihaknya telah membuat kesepakatan dengan peternak sapi agar sapinya dikandangkan.
“Kami sudah membuat kesepakatan, yang intinya apabila sapi peliharaan mereka dilepasliarkan maka hak kepemilikannya dihapus. Nyatanya peristiwa ini terjadi lagi. Pendekatan, pembinaan bersama dinas dan kepala lingkungan (kaling) sudah kami lakukan terhadap pemilik sapi. Tapi sepertinya tak ada efek untuk peternak kalau melihat kejadian ini,” tuturnya.
Ketut Soma menceritakan peristiwa seperti ini untuk kesekian kalinya terjadi. Dalam penertiban terdahulu pihaknya turun ke lokasi untuk menangkap sapi yang berkeliaran di jalan raya. Saat itu pemilik sapi bersedia untuk mengandangkan sapinya. “Jangan salahkan petugas jika sapi ini nantinya ditangkap dan ditahan. Kesepakatan sudah ada dan sudah diketahui secara bersama. Pemilik sapi tolonglah mengindahkan perjanjian,” tandas Ketut Soma.
Dirinya meminta pemilik sapi tersebut untuk ikut memikirkan dampak dari sapi yang berkeliaran di jalan raya. Karena peristiwa seperti itu sangat mengganggu keamanan, ketertiban, dan kebersihan. “Kalau terjadi insiden tabrakan gara-gara sapi itu siapa yang bertanggungjawab. Jadi mohon pengertiannya,” kata Ketut Soma.
Ketut Soma mengaku ternak sapi yang berkeliaran itu tak hanya milik warga Kuta, tapi ada juga milik warga Denpasar Selatan. Menurutnya ada beberapa peternak yang diketahuinya tinggal di Gelogor Carik. Ke depannya pihaknya akan berkoordinasi dengan DKP Kabupaten Badung untuk bersama-sama mengatasi masalah ini. “Kami menunggu arahan dari Disnakanlut untuk menyikapi hal ini,” ucapnya.
Sementara itu Kadisnakanlut Kabupaten Badung I Made Badra mengaku tak habis pikir dengan kejadian itu. Dikemukakannya, pembinaan dan penegasan sudah dilakukan, namun kenyataannya tak diindahkan oleh pemilik ternak. Dirinya akan berkoordinasi dengan Pol PP untuk mengatasi masalah ini. “Kami akan cek lagi. Jika masih kami temukan sapi berkeliaran, kami langsung tembak bius saja. Karena ini membahayakan dan merusak fasilitas umum,” tuturnya.
Pihaknya telah berkoordinasi dengan Disnakanlut Kota Denpasar untuk mencari solusi bersama, karena sapi-sapi yang berkeliaran itu ada juga yang berasal dari wilayah Denpasar Selatan. * cr64
Komentar