Pelestari Tanaman Obat Jadi Nominator Penerima Penghargaan Kalpataru 2020
GIANYAR, NusaBali
Tokoh perempuan asal Banjar Tunon, Desa Singakerta, Kecamatan Ubud, Gianyar, Ir Ida Ayu Rusmarini MP, 60, menjadi nominator penerima penghargaan Kalpataru Tahun 2020.
Perempuan yang kesehariannya bekerja di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gianyar ini jadi nominator penerima penghargaan Kalpataru, berkat gerakannya membudidayakan tanaman obat-obatan, tanaman upakara, dan tanaman langka.
Verifikasi dan validasi nominator penghargaan Kalpataru 2020 untuk Ida Ayu Rusmarini ini sudah dilakukan melalui video conference di kediamannya, yakni Aula Puri Damai, Banjar Tunon, Desa Singakerta, Selasa (9/6) siang. Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup Gianyar, I Wayan Jati, mengatakan Ida Ayu Rusmarini masuk sebagai nominator penerima penghargaan Kalpataru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan.
Melalui surat nomor UN.26/KELING/BCA/PSL.3/5/2020, pihak kementerian meminta Dinas Lingkungan Hidup Gianyar untuk memfasilitasi pelaksanaan verifikasi dan validasi nominator penghargaan Kalpataru 2020 lewat video conference. Tim verifikator terdiri dari Ajrun SE, drh Triyaka Lisdianta MSi, Fitri Novitasari SSos MSc, dan Bona Sapril Sinaga SHut.
“Ida Ayu Rusmarini sudah dikenal sebagai pembudidaya tanaman obat-obatan, tanaman upakara, dan tanaman langka sejak 28 tahun silam. Tanaman obat sendiri banyak memiliki manfaat untuk masyarakat, khususnya di Gianyar,” jelas Wayan Jati dalam rilisnya yang diterima NusaBali, Rabu (10/6).
Selain membudidayakan tanaman, kegiatan Ida Ayu Rusmarini juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Pasalnya, Rusmarini membuka lapangan pekerjaan dan mengolah sendiri tanaman obat tersebut di kediamannya di Banjar Tunon, Desa Singakerta. “Kami selaku pemerintah daerah selalu mendorong kegiatan-kegiatan masyarakat yang bersifat positif di bidang pelestarian tanaman, nantinya difasilitasi guna selanjutnya bisa diproduksi dan dipasarkan kepada masyarakat luas,” papar Wayan Jati.
Sementara, Kasi Kerusakan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Gianyar, Ni Made Roti, mengatakan nominasi yang diikuti Ida Ayu Rusmarini dikategorikan dalam pembinaan lingkungan. Awalnya, terdapat 175 orang yang diseleksi dalam kategori pembinaan lingkungan ini. Kemudian, terpilih 20 besar, yang selanjutnya akan diperah lagi menjadi 10 besar untuk menerima penghargaan Kalpataru dalam bidang pembinaan lingkungan hidup se-Indonesia.
Ida Ayu Rusmarini sendiri merupakan Sarjana Pertanian yang penyelesaikan Program Magister Pertanian Lahan Kering di Unud. Perempuan kelahiran Denpasar, 9 November 1960, ini pernah mendapat penghargaan ‘Kehati Award 2012’ kategori Peduli Lestari bersama kelompok Putri Toga Turus Lumbung Puri Damai.
Rusmarini sejak 20 tahun silam sudah mengumpulkan berbagai jenis tanaman di rumahnya. Bukan sekadar menghiasi dan menyejukkan pekarangan rumah, tanaman itu juga digunakan untuk mengobati orang sakit, membangkitkan perekonomian warga, sekaligus mendidik anak-anak.
Rumahnya yang berada di lahan seluas 1 hektare di Banjar Tunon, Desa Singakerta, Kecamatan Ubud dikelilingi sawah. Di areal rumahnya itu terdapat beberapa bangunan, seperti rumah belajar, unit pengolahan tanaman, dan bangunan untuk terapi penyembuhan herbal. Di pekarangan rumahnya terdapat berbagai tanaman obat, seperti cakar ayam, rumput mutiara, dan keladi tikus. Ada pula tanaman untuk sarana upacara agama Hindu, seperti daun sirih, daun puring, dan bunga cempaka. Total ada sekitar 387 jenis tanaman di rumah ibu 3 anak dari pernikahannya I Wayan Damai ini. *nvi
Komentar