Pergerakan Ekonomi di Buleleng Mulai Membaik
Meski pergerakan ekonomi masih menunjukkan deflasi di bulan Mei lalu, namun disebut sudah membaik jika dibandingkan deflasi di bulan April 2020.
SINGARAJA, NusaBali
Pergerakan ekonomi masyarakat Buleleng di tengah pandemi Covid-19 yang belum juga berakhir saat ini menunjukkan grafik peningkatan ke arah yang lebih baik. Menurut data Bagian Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Setda Buleleng, pada bulan Mei lalu Buleleng menunjukkan angka deflasi 0,22 persen, menurun dari deflasi sebelumnya di bulan April yang mencapai 0,32 persen. Pergerakan ekonomi meski masih lamban namun disebut sudah menunjukkan perkembangan yang baik.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Buleleng, Ni Made Rousmini, Kamis (11/6) menjelaskan, pada bulan Mei dengan angka deflasi menurun dari bulan sebelumnya merupakan pergerakan cukup baik di masa pandemi saat ini. Meski diakui olehnya deflasi masih terjadi karena lambannya pergerakan ekonomi akibat daya beli masyarakat menurun. “Bulan Mei kemarin masih deflasi tetapi sudah bergerak lebih baik dari bulan lalu. Sudah mulai masyarakat membeli berbagai keperluan sehari-harinya,” kata dia.
Mantan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Buleleng ini mengatakan Buleleng masih mengalami deflasi cukup tinggi karena banyak warganya masih menikmati hasil pemanfaatan pekarangan rumahnya untuk menanam berbagai macam sayuran. Seperti cabai dan sayur mayur, sehingga untuk kebutuhan tersebut mereka tidak membelinya di pasar atau warung kelontong.
Rousmini pun berharap pergerakan perekonomian ke arah yang lebih baik meski perlahan terus terjaga, sehingga kekhawatiran terhadap daya beli masyarakat yang terus menurun dapat teratasi. Dari analisa Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Buleleng, Deflasi sebesar 0,22 persen di bulan Mei penyumbang terbesarnya dari sektor bahan pangan dan emas. Seperti cabai rawit, canang sari, abai merah, telur ayam, bawang putih, tomat, apel dan juga emas.
Namun secara nasional yang juga mengalami deflasi 0,07 persen dipengaruhi sektor makanan, perumahan, perlengkapan rumah tangga hingga informasi komunikasi. Rousmini pun berharap situasi saat ini dapat kembali normal seiring dibukanya new normal nanti oleh pemerintah.*k23
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Buleleng, Ni Made Rousmini, Kamis (11/6) menjelaskan, pada bulan Mei dengan angka deflasi menurun dari bulan sebelumnya merupakan pergerakan cukup baik di masa pandemi saat ini. Meski diakui olehnya deflasi masih terjadi karena lambannya pergerakan ekonomi akibat daya beli masyarakat menurun. “Bulan Mei kemarin masih deflasi tetapi sudah bergerak lebih baik dari bulan lalu. Sudah mulai masyarakat membeli berbagai keperluan sehari-harinya,” kata dia.
Mantan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Buleleng ini mengatakan Buleleng masih mengalami deflasi cukup tinggi karena banyak warganya masih menikmati hasil pemanfaatan pekarangan rumahnya untuk menanam berbagai macam sayuran. Seperti cabai dan sayur mayur, sehingga untuk kebutuhan tersebut mereka tidak membelinya di pasar atau warung kelontong.
Rousmini pun berharap pergerakan perekonomian ke arah yang lebih baik meski perlahan terus terjaga, sehingga kekhawatiran terhadap daya beli masyarakat yang terus menurun dapat teratasi. Dari analisa Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Buleleng, Deflasi sebesar 0,22 persen di bulan Mei penyumbang terbesarnya dari sektor bahan pangan dan emas. Seperti cabai rawit, canang sari, abai merah, telur ayam, bawang putih, tomat, apel dan juga emas.
Namun secara nasional yang juga mengalami deflasi 0,07 persen dipengaruhi sektor makanan, perumahan, perlengkapan rumah tangga hingga informasi komunikasi. Rousmini pun berharap situasi saat ini dapat kembali normal seiring dibukanya new normal nanti oleh pemerintah.*k23
Komentar